Menulislah sesuai kemampuanmu

Rabu, 16 April 2014

ANALISIS FENOMENA SOSIOLINGISTIK PADA PERISTIWA TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA DAKWAH KH. ANWAR ZAHID DARI BOJONEGORO



ANALISIS FENOMENA SOSIOLINGISTIK PADA PERISTIWA TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA DAKWAH KH. ANWAR ZAHID DARI BOJONEGORO
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswi Pascasarjana UIN Maliki Malang)


KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Paper dengan judul Analisis Fenomena Sosiolingistik pada peristiwa tutur direktif dalam wacana dakwah KH. Anwar Zahid dari Bojonegoro ”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Sosiolinguistik” yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan Paper ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta teman – teman seperjuangan yang selalu kompak dan Semangat dalam penyelesaian tugas ini.
            Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sosiolinguistik. Dalam Paper ini akan dibahas mengenai 2 sub pokok yaitu : Maksud dari tindak tutur direktif (TTD, analisis tindak tutur direktif dalam ceramah KH. Anwar Zahid dari Bojonegoro).  Paper ini dianjurkan untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman tentang Fenomena Sosiolingistik pada peristiwa tutur direktif.
            Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap Paper ini, dan penulis berharap semoga Paper ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya Paper ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan Paper pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.



Malang, 13 Januari 2014

     
Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
  1. Latar Belakang.......................................................................................... 2
  2. Rumusan Masalah..................................................................................... 3
  3. Tujuan Pembahasan................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................... 2
1.      Pengertian Tindak Tutur Direktif.............................................................. 2
2.      Analisis Tindak Tutur Direktif  dalam Ceramah KH. Anwar Zahid......... 3
BAB III. PENUTUP............................................................................................ 8
A.    Kesimpulan................................................................................................ 8
B.     Saran.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... iv


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia  dalam  kehidupannya  perlu  melakukan  komunikasi  dan  interaksi dengan  masyarakat,  manusia  tidak  akan  pernah  terlepas  dengan  yang  namanya penggunaan  bahasa  lisan  berupa  tindak  tutur,  karena  tanpa  adanya  tindak  tutur manusia  tidak dapat berkomunikasi dengan manusia  lain. Tindak  tutur adalah segala aktivitas bertutur manusia  yang dilakukan melalui  lisan  yang memiliki maksud dan tujuan.
Salah satu  peristiwa  penggunaan  bahasa  yang  terjadi  dalam  ceramah  K.H. Anwar  Zahid  dapat  dikaji  dalam  ilmu  pragmatik khususnya  dalam  tindak  tutur Direktif. Tindak tutur Direktif ini melibatkan penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkannya. Tuturan dalam ceramah K.H. Anwar Zahid mengindikasikan tindak  tutur  Direktif. Hal  ini  karena  dalam menyampaikan sebuah  tuturan  baik berupa  Suruhan, Saran, serta ajakan kepada pendengar atau mitra tutur.
Salah satu tuturan yang menarik untuk dikaji adalah tuturan yang disampaikan  dalam  ceramah  K.H.  Anwar  Zahid, karena  K.H. Anwar  Zahid memiliki perbedaan dengan penceramah  lainnya, yaitu dalam menyampaikan materi ceramah  beliau  karena  tuturan  tersebut  disampaikan  dengan  gurauan akan tetapi didalamnya mengandung makna tindak tutur direktif,  sehingga  pendengar  dapat menerima  dan  memahami  dengan  baik  tuturan  yang  disampaikan  penutur.  Selain itu, di dalam ceramah  yang  disampaikan  oleh  K.H  Anwar  Zahid  banyak  humornya,  sehingga dalam  ceramah  K.H  Anwar  Zahid  banyak  mengundang  tawa  para  pendengarnya. Materi  yang  disampaikan  selalu  berkaitan  dengan  realita  yang  terjadi  di  dalam kehidupan  masyarakat.  Pembawaan  ceramah  seperti  itu  membuat  pendengar  lebih mudah menangkap materi  yang  disampaikan  oleh K.H. Anwar  Zahid. Respon akan tindak tutur direktif beliau dalam menyampaikan ceramah juga sangat bagus.
Maka dari itu, dalam paper ini saya akan membahas serta menganilisis tentang fenomena sosiolinguistik pada peristiwa tutur direktif dalam wacana dakwah KH. Anwar Zahid dari Bojonegoro.
B.     Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan sebuah masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud tindak tutur direktif?
2.      Apa saja bentuk tindak tutur direktif yang terkandung dalam ceramah KH. Anwar Zahid?
C.     Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui tindak tutur direktif.
2.      Untuk mengetahui Apa saja bentuk tindak tutur direktif yang terkandung dalam ceramah KH. Anwar Zahid.


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Tindak Tutur Direktif

2.       Analisis Ceramah KH. Anwar Zahid
            Di atas telah Saya paparkan tentang pengertian tindak tutur direktif, kemudian saya mencoba untuk menganaisis tentang salah satu tindak tutur tersebut. Yang menjadi kajianya yaitu seorang penceramah dari Bojonegoro dengan Bahasa Khas Bojonegoronya, yang kini lagi buming dan digemari oleh masyarakat. Beliau adalah KH. Anwar Zahid.
            Dalam File Mp3 tersebut ceramah beliau yang disampaikan dalam acara wisata Rohani di Tuban Jawa Timur bertemakan Menyongsong Datangnya Bulan Suci Ramadhan. Dalam ceramahnya beliau selalu menggunakan Bahasa Jawa Ngoko dan Kromo, sehingga materi yang sampaikan dapat mudah dimengerti oleh masyarakat khususnya yang hadir dalam acara tersebut. Beliau lebih mencontohkan hal-hal yang disampaikan sesuai dengan keadaan masyarakat, sehingga di dalamnya banyak mengandung makna menyuruh, menyarankan, mengajak. Terkadang beliau juga menyertakan argumentasi atau saran yang disampaikan lewat cerita dan dalilil – dalil.
            Tindak tutur direktif beliau sangatlah kuat sehingga masyarakat merespon dengan sangat baik, karena dalam menyampaikan ceramah beliau banyak humornya, sehingga dalam ceramah KH. Anwar Zahid banyak mengundang tawa para pendengarnya. Hal itu menunjukkan atusias yang luar biasa dalam mengikuti acara wisata rohani tersebut.
Dalam Ceramah KH. Anwar Zahid yang bertemakan menyongsong Bulan Suci Ramadhan, ada beberapa bentuk – bentuk tindak tutur direktif yang digunakan beliau dalam menyampaikan Ceramahnya. Adapun bentuk – bentuk tindak tutur direktif yang dapat saya tangkap adalah 
a)      “Molane nek iso urip neng dunyo iki dadi wong seng apik, nyatet sejarah seng apik”.
“Makanya kalau bisa hidup di dunia ini jadilah orang yang baik, Menulis sejarah yang baik”
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid memberi “suruhan” kepada mitra tutur yaitu saat hidup di dunia ini hendaknya kita menjadi orang yang baik membuat sejarah yang baik dalam hidup kita.

b)      “Sampean nek pengen tentrem uripe bahagia sakinah rumah tanggane iku tugase mok sitok manfaatno, Sampean  nduwe  bojo  lemu manfaatno  kelemuane,  engko  enak  uripe  sampean,  Alhamdulillah  bojo  ngene  iki masio  gak  dipakani  sedino  ora  ketoro”
“Kalau kamu ingin hidup tentram bahagia sakinah rumah tangganya, tugasnya hanya satu manfaatkan, kamu punya istri gemuk manfaatkan kegemukannya, nanti hidup kamu terasa enak, Alhamdulillah istri seperti ini misalkan gak dikasih makanpun gak kelihatan”
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid dalam kata Manfaatno mengandung makna “Suruhan” yaitu jika ingin hidup bahagia dunia akhirat maka manfaatkan apa kelebihannya.

c)      “Ulan Romadhon seng sak niki kito adepi niki sejatine kangge nglateh kulo jenengan ben kulo jenengan niki mboten dadi wong seng Hubbuddunya. Mergo teng nggene romadhon niki kulo  njenengan  niki  diwajibno  poso”.
“Bulan Romadhon yang kita hadapi sekarang ini sejatinya hanya untuk melatih kita semua agar kita semua tidak menjadi orang yang Hubbuddunnya. Karena dibulan Romadhon ini kita diwajibkan untuk berpuasa”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Mengajak” kepada mitra tutur yaitu agar kita berpuasa pada bulan Ramadhan.

d)     “wong wedok nampani duwek blonjo teko wong lanang gelem ngomong matur nuwon pak,  iku ganjarane podo karo moco Qur’an  sampek hatam  trimo matur nuwon pak”
“Istri menerima uang belanja dari Suami mau mengucapkan terimakasih pak, itu pahalanya sama dengan membaca Al-Qur’an sampai hatam hanya mengucapkan terima kasih pak”.
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid memberi “Suruhan” kepada mitra tutur khususnya yang wanita yaitu agar selalu menerima dengan ikhlas apa yang berikan suami kepada istri.

e)      “ayok dunyo akherate loro karone dilakuni temen tur imbang, kulo baleni tur  imbang,  sementara  niki  kulo  njenengan  luweh  mentengne  ndunyo  timbang akherat”.
“Ayo dunia dan akhirat dua-duanya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan seimbang, saya ulangi lagi agar seimbang, sementara ini kita ini lebih mementingkan urusan dunia daripada urusan akhirat”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Mengajak” kepada mitra tutur yaitu agar kita menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat.

f)       “romadhon  niki  bapak  ibu  satu  momentum  kesempatan  emas kangge  kulo njenengan  supoyo  mboten  col  ndunyo  karo  akherate  ben  akeh  akherate timbang dunyone, mergo sebelas bulan selain romadhon kulo njenengan jelas akeh dunyone  timbang akherate”.
“Ramadha ini bapak ibu salah satu momentum atau kesempatan emas bagi kita supaya tidak los dunia dan akhirat supaya lebih banyak akhiratnya dari pada dunianya, karena 11 bulan selain Ramadhan kita jelas lebih banyak urusan dunia dari pada urusan akhirat”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Mengajak” kepada mitra tutur yaitu agar kita lebih mementingkan urusan akhirat dari pada urusan duniawi.

g)      “Cuma ngapunten bapak  ibu romadhon  niki  bungah  tapi  yo  kudu  digandengi  prihaten,  mergo  onok  koidah “Tadoatisyayiat kama  tadoatisyayiat khasanat” nek  amal  apik ganjarane  ditingkelno nek amal elek dusone yo ditingkelno. Ati-ati nyolong pisan ulan romadhon podo karo nyolong  peng  sewu,  padu  peng  pisan  podo  karo  padu  peng  sewu. Bu,  nylatu  bojo peng pisan podo karo nylatu bojo peng sewu, ngrasani peng pisan podo karo ngrasani peng  sewu,  ibu  ibu dos pundi? Romadhon niki program  rasan-rasan prei nopo  jalan terus?  He  lanjutkan.  Ati-ati  nek  gak  ati-ati  ehm  podo  karo  nggedekno  duso, mangkane  timbangane raiso nglakoni  ibadah atuk  turu”.
“Hanya Maaf bapak – bapak dan ibu – ibu ramadhan ini kita merasa senang tapi juga dibarengi dengan rasa prihatin, karena ada kaidah “Tadoatisyayiat kama  tadoatisyayiat khasanat” kalau amal baik pahalanya ditingkatkan begitu juga amal jelek. Hati – hati mencuri sekali pada bulan ramadhan sama dengan mencuri seribu kali, berani dengan suami sekali sama dengan seribu kali, bagaimana ibu – ibu? Ramadhan ini progam menggunjing masih berjalan atau tidak? He lanjutkan. Maka dari itu berhati – hatilah karena jika tidak berhati – hati sama dengar memperbanyak dos, maka dari itu dari pada tidak bisa melakukan ibadah lebih baik tidur”.
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid dalam dalil yang dipaparkan beliau “Tadoatisyayiat kama  tadoatisyayiat khasanat”  mengandung makna “Suruhan” yaitu agar kita berhati- hati pada bulan suci ramadhan karena setiap kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya begitu juga sebaliknya.

h)      “Bapak ibu engkang minulyo kulo njenengan nek  iso mengendalikan diri nafsu sahwat duniawiyah, poso kito  akan  berhasil mergo  kulo  yakin menungso  niku karepe  podo,  cita-citane  podo kabeh,  kepengen  “Pikantuk  saadah  abadiyah”  kepengen  entok  kebahagiaan  hakiki, bahagia  dunia  akhirate,  nggeh  nopo  mboten?  He’eh”.

“Bapak Ibu yang saya mulyakan, kita kalau bisa mengendalikan diri dari nafsu sahwat duniawiyah, maka puasa kita akan berhasil karena saya yakin manusia itu keinginannya sama, cita-citanya sama semua, menginginkan “mendapatkan saadah  abadiyah” keinginan mendapatkan kebahagiaan hakiki, Bahagia dunia dan akhiratnya, iya pa tidak? Iya”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Menyarankan” kepada mitra tutur yaitu agar kita dapat mengendalikan hawa nafsu agar puasa kita berhasil serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

i)        “Pancen zaman akhir wong  kaleh  duwet  pancen  larang duwet,  petuk  uwong  kaleh  petuk  duwet  seneng petuk duwet. “Walakhirotu khoiru waabko” akhirat  iku  luweh bagus, akhherat  iku  luweh  langgeng”.
“Emang zaman akhir ini manusia dengan uang itu lebih mahal manusia, ketemu manusia dengan ketemu uang lebih senang bertemu uang, “Walakhirotu khoiru waabko” akhirat itu lebih bagus dan akhirat lebih awet”.
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid dalam dalil yang dipaparkan beliau “Walakhirotu khoiru waabko”   mengandung makna “Saran” kepada Mitra Tutur agar kita lebih mementingkan urusan akhirat dari pada urusan duniawi, karena urusan akhirat itu kekal.

j)        “mudah-mudahan  amal  ibadah  romadhon  kita  baik puasa  ,  sholat,  taraweh,  iqtikaf,  tadarus,  sodakoh, dan  lain  sebagainya diterima oleh Allah Swt, lepas romadhon kita termasuk minal aidzin walfaidzin mendapatkan piala idul  fitri,  menjadi  manusia  yang  manusiawi  yang  mampu  mengantarkan  kulo njenengan pikantuk fiddunya hasanah wafilakhiroti hasanah”.

“mudah-mudahan  amal  ibadah  romadhon  kita  baik puasa, sholat, taraweh, iqtikaf, tadarus,  sodakoh, dan  lain  sebagainya diterima oleh Allah Swt, lepas romadhon kita termasuk minal aidzin walfaidzin mendapatkan piala idul  fitri,  menjadi  manusia  yang  manusiawi  yang  mampu  mengantarkan  kita untuk mendapatkan fiddunya hasanah wafilakhiroti hasanah”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Harapan” kepada Allah dengan melewati bulan suci Ramadhan kita semua bisa kembali Fitrah yang dapat mengantarkan kita menuju kebaikan dunia dan akhirat.

                        Itulah beberapa bentuk dari tindak tutur direktif yang kami temukan dalam ceramah KH. Anwar Zahid yang bertemakan Menyongsong Bulan suci Ramadhan, mungkin banyak sekali kalimat TTD yang terkandung dalam ceramah beliau, akan tetapi sejauh saya mendengarkan hanya ini yang dapat saya temukan.
                        Dengan penyampaian beliau yang homuris dalam menyampaikan ceramah yang bersifat Ajakan, Suruhan, Saran menjadi kan pendengar menikmati dan mencermati apa yang disampaikan beliau dan bahasa dan yang dicontohkan beliau sangatlah mudah difahami oleh pendengar atau mitra tutur sehingga pendengar dapat merespon sekali bentuk TTD yang disampaikan beliau.

BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan dari pembahasan di atas yakni :
a.        
b.      Dalam Mp3 ceramah KH. Anwar Zahid banyak ditemukan bentuk – bentuk tindak tutur Direktif, ceramah yang banyak menggunakan bahasa Jawa ngoko dan kromo inggil ini mengandung makna Menyuruh, Mengajak, Menyarankan terhadap pendengar, diantara banyak sekali ucapan – ucapan beliau yang sudah saya paparkan dalam pembahasan tersebut.

2.      Saran
Dari hasil analisis saya dalam paper ini terdapat beberapa saran yang ingin saya sampaikan.
a.       Sebaiknya seorang pendakwah memperbanyak ucapan – ucapan yang menggunakan bentuk atau model tindak tutur direktif karena ini yang termasuk juga mengandung ajaran tentang nilai – nilai kebaikan, dan akan berdampak positif kepada pendengar,  agar pendengar dapat merespon dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari.
b.      bukan hanya seorang penceramah yang memperbanyak ucapanya dalam berceramah untuk menggunakan bentuk tindak tutur direktif tersebut akan tetapi juga para pembaca agar menerapkannya dalam kegiatan sehari – hari.


DAFTAR PUSTAKA

Paul Edward, the encyclopedia of philosophy, vol 1 & 2 (new york: Macmilan,1972)
Muhammad Athif al-Iraqi, Al-naz’ah al-‘Aqliyah Ibn Rusyd (kairo: dar al-Ma’arif, 1979)
Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar