Menulislah sesuai kemampuanmu

Selasa, 22 April 2014

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN (FAHMUL MAQRU’) MELALUI METODE PQ4R



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN (FAHMUL MAQRU’) MELALUI METODE PQ4R
(Aplikasi Cooperatif Learning terhadap  Siswa Kelas VIII A MTs Surya Buana Malang)
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang)

A.    Latar Balakang
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam penggunaan bahasa sebgai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkkan  bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa aspek.[1]
Pengajaran membaca perlu memperoleh perhatian serius, dan wacana membaca tidak boleh hanya dipandang sebagai batu loncatan bagi aktifitas berbicara dan menulis semata. Tujuan pengjaran membaca, sebagaimana kita ketahui, adalah mengembangkan kemampuan membaca siswa. Dengan demikian adalah tugas guru untuk meyakinkan bahwa proses pembelajaran membaca menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.
Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan terhadap kererampilan membaca. Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah suatu kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang yang lebih tinggi, membaca bukan sekedar memahami lambing-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987)
Lebih dari itu, Tulalessy (1995) berpendapat bahwa membaca mahir (avented reading) harus mulai diajarkan pada kelas 1 SLTP sehingga siswa bisa menuju pada membaca di seberang garis (reading Beyond the lines). Hal ini perlu diterapkan sejak awal karena akan mempengaruhi keberhasilan keterampilan membaca selanjutnya. Dan sangat memberikan kontribusi bertambahnya informasi.
MTs Surya Buana merupakan sekolah yang berbasis pesantren, karena sebagian besar peserta didik sambil nyantri disana. Untuk lingkungan berbahasa sangat mendukung karena banyaknya mufrodat yang diberikan setiap harinya. Namun, hal ini belum menjamin akan keberhasilan dalam keterampilan membaca, terutama membaca pemahaman. Banyak dari mereka yang masih lemah akan membaca pemahaman (fahmul maqru’).
Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti akan menggunakan metode PQ4R dalam pembelajaran keterampilan membaca (maharoh qiro’ah). Yang mana metode ini cocok untuk keterampilan membaca dalam hati untuk memahami teks bacaan. Dengan demikian peneliti akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di MTs Surya Buana dengan judul UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN (FAHMUL MAQRU’) MELALUI METODE PQ4R (Aplikasi Cooperatif Learning terhadap  Siswa Kelas VIII A MTs Surya Buana  Malang)

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dirumuskan adalah:
1.      Bagaimana penerapan metode PQ4R dalam upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di Kelas VIII MTs Surya Buana Malang?
2.      Bagaimana efektifitas penerapan metode PQ4R dalam upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di Kelas VIII MTs Surya Buana Malang?

C.    Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, metode PQ4R sebagai alternatife untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, khususnya yang terjadi di kelas VIII MTs Surya Buana Malang yang mana sebagian besar dari mereka kurang faham dengan apa yang mereka baca.

D.    Hipotesis Tindakan
Metode PQ4R yang merupakan pengembangan dari pembelajaran kooperatif, dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di Kelas VIII MTs Surya Buana Malang.


E.     Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan rumusan masakah diatas, tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
1.      Mendeskripsikan penerapan metode PQ4R dalam upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di Kelas VIII MTs Surya Buana Malang.
2.      Memaparkan efektifitas penerapan metode PQ4R dalam upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di Kelas VIII MTs Surya Buana Malang.

F.     Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas ini bermanfaat sebagai berikut:
1.      Manfaat secara teoritis, yaitu dengan penerapan metode PQ4R ini dapat meningkatkan dan merevolusi metodepembelajaran, dalam bidang kebahasaan khususnya.
2.      Manfaat secara Praktis, yaitu:
a.       Bagi peneliti, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan inspirasi bahwa dalam mengajar membutuhkan kreatifitas yang melibatkan siswa secara langsung sehingga pemebelajaran bisa berlangsung secara efektif.
b.      Bagi guru, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan apabila penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar, terutama pada guru Bahasa Arab khususnya.
c.       Bagi siswa, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat membuat siswa lebih bebas mengekpresikan dirinya dalam mengutarakan pendapatnya karena mereka akan berfikir kritis terhadap apa yang telah dibacanya, menjadikan pembelajaran lebih efektif karena semua siswa bisa berpartisipasi lebih aktif.

G.    Kajian Teori
1.      Metode Pembelajaran
a)      Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.[2]
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran daapt diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya penggunaan metode ceramah dalam kelas yang jumlah siswa yang relative banyak membutuhkan teknk tersendiri, yang tentunya  secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula denagn penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas  yang siswanya tergolong aktif dengan kelas siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koriidor metode yang sama.[3]

b)      Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang cukup berhasil pada kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua Siswa berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.[4]
Strategi pembelajaran kooperatif  merupakan satu proses pembelajaran yang menggunakan kumpulan-kumpulan kecil pelajar bagi member peluang pelajar berinteraksi sesama mereka di dalam proses pembelajaran. Slavin (1990) berpendapat rasional bahwa pembelajaran kooperatif adalah pelajar akan bersedia membantu rekan sekumpulan sekiranya mereka ingin kumpulan mereka berjaya. Selain dari pada itu, rekan sebaya dikatakan berupaya menggunakan bahasa yang mudah difahami pelajar semasa menerangkan konsep yang sukar.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1.    Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
2.    Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
3.    Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :
Fase
Indikator
Aktivitas Guru
1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien
4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok.

Semua anggota kelompok berusaha untuk saling menguntungkan sehingga semua anggota kelompok bisa:
1.        Merasakan keuntungan dari setiap usaha teman lainnya. (Kesuksesan Anda bermanfaat bagi saya dan keberhasilan saya bermanfaat untuk Anda.)
2.        Menyadari bahwa semua anggota kelompok mempunyai nasib yang sama. (Tenggelam atau mengapung kita bersama).
3.        Tahu bahwa prestasi seseorang ditentukan oleh orang lain dalam satu kelompok. (Kami tidak dapat melakukannya tanpa Anda.)
4.        Merasa bangga dan merayakan bersama ketika salah satu anggota kelompok mendapatkan keberhasilan (Kami semua merasa sukses atas kesuksesan anda.
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1.       Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama
2.       Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
3.       Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
4.       Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Pembelajaran kooperatif  akan berkesan apabila mempunyai tiga ciri berikut: ganjaran kumpulan, tanggung jawab individu dan peluang yang sama untuk berjaya. Pelajar akan diberikan ganjaran apabila kumpulan mereka mencapai sesuatu kriteria tanpa ada sebarang persaingan antara sesame kumpulan. Ganjaran menjadikan pelajar lebih bermotivasi untuk melibatkan diri dalam aktivitas kumpulan.
Tanggungjawab individu bermaksud semua ahli kumpulan bertanggungjawab menentukan kejayaan sesuatu kumpulan. Dengan kata lain sesuatu kumpulan tidak dapat berjaya dengan usaha individu tertentu saja. Ini akan mendorong pelajar membimbing rekan-rekan sekumpulan dan semua ahli bertanggungjawab menguasai pelajaran.



