Proposal Penelitian Tindakan Kelas
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA
DI MTs AL-MAARIF 02 SINGOSARI MALANG
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang
perlu diperhatikan, dimana banyak faktor yang mempengaruhinya salah satu faktor
yang sangat berpengaruh adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang
memegang peranan penting dan utama karena keberhasilan proses belajar mengajar
sangat ditentukan oleh faktor guru.
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang
sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini
saling berkaitan pemilihan salah satu metode mengajar tertentu
akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada
beberapa aspek lai yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan
pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah
pengajarn berlangsung. Dalam proses
belajar mengajar ini ada salah satu fungsi media pengajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengarui ,iklim, kondisi dan lingkungann belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, disaamping guru
dituntut mampu mengunakan alat-alat yang digunakan, guru dituntut juga mampu
mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan, karena media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari prosese belajar mengajar, demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
Penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangankegiatan belajar. Penggunaan media pengajarn dala tahap orientasi pengajaran
akan membantu keefektifan proses pembelajaran dab\n penyampaian pesan, isi
pelajaran pasda saat itu.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam poroses
belajar mengajar banyak sekali macamnya, salh satunya yaitu, media gambar,
dimana media gambar representasi termasuk media visual yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan, dimana pesan dituangkan melalui
lambang atau symbol komunikasi visual. Menurut Arief S Sadiman, (1986 )
simbol-simbol tersebut harus difahami benar agar proses penyampaian pesan dapat
berhasil dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : Bagaimana peningkatan prestasi belajar bahasa arab siswa
dengan menggunakan media gambar?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui Bagaimana peningkatan
prestasi belajar bahasa arab siswa dengan menggunakan media gambar.
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan wawasan dalam
mengetahui penggunaan media untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2) Bagi Lembaga
Untuk mengetahui dan meneliti kemampuan
mahasiswa dalam menerapakan ilmu dan teori yang didapat dibangku kuliah serta sebagai bahan referensi bagi penelitian
sejenis pada masa yang akan datang.
3) Bagi Siswa
Agar siswa lebih mudah dalam menerima materi
dan memahami yang disampaikan oleh guru, serta lebih mudah dalam memahami
konsep pembelajaran bahaasa arab dengan mengunakan media gambar, agar siswa
lebih cepat menangkap pelajaran yang disampaikan oleh guru.
4) Bagi Guru
Agar guru lebih mudah menyampaikan materi
secara logis, praktis, sistematis serta efektif dan efisien dalm mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal.
E. Hipotesis Penelitian
Dengan penggunaan media gambar dalam
pelajaran bahasa arab dapat memudahkan bagi siswa untuk memahami materi yang
telah disampaikan.
BAB 11
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
'tengah', 'perantara', atau 'pengantar',. Dalam bahasa arab media adalah
perantara ( وسيلة ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971 ), mengatakan bahwa media apabila
difahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau
sikap. Dalm pengrtian ini, guru, buku, teks,dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartiksn sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elktronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut santoso Shanijaya media adalah semua bentuk perantara yang dipakai oleh
penyabar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.
Sedangkan menurut Asnawir, (2002 : 11 ) media merupakan
sesuatu yang bersiafat menyalurkan pesan dan dapat merangsang fikiran, perasaan
dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya. Adapun menurut Association of Education and Communication Technology ( AECT
) memberikan batasan mengenai media sebagaisegala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Daru beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
media adalh apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
untuk memahamkan siswa sehingga siswa lebih mudah dalam menangkap materi yang
diajarkan dan dan proses balajar mengajar berjalan dengan lancar.
2. Jenis-Jenis Media
Pembelajaran
Ada
beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar,
diantaranya:
a) Media Grafis
Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pesan
yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbo. Olek karena itu
simbol-simbol yang digunakan perlu dipahami benar artiny, agar dapat
penyampaian materi dalam proses balajar mengajar dapat vberhasil secara
efektifdan efisiosen. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian id, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan
cepat dilupakan apabila tiudak digrafiskan.
Beberapa jenis media
grafis diantaranya:
1)
Gambar
Media ini adalah media yang palaing umum dipakai sebagaimana
pepatah cina mengatkan "sebuah
gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata". Dalam pengguanaaan
media ini gambarmya harus disesuaiakan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2)
Sketsa
Sketsa adalah gambara yang sederhana atau draf kasar yang
melukiskan bagian pokoknya, tampak detail. Karena setiap orang yangbnormal
dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang bauk haruslah dapat menuangkan
ide-idenya kedalam bentuk sketsa sehingga dapat menarik perhatian siswa,
menghindari verbaluisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan hargapun tajk
operlu dipersoalakan karena media dibuat oleh guru langsung.
3)
Diagram
Diagram adalah suatu gambar yang sederhana yang dirancang
untuk menggambarkan hubungan timbal balik, yang mengunakan garis-garis dan simbol-simbol.
Diagram biasanya menggambarkan struktur dari obyeknya secara garis besar,
menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang
ada disitu.
4)
Bagan
Bagan termasuk media visual yang berfungsi untuk
menyajikan idi-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara
tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga dapat memberiakn butir-butir
penting dari suatu presentasi pesan yang akan disampaikan biasanya berupa
rigkasan visual suatu prose, perkembangan atau hubungan penting.
5) Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan
titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapi seringkali simbol-simbol verbal
diguanakan pula disitu. Fungsinya untuk menggambarkan data kuantitatif secara
teliti, menerangkan perkembangan dan perbandingan suatu obyek atau peristiwa
yang salin g berhubungan secara singkat dan jelas.
6)
Papan Flannel
Merupakan media grafis yang efektif sekali untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu dan sasaran tertentu pula.
b) Media Audio
Media audio ini berkaitan dengan indera pendengaran.
Pesan yang akan dasampaikan dituangakan kedalam lambang-lambang auditif, baik
verbal mauapun non verba. Ada
beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain:
1)
Radio
2) Alt
perekam pita magnetik
3)
Laboratorium bahasa
C. Media Proyeksi Diam
Media ini memiliki persamaan dengan media grafis dalam
arti penyajian rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya bila media grafis
dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan,
sedangakan media proyeksi pesan yang ada harus diproyeksikan dengan proyektor
agar dapat dilihat oleh sasaran.
3. FUNGSI MEDIA
PENDIDIKAN
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut ( Sadiman, dkk.2003 :
16 ) :
a. Meninbulkan
kegairahan belajar
b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
d.Memungkinkan interaksi lebih langdung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan
4. KRITERIA PEMILIHAN
MEDIA PELAJARAN
Menurut Arsyat (2003:72) ada beberapa kriteeria yang
patut diperhatukan dalam memilih media, antara lain:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
b.Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang yang siafatnya
fkta,konsep, prinsip, atau generalisas.
c. Guru tersampil menggunakannya.
d. Pengelompokan sasaran.
e. Mutu tehnis.
BAB 111
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan dan Jenis
Penelitian
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan kualitatif. Pemilihan
pendekatan ini karena jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Jenis penelitian ini adalah PTK, dalam istilah Bahasa Arabadalah Classroom Action Research (CAR).
Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Karena ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang diterangkan yaitu:
a. Penelitian-menunjuk
pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan-menunjuk
pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c. Kelas-dalam
hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang
lebih spesifik.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga
kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan dan (3) kelas, segera dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.[1]
Menurut Rofiudin dalam Wahidmurni PTK
merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi
peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan
tentang prilaku guru mengajar dan siswa belajar.[2] Sedangkan menurut Hopkins
(1993) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan
prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memehami apa yang
sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.[3]
PTK
mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penelitian yang lain,
diantaranya, yaitu: masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi oleh
guru di kelas dan adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses
belajar mengajar di kelas.[4]
Dalam
melaksanakan PTK harus mengacu pada desain penelitian yang telah dirancang
sesuai dengan prosedur penelitian yang berlaku. Fungsinya sebagai patokan untuk
mengtahui bentuk penerapan media gambar dalam pembelajaran bahasa arab
dikelas II MTs Al-Maarif 02 Singosari.
Dalam PTK urutan
metode adalah sama dengan urutan langkah-langkah dalam siklus penelitian,
yakni: (1) perencanaan, (2) implementasi, (3) observasi, dan (4) refleksi.[5]
B. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas proses pelaksanaannya
dilakukan secara bersiklus. Mengacu pada model Elliot maka prosedur penelitian
tindakan kelas dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, memeriksa lapangan, perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi dan revisi perencanaan.[6]
1.
Identifikasi masalah
Langkah
awal, peneliti terlebih dahulu datang ke lokasi penelitian untuk meninjau
lokasi, untuk mengetahui karakteristik kelas, serta penggunaan media pembelajaran Bahasa Arab yang selama ini diterapkan.
2. Memeriksa lapangan
Setelah peneliti mengetahui model pembelajaran
yang diterapakan selama ini, maka peneliti mengadakan pemeriksaan lapangan
dengan melaksanakan pembelajaran dengan metode tradisional yang biasa
dilakukan, dengan maksud ingin
mengetahui situasi pembelajaran. Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan lapangan,
maka peneliti mengadakan pre test yang akan dijelaskan pada bab IV.
3. Perencanaan (planning)
Setelah memperoleh data dari observasi lapangan,
maka peneliti mengadakan perencanaan perbaikan pada pertemuan selanjutnya.
Perencanaan adalah kegiatan perancangan untuk pemecahan masalah.[7]
Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan
dilakukan.[8]
Perencanaan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan atas dasar: (1) hasil nilai
pre-tesl (2) dengan menerapkan media surat kabar disertai dengan metode-metode
pembelajaran dapat memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta
mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa serta mampu memberikan pengalaman
baru yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar Bahasa Arab.
Adapun beberapa tahap perencanaan perbaikan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan
dan merancang media pembelajaran
b. Mempersiapkan
perangkat pembelajaran
c. Mempersiapkan lembar
observasi
Sedangkan
secara kuantitatif dilakukan dengan cara melakukan tes. Keberhasilan individual.
4. Implementasi
(Acting)
Implementasi
merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, terlampir. Dalam hal ini
guru bertindak sebagai peneliti, sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran
sekaligus pengamat.[9] Menurut
Latif dalam Wahidmurni, Nur Ali, dalam tahap implementasi kemungkinan
modifikasi tindakan (mengubah rancangan) masih beoleh dilakukan asalkan masih
sesuai dengan strategi yang digunakan.[10] Kegiatan
tindakan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
5. Pengamatan(Observing)
Pengamatan dilakukan
ketika proses pembelajaran terjadi bersamaan waktunya dengan implementasi
tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan belangsung. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah
disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan
dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis,
presentasi, nilai tugas, dll.) atau data kualitatif yang menggambarkan
keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi, dan lain-lain.[11]
6. Refleksi(Reflecting)
Refleksi dalam PTK
mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan
yang telah dilakukan.[12]
Pada tahap ini kegiatan difokuskan pada upaya untuk menganalisis, mensintesis,
memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan.[13]
Oleh karena kegiatan penelitian dilakukan secara mandiri maka kegiatan analisis
dan refleksi menjadi tanggung jawab peneliti. Namun demikian, dalam pelaksanaan
kegiatan analisis dan refleksi ini peneliti akan mendiskusikannya dengan siswa
yang diambil secara acak atas pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan
berdasarkan hasil pengamatan dan perasaan mereka.
Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan
adalah:
1)
Menganalisis hasil pekerjaan siswa
2)
Menganalisis hasil wawancara siswa
3)
Menganalisis lembar observasi
siswa
Berdasarkan hasil
analisis tersebut peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan apakah kriteria yang ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah
berhasil maka siklus boleh berhenti, tetapi jika belum maka peneliti harus
mengulang siklus lagi dan seterusnya sampai sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Empat
Alur PTK tersebut dapat dilihat pada gambar1.1 di bawah ini:
Siklus I
|
|||
Siklus II
|
|||
Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas.[14]
7. Revisi perencanaan
Revisi dilakukan dengan melihat refleksi sebelumnya,
untuk merevisi atau meninjau kembali rencana yang akan diterapkan pada siklus
selanjutnya. Revisi perencanaan bertujuan untuk mengantisipasi dan mengecek
rencana yang telah dibuat.
C.
Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrumen
selain manusia (seperti: angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan
sebagainya) dapat pula digunakan. Tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung
tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti adalah
mutlak.
D.
Lokasi penelitian
Lokasi
penelitian bertempat di MTs Al- Maarif 02 Singosari Malang.
E.
Sumber Data dan Jenis Data
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data berbentuk kalimat,
kata atau gambar) dan data kuantitatif (data yang berbentuk angka).[15]
Sedangkan sumber datanya adalah seluruh siswa kelas II MTs Al- Maarif 02
Singosari Malang.
F.
Instrument Penelitian
Secara terperinci
instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman pengamatan untuk menggali data tentang suasana kelas
pada saat pembelajaran sedang berlangsung, keceriaan atau keantusiasan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, dan kerja sama kelompok.
2. Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa
terhadap penerapan media pembelajaran yang dilaksanakan (khusus kelompk
tertentu), untuk memperoleh informasi secara mendalam.
Tes digunakan untuk menggali
data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas kelompok, dan skor tes
kelompok.[16]
G.
Prosedur Pengumpulan Data
1. Observasi,
Observasi merupakan
suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian. Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
obek penelitian. [17]
Observasi dilakukan
pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan pedoman observasi kegiatan
pembelajaran, catatan lapangan, dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang
proses pembelajaran kosa kata Bahasa Ingris berbasis multimedia. Instrument
observasi, catatan lapangan, dan foto digunakan untuk membandingkan dan
mencocokan dengan data wawancara.
2. Wawancara,
Wawancara adalah alat
untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan
untuk dijawab secara lisan juga.[18]
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrument pedoman
wawancara yang berisi kerangka/garis besar pokok pertanyaan untuk memperoleh
data utama. Data wawancara sebagai pembanding dan penguat dari data observasi
dan kuesioner. Petunjuk wawacara hanyalah berisi tentang petunjuk secara garis
besar tentang isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan
dapat tercapai seluruhnya.
Wawancara dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh informasi/data tentang pembelajaran Bahasa Arab
dengan media Gambar. Selain itu,
wawancara juga digunakan untuk membandingkan dan mencocokkan kata-kata,
prilaku, tindakan subyek penelitian dengan pembelajaran yang sebenarnya.
3. Dokumen,
Metode dokumentasi
adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip
dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum,
dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.[19] Berupa
dokumen resmi MTs Al- Maarif 02 Singosari Malang untuk mengetahui:
a)
Profil MTs Al- Maarif 02 Singosari
Malang.
b)
Foto atau gambar proses
pembelajaran.
c)
Struktur Organisasi MTs Al- Maarif
02 Singosari Malang.
d)
Kondisi media pembelajaran
e)
Keadaan siswa,
f)
Keadaan guru
g)
Sarana dan prasarana.
h)
Data siswa, dll.
4. Pengukuran Tes Hasil Belajar
Pengukuran tes hasil
belajar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta
didik. Tes yang dimaksud meliputi tes awal yaitu tes yang diberikan sebelum
adanya tindakan, dan tes akhir yang dilakukan pada setiap akhir tindakan, hasil
tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar peserta didik
pada pembelajaran Bahasa Arab dengan media gambar.
H.
Teknik Analisis Data
Prosedur analisis
data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber, yaitu
wawancara, pengalaman yang telah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya.[20]
Menurut Milles dan Hubberman bahwa data dalam penelitian ini akan dianalisis
secara kualitatif, meliputi tiga unsure yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan intisari dari analisis yang memberikan
pernyataan tentang dampak dari penelitian tindakan kelas.[21]
I.
Pengecekan Keabsahan Data
Suatu data dapat
dikatakan abash/shahih yakni terpercaya, apabila memenuhi empat kriteria,
yaitu:
a. Kepercayaan (credibility)
b. Keteralihan (transferability)
c. Kebergantungan (dependability)
d. Kepastian (confirmability).[22]
Untuk
itu peneliti harus menemukan teknik/cara untuk mengecek keabsahan data. Dalam
hal ini peneliti akan mengunakan tekhnik triangulasi. Triangulasi merupakan
suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data
itu.[23] Mengutip
dari Patton, pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
triangulasi sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu, alat yang berbeda dalam metode
kualitatif. [24]
[1] Suharsimi Arikuntoro dkk, Penelitian
Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta 2007, hal: 2-3
[2]
Wahidmurni, Nur Ali.. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama Dan Umum
Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil Penelitian). (Malang: UM
Press. 2008), hlm. 51
[3]
Rochiati Wiriaatmadja, Metode
Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm: 11
[4]
Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit, hlm. 109.
[5]Wahidmurni,
Nur Ali.. Op. Cit, hlm. 97
[7] Ibid,..
[8]
Suharsimi, Arikunto, dkk.. op. cit., hlm. 75
[9]
Wahidmurni, Nur Ali.. loc. Cit, hal.99
[10] Ibid,..
[11]
Suharsimi Arikunto, dkk. Op. cit., hlm. 78
[12] Ibid,.
hal. 80
[13]
Wahidmurni, Nur Ali, op. cit., hlm. 102
[14] Ibid.,
hlm. 40.
[15]
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 15
[16]
Wahidmurni, Nur Ali, Op. cit., hlm. 100
[17]
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Ciptaka.
2000). hlm. 158
[18]
Margono, Op. cit.,. hlm.165
[19]
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Asdi Mahasatya,
2000), hlm. 181
[20]
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 190
[21]
FX Sudarsono, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2001), hlm. 26
[22]
Lexy. J. Moleong, op. cit., hlm. 173
[23] Ibid.,
hlm. 178
[24] Ibid,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar