ANALISIS FENOMENA SOSIOLINGISTIK PADA PERISTIWA TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA DAKWAH KH. ANWAR
ZAHID DARI BOJONEGORO
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswi Pascasarjana UIN Maliki Malang)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan Paper dengan judul “Analisis Fenomena
Sosiolingistik pada peristiwa tutur
direktif dalam wacana dakwah KH. Anwar Zahid dari Bojonegoro ”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah “Sosiolinguistik” yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan Paper ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas
kami, serta teman – teman seperjuangan yang selalu kompak dan Semangat dalam
penyelesaian tugas ini.
Paper ini dibuat untuk memenuhi
tugas
akhir mata kuliah Sosiolinguistik. Dalam Paper ini akan dibahas mengenai
2 sub pokok yaitu : Maksud dari tindak tutur direktif (TTD,
analisis tindak tutur direktif dalam ceramah KH. Anwar Zahid dari Bojonegoro). Paper ini dianjurkan untuk
dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan
pemahaman tentang Fenomena
Sosiolingistik pada
peristiwa tutur direktif.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya
terhadap Paper ini, dan penulis berharap
semoga Paper ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya Paper ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan Paper pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Malang,
13 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................
i
KATA
PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................
iii
BAB I.
PENDAHULUAN..................................................................................
1
- Latar Belakang.......................................................................................... 2
- Rumusan Masalah..................................................................................... 3
- Tujuan Pembahasan................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................
2
1.
Pengertian Tindak Tutur Direktif..............................................................
2
2.
Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Ceramah KH. Anwar Zahid......... 3
BAB III. PENUTUP............................................................................................
8
A. Kesimpulan................................................................................................
8
B. Saran..........................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia dalam
kehidupannya perlu melakukan
komunikasi dan interaksi dengan masyarakat,
manusia tidak akan
pernah terlepas dengan
yang namanya penggunaan bahasa
lisan berupa tindak
tutur, karena tanpa
adanya tindak tutur manusia
tidak dapat berkomunikasi dengan manusia
lain. Tindak tutur adalah segala aktivitas
bertutur manusia yang dilakukan
melalui lisan yang memiliki maksud dan tujuan.
Salah satu peristiwa
penggunaan bahasa yang terjadi dalam
ceramah K.H. Anwar Zahid
dapat dikaji dalam
ilmu pragmatik khususnya dalam
tindak tutur Direktif. Tindak
tutur Direktif ini melibatkan penutur pada kebenaran proposisi yang
diungkapkannya. Tuturan dalam ceramah K.H. Anwar Zahid mengindikasikan tindak tutur Direktif.
Hal ini
karena dalam menyampaikan
sebuah tuturan baik berupa
Suruhan, Saran, serta ajakan kepada pendengar atau mitra tutur.
Salah satu tuturan yang menarik
untuk dikaji adalah tuturan yang disampaikan
dalam ceramah K.H.
Anwar Zahid, karena K.H. Anwar
Zahid memiliki perbedaan dengan penceramah lainnya, yaitu dalam menyampaikan materi ceramah beliau
karena tuturan tersebut
disampaikan dengan gurauan akan tetapi didalamnya mengandung
makna tindak tutur direktif,
sehingga pendengar dapat menerima dan
memahami dengan baik
tuturan yang disampaikan
penutur. Selain itu, di dalam ceramah yang
disampaikan oleh K.H
Anwar Zahid banyak
humornya, sehingga dalam ceramah
K.H Anwar Zahid
banyak mengundang tawa
para pendengarnya. Materi yang
disampaikan selalu berkaitan
dengan realita yang
terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
Pembawaan ceramah seperti
itu membuat pendengar
lebih mudah menangkap materi
yang disampaikan oleh K.H. Anwar Zahid. Respon akan tindak tutur direktif
beliau dalam menyampaikan ceramah juga sangat bagus.
Maka dari itu, dalam paper ini saya
akan membahas serta menganilisis tentang fenomena sosiolinguistik pada
peristiwa tutur direktif dalam wacana dakwah KH. Anwar Zahid dari Bojonegoro.
B.
Rumusan
Masalah
Dengan latar belakang di atas maka
dapat di rumuskan sebuah masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang
dimaksud tindak tutur direktif?
2.
Apa
saja bentuk tindak tutur direktif yang terkandung dalam ceramah KH. Anwar
Zahid?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui tindak tutur direktif.
2.