c)      Metode PQ4R
Pengalaman awal bisa dibangun melalui aktifitas membaca. Dengan kegiatan ini peserta didik akan memiliki  stock of knowledge. Metode  yang dapat dikembangkan agar membaca efektif adalah PQ4R.
Seperti namanya PQ4R, kegiatan ini diawali dengan “P” yang berarti Preview. Fokus preview adalah peserta didik menemukan ide-ide pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan. Pelacakan ide pokok dilakukan denagn membiasakan peserta didik membaca selintas dan cepat bahan bacaan. Bagian-bagian yang bisa dibaca missal bab pengantar, daftar isi, topic maupun sub topic, judul dan sub judul, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Penelusuran ide pokok dapat juga dilakukan dengan membaca satu atau dua kalimat setiap halaman dengan cepat. Singkatnya melalui preview  peserta didik telah mempunyai gambaran mengenai hal yang dipelajari.
Langkah berikutanya adalah “Q” yang berarti Question atau bertanya. Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk dirinya sendiri. Pertanyaan dapat dikembangkan dari yang sederhana menuju pertanyaan yang kompleks. Pertanyaan itu meliputi apa, siapa, dimana, kapan, memgapa dan bagaimana atau 5W dan 1H.
Setelah pertanyaan-pertanyaan dirumuskan, selanjutnya peserta didik membaca atau “R” yang berarti Read secara detail dari bahan bacaan yang dipelajarinya. Pada tahap ini peserta didik diarahkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang telah dirumuskan.
Selama membaca peserta didik harus melakukan refleksi atau “R” berarti Reflect. Selama membaca mereka tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, namun terpenting adalah mereka berdialog dengan apa yang dibacanya, mereka mencoba memahami apa yang dibacanya. Caaranya, 1) menghubungkan apa yang sudah dibacanya dengan hal-al yang sudah diketahui sebelumnya, 2) mengaitkan sub-subtopik didalam teks dengan konsep-konsep, 3) mengaitkan hal yang dibacanya dengan kenyataan yang dihadapinya.
“R” yang berarti Recite adalah langkah berikutnya. Pada tahap ini peserta didik diminta merenungkan kembali informasi yang telah dipelajari. Terpenting dalam membawakan kembali apa yang telah dibaca dan dipahami oleh peserta didik adalah mereka mampu merumuskan konsep-konsep, menjelaskan hubungan aantar konsep tersebut dan mengartikulasikan pokok-pokok penting yang telah dibacanya dengan redaksinya sendiri.
Langkah terakhir adalah peserta didik diminta membuat rangkuman atau merumuskan inti sari dari bahan yang telah dibacanya. Terpenting dalam tahap ini peserta didik mampu merumuskan kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukannya. Langkah tersebut dinamakan “R’ yang berarti Review.[5]
2.      Keterampilan Membaca
a)      Pengertian Membaca
Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan membacakan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan dengan berbicara dab menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/ cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972: 209 -210).[6]
b)      Tujuan membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning)  erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Berikut adalah hal-hal penting dalam tujuan membaca:
1)      Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut dengan membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts)
2)      Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
3)      Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading foe sequence or organization)
4)      Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada yang membaca. Ini disebut membaca yang menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference)
5)      Membantu untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify)
6)      Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti tokoh. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate)
7)      Membavca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya  berbeda dari kehidupan yang kita kenal. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast)
c)      Macam-macam membaca
Keterampilan membaca secara garis besar terbagi menjadi dalam dua bagian . pertama, membaca nyaring dalam bahasa arab yang biasa dikenal dengan sebutan al-qiro’ah jahriyah dan yang kedua, membaca diam atau al qiro’ah al shomitah. Membaca nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau menyuarakan simbolsimbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Tujuan membaca nyaring adalah agar para pelajar mampu  melafalakan bacaan dengan baik sesuai dengan system bunyi dalam bahasa arab.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari membaca nyaring menurut Nababan (1993: 163): (1) menambah kepercayaan diri siswa; (2) kesalahan-kesalahan dalam lafal dapat segera diperbaiki guru; (3) memperkuat disiplin dalam kelas, karena pelajar berperan secara aktif; (4) memberi kesempatan kepada pelajar untuk menghubungak lafal dengan tulisan; (5) melatih pelajar untuk membaca dalam kelompok-kelompok.
Membaca diam atau membaca dalam hatiyang biasanya dikenal dengan membaca pemahaman, yaitu membaca dengan tidak melafalkan symbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kaliamat yang dibaca, melainkan mengandalkan kecermatan eksplorasi visual. Tujuan membaca dalam hati adalah penguasaan isi bacaan atau memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan dalam waktu yang cepat.
d)     Aspek-aspek membaca
Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
1)      Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:
a.       Pengenalan bentuk huruf
b.      Pengenalan unsure-unsur linguistic (fonem/grafem, grafem, kata, frase, pola klausa, kaliamt dan lain-lain)
c.       Pengenalan hubungan /korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”
d.      Kecepatan membaca ke taraf lambat
2)      Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini meliputi:
a.       Memahami pengertian sederhana (leksial, gramatikal, retorikal)
b.      Memahami signifikansi atau makna( antara lain maksud dan tujaun pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan dan rekasi membaca)
c.       Evaluasi dan penilaian (isi dan bentuk)
d.      Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
(Broughton (et al) 1978:211)
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampailan mekanis (mechanical skills) tersebut, aktifitas yang paling sesuai adalah membaca menyaring, membaca bersuara (atau reading alaoud; oral reading). Untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills),  yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat pula dibagi atas:[7]
a)      Membaca ekstensif (exstensive reading)
b)      Membaca intensif (intensive reading)
Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula:
1)   Membaca survei (survey reading)
2)   Membaca sekilas (skimming)
3)   Membaca dangkal (superficial reading)
Sedangkan, membaca intensif dapat pula dibagi atas:
1)   Membaca telaah isi (content study reading),  yang mencakup pula:
(a)    Membaca teliti (close reading)
(b)   Membaca pemahaman (comprehensive reading)
(c)    Membaca kritis (critical reading)
(d)    Membaca reading (reading for ideas)
2)   Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup pula:
(a)    Membaca bahasa asing (foreign language reading)
(b)    Membaca sastra (literary reading)
e)      Mengembangkan keterampilan membaca
Dalam mengembangkan serta meningkatkan keterampilan membaca para pelajar, sang guru mempunyai tanggung jawab berat, paling sedikit meliputi eman hal utama yaitu:
1)      Memperluas pengalaman para pelajar sehingga mereka akan memahami keadaan dan seluk beluk kebudayaan.
2)      Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna kata-kata baru.
3)      Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambing atau symbol.
4)      Membantu para pelajar memahami struktur-struktur (termasuk struktur kalimat yang biasanya tidak begitu mudah bagi  para pelajar  bahasa)
5)      Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman kepada para pelajar.
6)      Membantu para pelajar untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca.

H.    Metode Penelitian
1.      Setting Penelitian
a)    Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs Surya Buana kelas Jalan Simpang Gajayana VI/631, Lowokwaru Malang.


b)   Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakasanakan pada tahun ajaran baru 2011/2012, yaitu bulan Juli sampai Agustus 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar-mengajar yang efektif di kelas.
c)    Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Arab Maharah Qiro’ah  menggunakan aplikasi Cooperative Learning yaitu dengan metode PQ4R.

2.      Persiapan Penelitian
Dalam pelaksanaan PTK peneliti akan melaksanakan tindakan-tindakan, yaitu:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat silabus
c. Mengumpulkan referensi untuk pembuatan materi PTK
d. Menyiapkan metode PQ4R yang akan diterapkan

3.      Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-A yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 23 siswi dan 17 siswa.

4.      Sumber Data
(1) Siswa
     Untuk mendapatkan informasi data yang berhubungan dengan hasil belajar dan aktifitas dalam proses belajar mengajar khususnya dalam maharoh kalam.
            (2) Guru
                 Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya maharah kalam serta strategi apa yang dipakai oleh guru dalam pembelajaran kalam.




            (3) Kolaborator
    Kolaborator yang dimaksud adalah guru bahasa Arab yang tidak mengajar di kelas VIII-A, guna untuk mengetahui tentang metode apa yang digunakan oleh guru tersebut dalam maharah qiro’ah.

5.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik yang dialkukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
a)  Observasi
            Sebelum peneliti melaksanakan PTK dengan mengambil judul ini peneliti melakukan observasi sebulan sebelumnya, mulai dari lokasi hingga proses pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung di MTs Surya Buana Malang.
c)    Wawancara
Obyek dalam penelitian ini yang akan diwawancarai adalah guru, siswa, dan kolaborator, untuk menetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab, diantaranya metode pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan maupun hasil belajar siswa kelas VIII-A MTs Surya Buana Malang
d)    Tes
            Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi pre tes dan pos tes. Pre tes ini berguna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca pemahanman (fahmul maqru’) bahasa Arab sebelum dilakukan penelitian yang diberikan di awal pembelajaran pada masing-masing siklus, begitu juga pos tes berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan setelah diterapkannya metode PQ4R dalam proses pembelajaran bahasa Arab pada masing-masing siklus.          .
d)  Catatan Observasi
Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan keterampilan kooperatif siswa.[8] Catatan ini sangat membantu dalam menganalisis hasil peningkatan keaktifan siswa dalam berbicara. Sehingga data tidak bersal dari hasil pre-tes dan pos-tes saja. Peneliti akan mencatat perkembangan aktifitas siswa baik dalam aktifitas proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar mengajar.



6.      Analisis Data
Analisis data ialah proses pengorganisasian data ke dalam pola kategori. [9] Data dianalisa bersama mitra kolaborasi sejak penelitian dimulai, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Teknik analisa yang digunakan adalah model alur, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Milles dan Huberman, 1989). [10] Sedangkan hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa. [11] Analisis data dilakukan sejak awal, mulai tahap pre- tes hingga tahap pos-tes. Selain itu, peneliti juga menganalisis faktor pendukung lain berupa situasi dan suasana kelas, interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa.
Penelitian tindakan yang dilakukan peneliti, meliputi dua data yaitu: data kualitatif dan dat kuantitatif. Pertama, data yang bersifat kualitatif terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif. Tahapan teknis analisis deskriptif, yaitu:[12]
1)    Reduksi data, dengan memilah-milah data mana saja yang sekiranya bermanfaat dan mana yang diabaikan, sehingga data yang terkumpul dapat memberiakn informasi yang bermakna.
2)    Memaparkan dat bisa ditampilkan dalam bentuk narasi, grafik, table untuk menguraikan informasi tentang sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang satu dengan yang lain.
3)    Menyimpulkan, yaitu menarik intisari atas sajian data dalam bentuk pemaparan yang singkat dan padat.
Kedua, data yang bersifat kuantitatif yang didapatkan dari hasil pembelajaran yang dapat diketahui peningkatannya melaui skor dasar dengan nilai-nilai kuis dan untuk peningkatan jasil belajar yang di dasarkan pada lembar observasi diketahui melalui rumus:
               post rate – base rate
  P =                                            x 100 %
                      base rate

Keterangan :
P = persentase peningkatan
Post rate = nilai rata-rata sesudah tindakan
Base rate = nilai rata-rata sebelum tindakan

7.      Jadwal Kegiatan
Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
No
Jenis Kegiatan
Bulan/ minggu ke-
Juni
Juli
Agustus
1.
Penyusunan proposal
Ö
Ö








2.
Pelaksanaan siklus 1


Ö







3.
Analisis data



Ö






4.
Pelaksanaan siklus 2




Ö





5.
Analisis data





Ö




6.
Penyusunan laporan






Ö
Ö


7.
Seminar hasil PTK








Ö

8.
Perbaikan dan penggandaan laporan PTK









Ö
















DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:  Yrama Widya.
Effendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab .Malang: Misykat.
.
Hanafiah dkk. 2009. Konsep strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Hamid, M. Abdul, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab.  Malang; UIN Press.
Iskandarwassid dan. Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajarn Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi aksara.

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP.
Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi aksara.
Suprijono, Agus. 2009.  Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Jakarta: Pustaka Belajar.
Susilo. 2007. Panduan PTK. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. 
http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/. (diakses pada tanggal 21 Juni 2011)
.


[1]  Masnur Muslich. Melaksanakan PTK itu Mudah. (Jakarta: Bumi aksara. 2009). Halm. 269
[2] Ahmad Fuad Effendy. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab .(Malang: Misykat. 2009). Halm. 8
[3] Kokom Komalasari. Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi. (Bandung: Refika Aditama. 2010). Halm. 56
[5]  Agus Suprijono. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009). Halm. 103-104.
[6]  Henry Guntur Tarigan. Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.( Bandung: Angkasa. 2008).  Halm. 7
[7]  Henry Guntur Tarigan. Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.( Bandung: Angkasa. 2008). Halm. 13
[8]   Zainal Aqib. Penelitian Tindakan Kelas. ( Bandung:  Yrama Widya. 2009). Halm.108
[9]   Supardi. Penelitian Tindakan Kelas.(Jakarta: Bumi aksara. 2008). Halm. 103
[10]   Zainal Aqib. Ibid 106
         [11]  Zainal Aqib. Ibid 136

[12]  Susilo. Panduan PTK. (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. 2007) Halm.12-13

2 komentar:

  1. mantap nih tulisan nya boleh sharing nih mbak

    BalasHapus
  2. izin copy ya, kebetulan saya sedang menenliti keterampilan membaca, jazakillah khoer

    BalasHapus