PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN (FAHMUL
MAQRU’) MELALUI METODE PQ4R
(Aplikasi Cooperatif
Learning terhadap Siswa Kelas VIII A MTs Surya Buana Malang)
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang)
A.
Latar Balakang
Berbahasa pada dasarnya
adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa.
Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam
proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara karakteristik, keempat
keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam penggunaan bahasa sebgai proses
komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini
menunjukkkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan
dari beberapa aspek.[1]
Pengajaran membaca perlu
memperoleh perhatian serius, dan wacana membaca tidak boleh hanya dipandang
sebagai batu loncatan bagi aktifitas berbicara dan menulis semata. Tujuan
pengjaran membaca, sebagaimana kita ketahui, adalah mengembangkan kemampuan
membaca siswa. Dengan demikian adalah tugas guru untuk meyakinkan bahwa proses
pembelajaran membaca menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.
Keterampilan membaca selalu
ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya
penguasaan terhadap kererampilan membaca. Membaca, terutama membaca pemahaman
bukanlah suatu kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang yang lebih
tinggi, membaca bukan sekedar memahami lambing-lambang tertulis, melainkan pula
memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang
ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara
bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987)
Lebih dari itu, Tulalessy
(1995) berpendapat bahwa membaca mahir (avented reading) harus mulai
diajarkan pada kelas 1 SLTP sehingga siswa bisa menuju pada membaca di seberang
garis (reading Beyond the lines). Hal ini perlu diterapkan sejak awal karena
akan mempengaruhi keberhasilan keterampilan membaca selanjutnya. Dan sangat
memberikan kontribusi bertambahnya informasi.
MTs Surya Buana merupakan
sekolah yang berbasis pesantren, karena sebagian besar peserta didik sambil
nyantri disana. Untuk lingkungan berbahasa sangat mendukung karena banyaknya
mufrodat yang diberikan setiap harinya. Namun, hal ini belum menjamin akan
keberhasilan dalam keterampilan membaca, terutama membaca pemahaman. Banyak
dari mereka yang masih lemah akan membaca pemahaman (fahmul maqru’).
Oleh karena itu, untuk mengatasi
kesulitan tersebut, peneliti akan menggunakan metode PQ4R dalam pembelajaran keterampilan membaca (maharoh
qiro’ah). Yang mana metode ini cocok untuk keterampilan membaca dalam hati
untuk memahami teks bacaan. Dengan demikian
peneliti akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di MTs Surya Buana dengan
judul UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN
MEMBACA PEMAHAMAN (FAHMUL MAQRU’) MELALUI METODE PQ4R (Aplikasi Cooperatif
Learning terhadap Siswa Kelas VIII A
MTs Surya Buana Malang)
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas,
permasalahan yang dirumuskan adalah:
1.
Bagaimana penerapan metode PQ4R dalam upaya
peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di Kelas VIII
MTs Surya Buana Malang?
2.
Bagaimana efektifitas penerapan metode PQ4R
dalam upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di
Kelas VIII MTs Surya Buana Malang?
C.
Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, metode PQ4R sebagai alternatife untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman, khususnya yang terjadi di kelas VIII MTs Surya Buana Malang yang
mana sebagian besar dari mereka kurang faham dengan apa yang mereka baca.
D.
Hipotesis Tindakan
Metode PQ4R yang merupakan
pengembangan dari pembelajaran kooperatif, dapat meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di Kelas VIII MTs Surya Buana Malang.
E.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan rumusan masakah diatas, tujuan
Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan penerapan metode PQ4R dalam
upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di
Kelas VIII MTs Surya Buana Malang.
2.
Memaparkan efektifitas penerapan metode PQ4R
dalam upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman (Fahmul Maqru’) di
Kelas VIII MTs Surya Buana Malang.
F.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
Tindakan Kelas ini bermanfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat
secara teoritis, yaitu dengan penerapan metode
PQ4R ini dapat meningkatkan dan merevolusi metodepembelajaran, dalam
bidang kebahasaan khususnya.
2.
Manfaat
secara Praktis, yaitu:
a.
Bagi
peneliti, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan inspirasi bahwa dalam
mengajar membutuhkan kreatifitas yang melibatkan siswa secara langsung sehingga
pemebelajaran bisa berlangsung secara efektif.
b.
Bagi
guru, Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan
apabila penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar, terutama pada guru
Bahasa Arab khususnya.
c. Bagi siswa, Penelitian Tindakan Kelas
ini dapat membuat siswa lebih bebas mengekpresikan dirinya dalam mengutarakan
pendapatnya karena mereka akan berfikir kritis terhadap apa yang telah
dibacanya, menjadikan pembelajaran lebih efektif karena semua siswa bisa
berpartisipasi lebih aktif.
G.
Kajian Teori
1.
Metode Pembelajaran
a)
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah rencana
menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang
ditentukan.[2]
Metode pembelajaran
dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik
pembelajaran daapt diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya penggunaan metode
ceramah dalam kelas yang jumlah siswa yang relative banyak membutuhkan teknk
tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula denagn penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini guru dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koriidor metode yang sama.[3]
b)
Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning)
Cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang
cukup berhasil pada kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap kelompok
tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan, melakukan
berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi
pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab
untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan
rekan belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua Siswa
berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan melengkapinya.[4]
Strategi pembelajaran
kooperatif merupakan satu proses pembelajaran yang
menggunakan kumpulan-kumpulan kecil pelajar bagi member peluang pelajar
berinteraksi sesama mereka di dalam proses pembelajaran. Slavin (1990)
berpendapat rasional bahwa pembelajaran kooperatif adalah pelajar akan bersedia membantu rekan sekumpulan sekiranya mereka
ingin kumpulan mereka berjaya. Selain dari pada itu, rekan sebaya dikatakan
berupaya menggunakan bahasa yang mudah difahami pelajar semasa menerangkan
konsep yang sukar.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1.
Hasil belajar akademik , yaitu untuk
meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini
dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
2.
Penerimaan terhadap keragaman, yaitu
agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar
belakang.
3.
Pengembangan keterampilan sosial,
yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya: berbagi tugas,
aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :
Fase
|
Indikator
|
Aktivitas Guru
|
1
|
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa
|
2
|
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien
|
4
|
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
6
|
Memberikan
penghargaan
|
Guru
mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu
maupun kelompok.
|
Semua anggota kelompok berusaha untuk saling
menguntungkan sehingga semua anggota kelompok bisa:
1.
Merasakan keuntungan dari setiap
usaha teman lainnya. (Kesuksesan Anda bermanfaat bagi saya dan keberhasilan
saya bermanfaat untuk Anda.)
2.
Menyadari bahwa semua anggota
kelompok mempunyai nasib yang sama. (Tenggelam atau mengapung kita bersama).
3.
Tahu bahwa prestasi seseorang
ditentukan oleh orang lain dalam satu kelompok. (Kami tidak dapat melakukannya
tanpa Anda.)
4.
Merasa bangga dan merayakan bersama
ketika salah satu anggota kelompok mendapatkan keberhasilan (Kami semua merasa sukses
atas kesuksesan anda.
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1.
Untuk memuntaskan materi belajarnya,
siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama
2.
Kelompok dibentuk dari siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
3.
Jika dalam kelas terdapat
siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka
diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
4.
Penghargaan lebih diutamakan pada
kerja kelompok daripada perorangan.
Pembelajaran kooperatif akan berkesan apabila mempunyai
tiga ciri berikut: ganjaran kumpulan, tanggung jawab individu dan peluang yang
sama untuk berjaya. Pelajar akan diberikan ganjaran apabila kumpulan mereka
mencapai sesuatu kriteria tanpa ada sebarang persaingan antara sesame kumpulan.
Ganjaran menjadikan pelajar lebih bermotivasi untuk melibatkan diri dalam
aktivitas kumpulan.
Tanggungjawab
individu bermaksud semua ahli kumpulan bertanggungjawab menentukan kejayaan
sesuatu kumpulan. Dengan kata lain sesuatu kumpulan tidak dapat berjaya dengan
usaha individu tertentu saja. Ini akan mendorong pelajar membimbing rekan-rekan
sekumpulan dan semua ahli bertanggungjawab menguasai pelajaran.
c)
Metode PQ4R
Pengalaman awal bisa
dibangun melalui aktifitas membaca. Dengan kegiatan ini peserta didik akan memiliki
stock of knowledge. Metode yang dapat dikembangkan agar membaca efektif
adalah PQ4R.
Seperti namanya PQ4R,
kegiatan ini diawali dengan “P” yang berarti Preview. Fokus preview
adalah peserta didik menemukan ide-ide pokok yang dikembangkan dalam bahan
bacaan. Pelacakan ide pokok dilakukan denagn membiasakan peserta didik membaca
selintas dan cepat bahan bacaan. Bagian-bagian yang bisa dibaca missal bab
pengantar, daftar isi, topic maupun sub topic, judul dan sub judul, atau
ringkasan pada akhir suatu bab. Penelusuran ide pokok dapat juga dilakukan
dengan membaca satu atau dua kalimat setiap halaman dengan cepat. Singkatnya
melalui preview peserta didik
telah mempunyai gambaran mengenai hal yang dipelajari.
Langkah berikutanya adalah
“Q” yang berarti Question atau bertanya. Peserta didik merumuskan
pertanyaan-pertanyaan untuk dirinya sendiri. Pertanyaan dapat dikembangkan dari
yang sederhana menuju pertanyaan yang kompleks. Pertanyaan itu meliputi apa,
siapa, dimana, kapan, memgapa dan bagaimana atau 5W dan 1H.
Setelah
pertanyaan-pertanyaan dirumuskan, selanjutnya peserta didik membaca atau “R”
yang berarti Read secara detail dari bahan bacaan yang dipelajarinya.
Pada tahap ini peserta didik diarahkan mencari jawaban terhadap semua
pertanyaan yang telah dirumuskan.
Selama membaca peserta didik
harus melakukan refleksi atau “R” berarti Reflect. Selama membaca mereka
tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, namun terpenting adalah mereka
berdialog dengan apa yang dibacanya, mereka mencoba memahami apa yang
dibacanya. Caaranya, 1) menghubungkan apa yang sudah dibacanya dengan hal-al
yang sudah diketahui sebelumnya, 2) mengaitkan sub-subtopik didalam teks dengan
konsep-konsep, 3) mengaitkan hal yang dibacanya dengan kenyataan yang
dihadapinya.
“R” yang berarti Recite adalah
langkah berikutnya. Pada tahap ini peserta didik diminta merenungkan kembali
informasi yang telah dipelajari. Terpenting dalam membawakan kembali apa yang
telah dibaca dan dipahami oleh peserta didik adalah mereka mampu merumuskan
konsep-konsep, menjelaskan hubungan aantar konsep tersebut dan
mengartikulasikan pokok-pokok penting yang telah dibacanya dengan redaksinya
sendiri.
Langkah terakhir adalah
peserta didik diminta membuat rangkuman atau merumuskan inti sari dari bahan
yang telah dibacanya. Terpenting dalam tahap ini peserta didik mampu merumuskan
kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukannya.
Langkah tersebut dinamakan “R’ yang berarti Review.[5]
2.
Keterampilan Membaca
a)
Pengertian Membaca
Dari segi linguistik membaca
adalah suatu proses penyandian kembali dan membacakan sandi (a recording and
decoding prosess), berlainan dengan dengan berbicara dab menulis yang
justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna
bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/
cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972: 209 -210).[6]
b)
Tujuan membaca
Tujuan utama dalam membaca
adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna
bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan,
atau intensif kita dalam membaca. Berikut adalah hal-hal penting dalam tujuan
membaca:
1)
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh. Membaca
seperti ini disebut dengan membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau
fakta-fakta (reading for details or facts)
2)
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan
topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita dan
merangkumkan hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
3)
Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa
yang terjadi pada setiap bagian cerita. Ini disebut membaca untuk mengetahui
urutan atau susunan, organisasi cerita (reading foe sequence or
organization)
4)
Membaca untuk menemukan serta mengetahui
mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh pengarang kepada yang membaca. Ini disebut membaca yang
menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference)
5)
Membantu untuk menemukan serta mengetahui
apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu
dalam cerita. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify)
6)
Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil
atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti
tokoh. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to
evaluate)
7)
Membavca untuk menemukan bagaimana caranya
tokoh berubah, bagaimana hidupnya
berbeda dari kehidupan yang kita kenal. Ini disebut membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast)
c)
Macam-macam membaca
Keterampilan membaca secara
garis besar terbagi menjadi dalam dua bagian . pertama, membaca nyaring
dalam bahasa arab yang biasa dikenal dengan sebutan al-qiro’ah jahriyah dan
yang kedua, membaca diam atau al qiro’ah al shomitah. Membaca
nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau menyuarakan simbolsimbol tertulis
berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Tujuan membaca nyaring adalah agar
para pelajar mampu melafalakan bacaan
dengan baik sesuai dengan system bunyi dalam bahasa arab.
Beberapa keuntungan yang
dapat diperoleh dari membaca nyaring menurut Nababan (1993: 163): (1) menambah
kepercayaan diri siswa; (2) kesalahan-kesalahan dalam lafal dapat segera
diperbaiki guru; (3) memperkuat disiplin dalam kelas, karena pelajar berperan
secara aktif; (4) memberi kesempatan kepada pelajar untuk menghubungak lafal
dengan tulisan; (5) melatih pelajar untuk membaca dalam kelompok-kelompok.
Membaca diam atau membaca
dalam hatiyang biasanya dikenal dengan membaca pemahaman, yaitu membaca dengan
tidak melafalkan symbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kaliamat yang
dibaca, melainkan mengandalkan kecermatan eksplorasi visual. Tujuan membaca
dalam hati adalah penguasaan isi bacaan atau memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan dalam waktu yang cepat.
d)
Aspek-aspek membaca
Sebagai garis besarnya,
terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
1)
Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical
skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower
order). Aspek ini mencakup:
a.
Pengenalan bentuk huruf
b.
Pengenalan unsure-unsur linguistic
(fonem/grafem, grafem, kata, frase, pola klausa, kaliamt dan lain-lain)
c.
Pengenalan hubungan /korespondensi pola ejaan
dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”
d.
Kecepatan membaca ke taraf lambat
2)
Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension
skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher
order). Aspek ini meliputi:
a.
Memahami pengertian sederhana (leksial, gramatikal,
retorikal)
b.
Memahami signifikansi atau makna( antara lain
maksud dan tujaun pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan dan rekasi membaca)
c.
Evaluasi dan penilaian (isi dan bentuk)
d.
Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan.
(Broughton (et al) 1978:211)
Untuk mencapai tujuan yang
terkandung dalam keterampailan mekanis (mechanical skills) tersebut,
aktifitas yang paling sesuai adalah membaca menyaring, membaca bersuara (atau reading
alaoud; oral reading). Untuk keterampilan pemahaman (comprehension
skills), yang paling tepat adalah
dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat pula dibagi atas:[7]
a)
Membaca ekstensif (exstensive reading)
b)
Membaca intensif (intensive reading)
Selanjutnya, membaca
ekstensif ini mencakup pula:
1)
Membaca survei (survey reading)
2)
Membaca sekilas (skimming)
3)
Membaca dangkal (superficial reading)
Sedangkan, membaca intensif
dapat pula dibagi atas:
1)
Membaca telaah isi (content study
reading), yang mencakup pula:
(a)
Membaca teliti (close reading)
(b)
Membaca pemahaman (comprehensive reading)
(c)
Membaca kritis (critical reading)
(d)
Membaca
reading (reading for ideas)
2)
Membaca telaah bahasa (language study
reading), yang mencakup pula:
(a)
Membaca bahasa asing (foreign language
reading)
(b)
Membaca
sastra (literary reading)
e)
Mengembangkan keterampilan membaca
Dalam mengembangkan serta
meningkatkan keterampilan membaca para pelajar, sang guru mempunyai tanggung
jawab berat, paling sedikit meliputi eman hal utama yaitu:
1)
Memperluas pengalaman para pelajar sehingga
mereka akan memahami keadaan dan seluk beluk kebudayaan.
2)
Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan
makna-makna kata-kata baru.
3)
Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambing
atau symbol.
4)
Membantu para pelajar memahami
struktur-struktur (termasuk struktur kalimat yang biasanya tidak begitu mudah
bagi para pelajar bahasa)
5)
Mengajarkan keterampilan-keterampilan
pemahaman kepada para pelajar.
6)
Membantu para pelajar untuk meningkatkan
kecepatan dalam membaca.
H.
Metode Penelitian
1.
Setting Penelitian
a) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan
di MTs Surya Buana kelas Jalan Simpang Gajayana
VI/631, Lowokwaru Malang.
b) Waktu Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini akan dilakasanakan pada tahun ajaran baru 2011/2012, yaitu
bulan Juli sampai Agustus 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada
kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar-mengajar yang efektif di kelas.
c) Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas
ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai siswa dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Arab Maharah Qiro’ah menggunakan aplikasi Cooperative Learning
yaitu dengan metode PQ4R.
2.
Persiapan Penelitian
Dalam pelaksanaan PTK peneliti akan melaksanakan
tindakan-tindakan, yaitu:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat silabus
c. Mengumpulkan referensi untuk pembuatan materi PTK
d. Menyiapkan metode PQ4R yang akan diterapkan
3.
Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas VIII-A yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 23 siswi dan 17 siswa.
4.
Sumber Data
(1) Siswa
Untuk
mendapatkan informasi data yang berhubungan dengan hasil belajar dan aktifitas
dalam proses belajar mengajar khususnya dalam maharoh kalam.
(2) Guru
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab
khususnya maharah kalam serta strategi apa yang dipakai oleh guru dalam
pembelajaran kalam.
(3) Kolaborator
Kolaborator yang dimaksud adalah guru
bahasa Arab yang tidak mengajar di kelas VIII-A, guna untuk mengetahui tentang
metode apa yang digunakan oleh guru tersebut dalam maharah qiro’ah.
5.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik yang dialkukan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah:
a) Observasi
Sebelum
peneliti melaksanakan PTK dengan mengambil judul ini peneliti melakukan
observasi sebulan sebelumnya, mulai dari lokasi hingga proses pembelajaran
bahasa Arab yang berlangsung di MTs Surya Buana Malang.
c) Wawancara
Obyek dalam penelitian ini yang akan diwawancarai
adalah guru, siswa, dan kolaborator, untuk menetahui permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran bahasa Arab, diantaranya metode pembelajaran, strategi
pembelajaran yang digunakan maupun hasil belajar siswa kelas VIII-A MTs Surya
Buana Malang
d) Tes
Tes
yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi pre tes dan pos tes. Pre tes
ini berguna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca pemahanman (fahmul
maqru’) bahasa Arab sebelum dilakukan penelitian yang diberikan di awal
pembelajaran pada masing-masing siklus, begitu juga pos tes berguna untuk
mengetahui tingkat keberhasilan setelah diterapkannya metode PQ4R dalam proses
pembelajaran bahasa Arab pada masing-masing siklus. .
d) Catatan
Observasi
Catatan
observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan
keterampilan kooperatif siswa.[8]
Catatan ini sangat membantu dalam menganalisis hasil peningkatan keaktifan
siswa dalam berbicara. Sehingga data tidak bersal dari hasil pre-tes dan
pos-tes saja. Peneliti akan mencatat perkembangan aktifitas siswa baik dalam
aktifitas proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar mengajar.
6.
Analisis Data
Analisis data
ialah proses pengorganisasian data ke dalam pola kategori. [9]
Data dianalisa bersama mitra kolaborasi sejak penelitian dimulai, dikembangkan
selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Teknik analisa yang
digunakan adalah model alur, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan (Milles dan Huberman, 1989). [10]
Sedangkan hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa. [11]
Analisis data dilakukan sejak awal, mulai tahap pre- tes hingga tahap pos-tes.
Selain itu, peneliti juga menganalisis faktor pendukung lain berupa situasi dan
suasana kelas, interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa.
Penelitian
tindakan yang dilakukan peneliti, meliputi dua data yaitu: data kualitatif dan
dat kuantitatif. Pertama, data yang bersifat kualitatif terdiri dari hasil
observasi dan dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif. Tahapan teknis
analisis deskriptif, yaitu:[12]
1) Reduksi data, dengan memilah-milah data mana saja yang
sekiranya bermanfaat dan mana yang diabaikan, sehingga data yang terkumpul
dapat memberiakn informasi yang bermakna.
2) Memaparkan dat bisa ditampilkan dalam bentuk narasi,
grafik, table untuk menguraikan informasi tentang sesuatu yang berkaitan dengan
variabel yang satu dengan yang lain.
3) Menyimpulkan, yaitu menarik intisari atas sajian data
dalam bentuk pemaparan yang singkat dan padat.
Kedua, data yang bersifat kuantitatif yang didapatkan
dari hasil pembelajaran yang dapat diketahui peningkatannya melaui skor dasar
dengan nilai-nilai kuis dan untuk peningkatan jasil belajar yang di dasarkan
pada lembar observasi diketahui melalui rumus:
post rate – base
rate
P = x 100 %
base rate
Keterangan :
P = persentase peningkatan
Post rate = nilai rata-rata sesudah tindakan
Base rate = nilai rata-rata sebelum tindakan
7.
Jadwal Kegiatan
Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan/ minggu ke-
|
|||||||||
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
|||||||||
1.
|
Penyusunan proposal
|
Ö
|
Ö
|
||||||||
2.
|
Pelaksanaan siklus 1
|
Ö
|
|||||||||
3.
|
Analisis data
|
Ö
|
|||||||||
4.
|
Pelaksanaan siklus 2
|
Ö
|
|||||||||
5.
|
Analisis data
|
Ö
|
|||||||||
6.
|
Penyusunan laporan
|
Ö
|
Ö
|
||||||||
7.
|
Seminar hasil PTK
|
Ö
|
|||||||||
8.
|
Perbaikan dan penggandaan laporan PTK
|
Ö
|
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Yrama Widya.
Effendy, Ahmad
Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab .Malang: Misykat.
.
Hanafiah
dkk. 2009. Konsep
strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama.
Hamid, M. Abdul, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa
Arab. Malang; UIN Press.
Iskandarwassid dan. Dadang Sunendar. 2008. Strategi
Pembelajarn Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual,
Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Muslich, Masnur.
2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi aksara.
Sugiyanto. 2009. Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
bekerja sama dengan FKIP.
Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi aksara.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori
dan Aplikasi PAIKEM.
Jakarta: Pustaka Belajar.
Susilo.
2007. Panduan PTK. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Tarigan, Henry
Guntur. 2008. Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa.
http://ideguru.wordpress.com/2010/04/28/pengertian-kooperatif-learning/ (diakses pada tanggal 8 Juni 2011)
.
[3] Kokom
Komalasari. Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi. (Bandung:
Refika Aditama. 2010). Halm. 56
[4]
http://ideguru.wordpress.com/2010/04/28/pengertian-kooperatif-learning/ (diakses pada tanggal 8 Juni 2011)
[5] Agus Suprijono. Cooperative Learning Teori
dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009). Halm. 103-104.
[6] Henry Guntur Tarigan. Membaca sebagai suatu
keterampilan berbahasa.( Bandung: Angkasa. 2008). Halm. 7
[7] Henry Guntur Tarigan. Membaca sebagai suatu
keterampilan berbahasa.( Bandung: Angkasa. 2008). Halm. 13
mantap nih tulisan nya boleh sharing nih mbak
BalasHapusizin copy ya, kebetulan saya sedang menenliti keterampilan membaca, jazakillah khoer
BalasHapus