Untuk
mengetahui Apa saja bentuk tindak tutur direktif yang terkandung dalam ceramah
KH. Anwar Zahid.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Tindak Tutur Direktif
2.
Analisis Ceramah KH. Anwar Zahid
Di atas telah Saya
paparkan tentang pengertian tindak tutur direktif, kemudian saya mencoba untuk
menganaisis tentang salah satu tindak tutur tersebut. Yang menjadi kajianya
yaitu seorang penceramah dari Bojonegoro dengan Bahasa Khas Bojonegoronya, yang
kini lagi buming dan digemari oleh masyarakat. Beliau adalah KH. Anwar Zahid.
Dalam File Mp3
tersebut ceramah beliau yang disampaikan dalam acara wisata Rohani di Tuban
Jawa Timur bertemakan Menyongsong Datangnya Bulan Suci Ramadhan. Dalam
ceramahnya beliau selalu menggunakan Bahasa Jawa Ngoko dan Kromo, sehingga
materi yang sampaikan dapat mudah dimengerti oleh masyarakat khususnya yang
hadir dalam acara tersebut. Beliau lebih mencontohkan hal-hal yang disampaikan
sesuai dengan keadaan masyarakat, sehingga di dalamnya banyak mengandung makna
menyuruh, menyarankan, mengajak. Terkadang beliau juga menyertakan argumentasi
atau saran yang disampaikan lewat cerita dan dalilil – dalil.
Tindak tutur
direktif beliau sangatlah kuat sehingga masyarakat merespon dengan sangat baik,
karena dalam menyampaikan ceramah beliau banyak humornya, sehingga dalam
ceramah KH. Anwar Zahid banyak mengundang tawa para pendengarnya. Hal itu
menunjukkan atusias yang luar biasa dalam mengikuti acara wisata rohani
tersebut.
Dalam Ceramah KH. Anwar Zahid yang bertemakan menyongsong Bulan
Suci Ramadhan, ada beberapa bentuk – bentuk tindak tutur direktif yang
digunakan beliau dalam menyampaikan Ceramahnya. Adapun bentuk – bentuk tindak
tutur direktif yang dapat saya tangkap adalah
a) “Molane nek iso urip neng dunyo iki
dadi wong seng apik, nyatet sejarah seng apik”.
“Makanya kalau bisa hidup di dunia ini jadilah orang yang baik,
Menulis sejarah yang baik”
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid memberi “suruhan” kepada mitra tutur
yaitu saat hidup di dunia ini hendaknya kita menjadi orang yang baik membuat
sejarah yang baik dalam hidup kita.
b) “Sampean nek pengen tentrem uripe
bahagia sakinah rumah tanggane iku tugase mok sitok manfaatno, Sampean nduwe
bojo lemu manfaatno kelemuane,
engko enak uripe
sampean, Alhamdulillah bojo
ngene iki masio gak
dipakani sedino ora
ketoro”
“Kalau kamu ingin hidup tentram bahagia sakinah rumah tangganya,
tugasnya hanya satu manfaatkan, kamu punya istri gemuk manfaatkan kegemukannya,
nanti hidup kamu terasa enak, Alhamdulillah istri seperti ini misalkan gak
dikasih makanpun gak kelihatan”
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid dalam kata Manfaatno
mengandung makna “Suruhan” yaitu jika ingin hidup bahagia dunia akhirat maka
manfaatkan apa kelebihannya.
c) “Ulan Romadhon seng sak niki kito
adepi niki sejatine kangge nglateh kulo jenengan ben kulo jenengan niki mboten
dadi wong seng Hubbuddunya. Mergo teng nggene romadhon niki kulo njenengan
niki diwajibno poso”.
“Bulan Romadhon yang kita hadapi sekarang ini sejatinya hanya untuk
melatih kita semua agar kita semua tidak menjadi orang yang Hubbuddunnya.
Karena dibulan Romadhon ini kita diwajibkan untuk berpuasa”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Mengajak” kepada mitra tutur yaitu
agar kita berpuasa pada bulan Ramadhan.
d) “wong wedok nampani duwek blonjo
teko wong lanang gelem ngomong matur nuwon pak,
iku ganjarane podo karo moco Qur’an
sampek hatam trimo matur nuwon
pak”
“Istri menerima uang belanja dari Suami mau mengucapkan terimakasih
pak, itu pahalanya sama dengan membaca Al-Qur’an sampai hatam hanya mengucapkan
terima kasih pak”.
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid memberi “Suruhan” kepada
mitra tutur khususnya yang wanita yaitu agar selalu menerima dengan ikhlas apa
yang berikan suami kepada istri.
e) “ayok dunyo akherate loro karone
dilakuni temen tur imbang, kulo baleni tur
imbang, sementara niki
kulo njenengan luweh
mentengne ndunyo timbang akherat”.
“Ayo dunia dan akhirat dua-duanya dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan seimbang, saya ulangi lagi agar seimbang, sementara ini kita ini lebih
mementingkan urusan dunia daripada urusan akhirat”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Mengajak” kepada mitra tutur yaitu
agar kita menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat.
f) “romadhon niki
bapak ibu satu
momentum kesempatan emas kangge
kulo njenengan supoyo mboten
col ndunyo karo
akherate ben akeh
akherate timbang dunyone, mergo sebelas bulan selain romadhon kulo
njenengan jelas akeh dunyone timbang
akherate”.
“Ramadha ini bapak ibu salah satu momentum atau kesempatan emas
bagi kita supaya tidak los dunia dan akhirat supaya lebih banyak akhiratnya
dari pada dunianya, karena 11 bulan selain Ramadhan kita jelas lebih banyak
urusan dunia dari pada urusan akhirat”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Mengajak” kepada mitra tutur yaitu
agar kita lebih mementingkan urusan akhirat dari pada urusan duniawi.
g) “Cuma ngapunten bapak ibu romadhon
niki bungah tapi
yo kudu digandengi
prihaten, mergo onok
koidah “Tadoatisyayiat kama
tadoatisyayiat khasanat” nek
amal apik ganjarane ditingkelno nek amal elek dusone yo
ditingkelno. Ati-ati nyolong pisan ulan romadhon podo karo nyolong peng
sewu, padu peng
pisan podo karo
padu peng sewu. Bu,
nylatu bojo peng pisan podo karo
nylatu bojo peng sewu, ngrasani peng pisan podo karo ngrasani peng sewu,
ibu ibu dos pundi? Romadhon niki
program rasan-rasan prei nopo jalan terus?
He lanjutkan. Ati-ati
nek gak ati-ati
ehm podo karo
nggedekno duso, mangkane timbangane raiso nglakoni ibadah atuk
turu”.
“Hanya Maaf bapak – bapak dan ibu – ibu ramadhan ini kita merasa
senang tapi juga dibarengi dengan rasa prihatin, karena ada kaidah
“Tadoatisyayiat kama tadoatisyayiat
khasanat” kalau amal baik pahalanya ditingkatkan begitu juga amal jelek. Hati –
hati mencuri sekali pada bulan ramadhan sama dengan mencuri seribu kali, berani
dengan suami sekali sama dengan seribu kali, bagaimana ibu – ibu? Ramadhan ini
progam menggunjing masih berjalan atau tidak? He lanjutkan. Maka dari itu
berhati – hatilah karena jika tidak berhati – hati sama dengar memperbanyak
dos, maka dari itu dari pada tidak bisa melakukan ibadah lebih baik tidur”.
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid dalam dalil yang dipaparkan
beliau “Tadoatisyayiat kama
tadoatisyayiat khasanat” mengandung makna “Suruhan” yaitu agar kita
berhati- hati pada bulan suci ramadhan karena setiap kebaikan akan dilipat
gandakan pahalanya begitu juga sebaliknya.
h) “Bapak ibu engkang minulyo kulo
njenengan nek iso mengendalikan diri
nafsu sahwat duniawiyah, poso kito
akan berhasil mergo kulo
yakin menungso niku karepe podo,
cita-citane podo kabeh, kepengen
“Pikantuk saadah abadiyah”
kepengen entok kebahagiaan
hakiki, bahagia dunia akhirate,
nggeh nopo mboten?
He’eh”.
“Bapak Ibu yang
saya mulyakan, kita kalau bisa mengendalikan diri dari nafsu sahwat duniawiyah,
maka puasa kita akan berhasil karena saya yakin manusia itu keinginannya sama,
cita-citanya sama semua, menginginkan “mendapatkan saadah abadiyah” keinginan mendapatkan kebahagiaan
hakiki, Bahagia dunia dan akhiratnya, iya pa tidak? Iya”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Menyarankan” kepada mitra tutur
yaitu agar kita dapat mengendalikan hawa nafsu agar puasa kita berhasil serta
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
i)
“Pancen
zaman akhir wong kaleh duwet
pancen larang duwet, petuk
uwong kaleh petuk duwet seneng petuk duwet. “Walakhirotu khoiru waabko”
akhirat iku luweh bagus, akhherat iku
luweh langgeng”.
“Emang zaman akhir ini manusia dengan uang itu lebih mahal manusia,
ketemu manusia dengan ketemu uang lebih senang bertemu uang, “Walakhirotu
khoiru waabko” akhirat itu lebih bagus dan akhirat lebih awet”.
Konteks Tutur :
Dalam Tuturan tersebut KH. Anwar Zahid dalam dalil yang dipaparkan
beliau “Walakhirotu khoiru waabko” mengandung makna “Saran” kepada Mitra Tutur
agar kita lebih mementingkan urusan akhirat dari pada urusan duniawi, karena
urusan akhirat itu kekal.
j)
“mudah-mudahan amal
ibadah romadhon kita
baik puasa , sholat,
taraweh, iqtikaf, tadarus,
sodakoh, dan lain sebagainya diterima oleh Allah Swt, lepas
romadhon kita termasuk minal aidzin walfaidzin mendapatkan piala idul fitri,
menjadi manusia yang
manusiawi yang mampu mengantarkan kulo njenengan pikantuk fiddunya hasanah
wafilakhiroti hasanah”.
“mudah-mudahan amal
ibadah romadhon kita
baik puasa, sholat, taraweh, iqtikaf, tadarus, sodakoh, dan
lain sebagainya diterima oleh
Allah Swt, lepas romadhon kita termasuk minal aidzin walfaidzin mendapatkan
piala idul fitri, menjadi
manusia yang manusiawi
yang mampu mengantarkan
kita untuk mendapatkan fiddunya hasanah wafilakhiroti hasanah”.
Konteks Tutur :
Dalam TTD ini KH. Anwar Zahid “Harapan” kepada Allah dengan
melewati bulan suci Ramadhan kita semua bisa kembali Fitrah yang dapat
mengantarkan kita menuju kebaikan dunia dan akhirat.
Itulah
beberapa bentuk dari tindak tutur direktif yang kami temukan dalam ceramah KH.
Anwar Zahid yang bertemakan Menyongsong Bulan suci Ramadhan, mungkin banyak
sekali kalimat TTD yang terkandung dalam ceramah beliau, akan tetapi sejauh
saya mendengarkan hanya ini yang dapat saya temukan.
Dengan
penyampaian beliau yang homuris dalam menyampaikan ceramah yang bersifat Ajakan,
Suruhan, Saran menjadi kan pendengar menikmati dan mencermati apa yang
disampaikan beliau dan bahasa dan yang dicontohkan beliau sangatlah mudah
difahami oleh pendengar atau mitra tutur sehingga pendengar dapat merespon
sekali bentuk TTD yang disampaikan beliau.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan dari pembahasan di atas yakni :
a.
b.
Dalam
Mp3 ceramah KH. Anwar Zahid banyak ditemukan bentuk – bentuk tindak tutur
Direktif, ceramah yang banyak menggunakan bahasa Jawa ngoko dan kromo inggil
ini mengandung makna Menyuruh, Mengajak, Menyarankan terhadap pendengar,
diantara banyak sekali ucapan – ucapan beliau yang sudah saya paparkan dalam
pembahasan tersebut.
2.
Saran
Dari hasil analisis saya dalam paper ini terdapat beberapa saran
yang ingin saya sampaikan.
a.
Sebaiknya
seorang pendakwah memperbanyak ucapan – ucapan yang menggunakan bentuk atau
model tindak tutur direktif karena ini yang termasuk juga mengandung ajaran tentang
nilai – nilai kebaikan, dan akan berdampak positif kepada pendengar, agar pendengar dapat merespon dengan baik dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari.
b.
bukan
hanya seorang penceramah yang memperbanyak ucapanya dalam berceramah untuk
menggunakan bentuk tindak tutur direktif tersebut akan tetapi juga para pembaca
agar menerapkannya dalam kegiatan sehari – hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Paul Edward, the encyclopedia of philosophy,
vol 1 & 2 (new york: Macmilan,1972)
Muhammad Athif al-Iraqi, Al-naz’ah al-‘Aqliyah
Ibn Rusyd (kairo: dar al-Ma’arif, 1979)
Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam, (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 1999)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar