Menulislah sesuai kemampuanmu

Selasa, 22 April 2014

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA DI MTs AL-MAARIF 02 SINGOSARI MALANG




Proposal Penelitian Tindakan Kelas
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA DI MTs AL-MAARIF 02 SINGOSARI MALANG

BAB 1


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang perlu diperhatikan, dimana banyak faktor yang mempengaruhinya salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.
            Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling  berkaitan  pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada beberapa aspek lai yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajarn  berlangsung. Dalam proses belajar mengajar ini ada salah satu fungsi media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengarui ,iklim, kondisi dan lingkungann belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
            Untuk mencapai tujuan pembelajaran, disaamping guru dituntut mampu mengunakan alat-alat yang digunakan, guru dituntut juga mampu mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan,  karena media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari prosese belajar mengajar, demi tercapainya tujuan pembelajaran.
            Penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangankegiatan belajar. Penggunaan media pengajarn dala tahap orientasi pengajaran akan membantu keefektifan proses pembelajaran dab\n penyampaian pesan, isi pelajaran pasda saat itu.
            Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam poroses belajar mengajar banyak sekali macamnya, salh satunya yaitu, media gambar, dimana media gambar representasi termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan, dimana pesan dituangkan melalui lambang atau symbol komunikasi visual. Menurut Arief S Sadiman, (1986 ) simbol-simbol tersebut harus difahami benar agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.

B.  Rumusan Masalah
            Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana peningkatan prestasi belajar bahasa arab siswa dengan menggunakan media gambar?

C. Tujuan Penelitian
            Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui Bagaimana peningkatan prestasi belajar bahasa arab siswa dengan menggunakan media gambar.

D. Manfaat Penelitian
     1) Bagi Peneliti
   Menambah pengalaman dan wawasan dalam mengetahui penggunaan media untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
      2) Bagi Lembaga
   Untuk mengetahui dan meneliti kemampuan mahasiswa dalam menerapakan ilmu dan teori yang didapat dibangku kuliah  serta sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
      3) Bagi Siswa
   Agar siswa lebih mudah dalam menerima materi dan memahami yang disampaikan oleh guru, serta lebih mudah dalam memahami konsep pembelajaran bahaasa arab dengan mengunakan media gambar, agar siswa lebih cepat menangkap pelajaran yang disampaikan oleh guru.
       4) Bagi Guru
   Agar guru lebih mudah menyampaikan materi secara logis, praktis, sistematis serta efektif dan efisien dalm mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
E. Hipotesis Penelitian
       Dengan penggunaan media gambar dalam pelajaran bahasa arab dapat memudahkan bagi siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan.



BAB 11
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Media
            Kata media berasal dari bahasa latin  medius yang secara harfiah berarti 'tengah', 'perantara', atau 'pengantar',. Dalam bahasa arab media adalah perantara (        وسيلة    ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971 ), mengatakan bahwa media apabila difahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalm pengrtian ini, guru, buku, teks,dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartiksn sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elktronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
            Menurut santoso Shanijaya media adalah  semua bentuk perantara yang dipakai oleh penyabar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.
            Sedangkan menurut Asnawir, (2002 : 11 ) media merupakan sesuatu yang bersiafat menyalurkan pesan dan dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Adapun menurut Association of Education  and Communication Technology ( AECT ) memberikan batasan mengenai media sebagaisegala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
            Daru beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media adalh apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan untuk memahamkan siswa sehingga siswa lebih mudah dalam menangkap materi yang diajarkan dan dan proses balajar mengajar berjalan dengan lancar.

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
            Ada beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya:


a) Media Grafis
            Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pesan yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbo. Olek karena itu simbol-simbol yang digunakan perlu dipahami benar artiny, agar dapat penyampaian materi dalam proses balajar mengajar dapat vberhasil secara efektifdan efisiosen. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian id, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan apabila tiudak digrafiskan.
Beberapa jenis media grafis diantaranya:
1) Gambar
            Media ini adalah media yang palaing umum dipakai sebagaimana pepatah cina mengatkan  "sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata". Dalam pengguanaaan media ini gambarmya harus disesuaiakan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Sketsa
            Sketsa adalah gambara yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokoknya, tampak detail. Karena setiap orang yangbnormal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang bauk haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa sehingga dapat menarik perhatian siswa, menghindari verbaluisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan hargapun tajk operlu dipersoalakan karena media dibuat oleh guru langsung.
3) Diagram
            Diagram adalah suatu gambar yang sederhana yang dirancang untuk menggambarkan hubungan timbal balik, yang mengunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram biasanya menggambarkan struktur dari obyeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu.
4) Bagan
            Bagan termasuk media visual yang berfungsi untuk menyajikan idi-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga dapat memberiakn butir-butir penting dari suatu presentasi pesan yang akan disampaikan biasanya berupa rigkasan visual suatu prose, perkembangan atau hubungan penting.
5) Grafik
            Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapi seringkali simbol-simbol verbal diguanakan pula disitu. Fungsinya untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan dan perbandingan suatu obyek atau peristiwa yang salin g berhubungan secara singkat dan jelas.
6) Papan Flannel
            Merupakan media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu dan sasaran tertentu pula.

b) Media Audio
            Media audio ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan dasampaikan dituangakan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal mauapun non verba. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain:
1) Radio
2) Alt perekam pita magnetik
3) Laboratorium bahasa

C. Media Proyeksi Diam
            Media ini memiliki persamaan dengan media grafis dalam arti penyajian rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya bila media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan, sedangakan media proyeksi pesan yang ada harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.

3. FUNGSI MEDIA PENDIDIKAN
            Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut     ( Sadiman, dkk.2003 : 16 ) :
a. Meninbulkan kegairahan belajar
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
d.Memungkinkan interaksi lebih langdung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
4. KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PELAJARAN
            Menurut Arsyat (2003:72) ada beberapa kriteeria yang patut diperhatukan dalam memilih media, antara lain:
a. Sesuai dengan  tujuan yang ingin dicapai
b.Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang yang siafatnya fkta,konsep, prinsip, atau generalisas.
c. Guru tersampil menggunakannya.
d. Pengelompokan sasaran.
e. Mutu tehnis.

BAB 111
METODE PENELITIAN

A.      Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan kualitatif. Pemilihan pendekatan ini karena jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Jenis penelitian ini adalah PTK, dalam istilah Bahasa Arabadalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang diterangkan yaitu:
a.       Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagi peneliti.
b.      Tindakan-menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c.       Kelas-dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.[1]
Menurut Rofiudin dalam Wahidmurni PTK merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan tentang prilaku guru mengajar dan siswa belajar.[2] Sedangkan menurut Hopkins (1993) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memehami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.[3]
         PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penelitian yang lain, diantaranya, yaitu: masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi oleh guru di kelas dan adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.[4]
         Dalam melaksanakan PTK harus mengacu pada desain penelitian yang telah dirancang sesuai dengan prosedur penelitian yang berlaku. Fungsinya sebagai patokan untuk mengtahui bentuk penerapan media gambar dalam pembelajaran bahasa arab dikelas II MTs Al-Maarif 02 Singosari.
Dalam PTK urutan metode adalah sama dengan urutan langkah-langkah dalam siklus penelitian, yakni: (1) perencanaan, (2) implementasi, (3) observasi, dan (4) refleksi.[5]

B.       Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas proses pelaksanaannya dilakukan secara bersiklus. Mengacu pada model Elliot maka prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, memeriksa lapangan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan revisi perencanaan.[6]
1.    Identifikasi masalah
    Langkah awal, peneliti terlebih dahulu datang ke lokasi penelitian untuk meninjau lokasi, untuk mengetahui karakteristik kelas, serta penggunaan media pembelajaran Bahasa Arab yang selama ini diterapkan.
2.    Memeriksa lapangan
Setelah peneliti mengetahui model pembelajaran yang diterapakan selama ini, maka peneliti mengadakan pemeriksaan lapangan dengan melaksanakan pembelajaran dengan metode tradisional yang biasa dilakukan, dengan maksud ingin mengetahui situasi pembelajaran. Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan lapangan, maka peneliti mengadakan pre test yang akan dijelaskan pada bab IV.
3.    Perencanaan (planning)
Setelah memperoleh data dari observasi lapangan, maka peneliti mengadakan perencanaan perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Perencanaan adalah kegiatan perancangan untuk pemecahan masalah.[7] Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.[8] Perencanaan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan atas dasar: (1) hasil nilai pre-tesl (2) dengan menerapkan media surat kabar disertai dengan metode-metode pembelajaran dapat memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa serta mampu memberikan pengalaman baru yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar Bahasa Arab.
Adapun beberapa tahap perencanaan perbaikan sebagai berikut:
a.    Mempersiapkan dan merancang  media pembelajaran
b.    Mempersiapkan perangkat pembelajaran
c.    Mempersiapkan lembar observasi
Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara melakukan tes. Keberhasilan individual.
4.    Implementasi (Acting)
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, terlampir. Dalam hal ini guru bertindak sebagai peneliti, sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran sekaligus pengamat.[9] Menurut Latif dalam Wahidmurni, Nur Ali, dalam tahap implementasi kemungkinan modifikasi tindakan (mengubah rancangan) masih beoleh dilakukan asalkan masih sesuai dengan strategi yang digunakan.[10] Kegiatan tindakan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5.    Pengamatan(Observing)
Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran terjadi bersamaan waktunya dengan implementasi tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan belangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dll.) atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi, dan lain-lain.[11]

6.    Refleksi(Reflecting)
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan.[12] Pada tahap ini kegiatan difokuskan pada upaya untuk menganalisis, mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan.[13] Oleh karena kegiatan penelitian dilakukan secara mandiri maka kegiatan analisis dan refleksi menjadi tanggung jawab peneliti. Namun demikian, dalam pelaksanaan kegiatan analisis dan refleksi ini peneliti akan mendiskusikannya dengan siswa yang diambil secara acak atas pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan perasaan mereka.
Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan adalah:
1)        Menganalisis hasil pekerjaan siswa
2)        Menganalisis hasil wawancara siswa
3)        Menganalisis lembar observasi siswa
Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus boleh berhenti, tetapi jika belum maka peneliti harus mengulang siklus lagi dan seterusnya sampai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Empat Alur PTK tersebut dapat dilihat pada gambar1.1 di bawah ini:
Siklus I







Terselesaikan
 

 





Siklus II







Terselesaikan
 

 








Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas.[14]
7.    Revisi perencanaan
Revisi dilakukan dengan melihat refleksi sebelumnya, untuk merevisi atau meninjau kembali rencana yang akan diterapkan pada siklus selanjutnya. Revisi perencanaan bertujuan untuk mengantisipasi dan mengecek rencana yang telah dibuat.
C.      Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti: angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan. Tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti adalah mutlak.

D.      Lokasi penelitian
Lokasi penelitian bertempat di MTs Al- Maarif 02 Singosari Malang.

E.       Sumber Data dan Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data berbentuk kalimat, kata atau gambar) dan data kuantitatif (data yang berbentuk angka).[15] Sedangkan sumber datanya adalah seluruh siswa kelas II MTs Al- Maarif 02 Singosari Malang.

F.       Instrument Penelitian
Secara terperinci instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.    Pedoman pengamatan untuk menggali data tentang suasana kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung, keceriaan atau keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kerja sama kelompok.
2.    Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa terhadap penerapan media pembelajaran yang dilaksanakan (khusus kelompk tertentu), untuk memperoleh informasi secara mendalam.
Tes digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas kelompok, dan skor tes kelompok.[16]
G.      Prosedur Pengumpulan Data
1.    Observasi,
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obek penelitian. [17]
Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses pembelajaran kosa kata Bahasa Ingris berbasis multimedia. Instrument observasi, catatan lapangan, dan foto digunakan untuk membandingkan dan mencocokan dengan data wawancara.
2.    Wawancara,
Wawancara adalah alat untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.[18] Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrument pedoman wawancara yang berisi kerangka/garis besar pokok pertanyaan untuk memperoleh data utama. Data wawancara sebagai pembanding dan penguat dari data observasi dan kuesioner. Petunjuk wawacara hanyalah berisi tentang petunjuk secara garis besar tentang isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat tercapai seluruhnya.
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi/data tentang pembelajaran Bahasa Arab dengan media Gambar.  Selain itu, wawancara juga digunakan untuk membandingkan dan mencocokkan kata-kata, prilaku, tindakan subyek penelitian dengan pembelajaran yang sebenarnya.
3.    Dokumen,
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.[19] Berupa dokumen resmi MTs Al- Maarif 02 Singosari Malang untuk mengetahui:
a)        Profil MTs Al- Maarif 02 Singosari Malang.
b)        Foto atau gambar proses pembelajaran.
c)        Struktur Organisasi MTs Al- Maarif 02 Singosari Malang.
d)       Kondisi media pembelajaran
e)        Keadaan siswa,
f)         Keadaan guru
g)        Sarana dan prasarana.
h)         Data siswa, dll.
4.    Pengukuran Tes Hasil Belajar
Pengukuran tes hasil belajar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik. Tes yang dimaksud meliputi tes awal yaitu tes yang diberikan sebelum adanya tindakan, dan tes akhir yang dilakukan pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Arab dengan media gambar.

H.      Teknik Analisis Data
Prosedur analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber, yaitu wawancara, pengalaman yang telah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya.[20] Menurut Milles dan Hubberman bahwa data dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif, meliputi tiga unsure yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan intisari dari analisis yang memberikan pernyataan tentang dampak dari penelitian tindakan kelas.[21]
I.         Pengecekan Keabsahan Data
Suatu data dapat dikatakan abash/shahih yakni terpercaya, apabila memenuhi empat kriteria, yaitu:
a.       Kepercayaan (credibility)
b.      Keteralihan (transferability)
c.       Kebergantungan (dependability)
d.      Kepastian (confirmability).[22]
Untuk itu peneliti harus menemukan teknik/cara untuk mengecek keabsahan data. Dalam hal ini peneliti akan mengunakan tekhnik triangulasi. Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.[23] Mengutip dari Patton, pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber yakni membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu, alat yang berbeda dalam metode kualitatif. [24]


[1] Suharsimi Arikuntoro dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta 2007, hal: 2-3
[2] Wahidmurni, Nur Ali.. Penelitian Tindakan Kelas (Pendidikan Agama Dan Umum Dari Teori Menuju Praktek Disertai Contoh Hasil Penelitian). (Malang: UM Press. 2008), hlm. 51
[3] Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007),  hlm: 11
[4] Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit, hlm. 109.
[5]Wahidmurni, Nur Ali.. Op. Cit, hlm. 97
[6] Rochiati Wiriaatmadja Op cit, hal: 64
[7] Ibid,..
[8] Suharsimi, Arikunto, dkk.. op. cit., hlm. 75
[9] Wahidmurni, Nur Ali.. loc. Cit,  hal.99
[10] Ibid,..
[11] Suharsimi Arikunto, dkk. Op. cit., hlm. 78
[12] Ibid,. hal. 80
[13] Wahidmurni, Nur Ali, op. cit., hlm. 102
[14] Ibid., hlm. 40.
[15] Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 15
[16] Wahidmurni, Nur Ali, Op. cit., hlm. 100
[17] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Ciptaka. 2000). hlm. 158
[18] Margono, Op. cit.,.  hlm.165
[19] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2000), hlm. 181
[20] Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 190
[21] FX Sudarsono, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), hlm. 26
[22] Lexy. J. Moleong, op. cit., hlm. 173
[23] Ibid., hlm. 178
[24] Ibid,..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar