Proposal Penelitian Penelitian Tindakan Kelas
PENERAPAN METODE SHORT CARD DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MUFRODAT DI MI BAITUL MUTTAQIN KEDUNGADEM-BOJONEGORO
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar bahasa
asing merupakan usaha yang berat dan menjenuhkan yang kadang kala membuat orang
frustasi. Hal itu di sebabkan karena belajar bahasa asing merupakan upaya untuk
membangun situasi dan kondisi baru dalam diri seseorang, untuk dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa asing tersebut.
Kondisi baru tersebut adakalanya berbeda sama sekali dengan kondisi bahasa ibu
baik dalam tataran system fonologi, marfolagi, maupun sintaksisnya, dan
adakalanya memiliki kemiripan dengan kondisi bahasa ibunya. Oleh karena itu berbagai kiat perlu dilakukan
terus-menerus di tengah-tengah upaya mempelajari bahasa asing. Salah satu kiat
yang dapat dilakukan untuk  menghindari
kejenuhan belajar pembelajaran baik itu visual, audio, dan audio visual.[1]
Dalam sekolah ini masih terdapat beberapa guru yang melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode tradisional, yang mana guru mendominasi proses
pembelajaran dan siswa hanya disuruh mencatat materi pelajaran yang sudah
dicatatkan oleh guru di papan tulis (dekte). Siswa akan cenderung pasif,
Mata
pelajaran bahasa arab dewasa ini mutunya masih sangat rendah karena belum
mencapai target yang diinginkan secara memadai. Banyak metode yang ada dalam
dunia pendidikan, salah satu alternative adalah Metode (Short card)
yang mana suatu cara teknik mengajar yang diterapkan untuk
kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik,
klasifikasi, fakta tentang obyek atau interview informasi. Gerakan fisik yang
dominan dalam metode ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau
bosan. Metode ini juga sangat efektif untuk melatih keterampilan menulis dan
berbicara sesuai dengan proses berbahasa yang diyakini merupakan proses
rangsangan, tanggapan (stimulus respon). Adapun 
efektifitas  penggunaan 
dari  metode  ini 
tergantung  pada  kreatifitas 
guru 
tersebut,
dan kartu yang bervariasi ini hanya sebagai hiasan dinding belaka.
Dengan  pendekatan 
disiplin  belajar  “Learning 
Vocabs  by  cards        Everyday”    yaitu mempelajari  kosakata melalui  kartu-kartu 
yang  dilakukan setiap hari akan
meningkatkan proses pemahaman siswa. Proses ini akan lebih berhasil  apabila ditunjang  dengan 
sistem yang  rekreatif. Tujuan  dari metode ini  merupakan 
sebuah  pemenuhan  dari  penggunaan 
target  bahasa  secara komunikatif. Dengan menggunakan metode  ini, para murid dibiasakan untuk
membentuk  kebiasaan  baru 
dalam  penggunaan  bahasa 
arab  tanpa  adanya pengaruh-pengaruh dari bahasa asli
mereka. 
Berdasarkan pemikiran  di  atas,
maka  pengembangan metode  (Short card) ini
berfungsi untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap mufrodat bahasa
arab  untuk  mengetahui 
tingkat  keberhasilan  pembelajaran. 
Hasil pengembangan  ini  diharapkan 
bisa  bermanfaat  untuk 
menguji  efektifitas penerapan
metode (Short card) terhadap peningkatan
kemampuan berbahasa arab serta 
mengetahui  motivasi  siswa 
melalui  metode  alternatif 
dan  variatif  ini. Maka penulis mencoba untuk mengkaji dan
meneliti pendidikan Bahasa Arab khususnya 
berkenaan  dengan  motivasi 
belajar  siswa,  untuk 
itu  penulis mengangkat judul:
"Penerapan metode (Short card) dalam
meningkatan motivasi  belajar siswa pada
pembelajaran mufrodat di MI Baitul Muttaqin Kedungadem-Bojonegoro".
B. RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang diatas, saya dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode (Short card) dalam
pembelajaran mufrodat di kelas V MI Baitul Muttaqin
Kedungadem-Bojonegoro?  
2.  Bagaimana motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran mufrodat setelah diterapkannya metode (Short
card) di kelas V MI Baitul Muttaqin Kedungadem-Bojonegoro?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan
masalah diatas, maka penelitian bertujuan untuk :
- Untuk mendeskripsikan penerapan metode (Short Card) dalam pembelajaran mufrodat di kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
 - Untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran mufrodat setelah diterapkannya metode (Short Card) di kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
 
D.   
HIPOTESIS TINDAKAN
- Dengan Pengunaan Metode (Short Card) dalam pembelajaran mufrodat sebagai motivasi belajar siswa kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
 - Dengan menerapkan metode (Short Card) dapat meningkatkan kwalitas hasil pembelajaran Mufrodat pada pelajaran Bahasa Arab kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
 
E.    
MANFAAT
PENELITIAN
Bagi Sekolah  
Ø  Penggunaan
media ini merupakan hal yang sangat penting bagi sekolah guna mencapai tujuan
pengajaran Bahasa Arab yang lebih baik.
 Bagi Guru
Ø  Untuk memperluas dan menambahkan wawasan
serta kreativitas berfikir dalam mengembangkan potensinya sebagai pendidik.
Ø  Diharapkan akan dapat membantu dan
mempermudah para guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya mata
pelajaran Bahasa Arab.
Bagi Siswa
Ø  Agar anak didik dapat melafadzkan mufrodat
dan kalimat bahasa arab dengan fasih dan benar.
Ø   Melatih pengucapan anak didik untuk terampil
berbahasa arab.
Bagi
Peneliti
Ø  Peneliti
dapat mengetahui keberhasilan yang dicapai dalam penggunaan media pembelajaran
ini pada pembelajaran Bahasa Arab yang lebih baik, khususnya di kelas V MI
Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Media Pembelajaran (Short Card)
1.     
Pengertian
Metode Short Card
Dalam Bahasa Arab  istilah yang 
sering dipakai untuk menunjuk kata metode  adalah 
thariqah.  Metode  adalah 
rencana  menyeluruh  penyajian bahasa secara sistematis
berdasarkan pendekatan yang ditentukan[2].
Menurut Winarno  Surahmad menegaskan  bahwa metode 
pengajaran adalah  cara,  yang 
di  dalam  fungsinya 
merupakan  alat  untuk 
mencapai tujuan. Makin baik metode yang diterapkan, maka makin efektif
pencapaian tujuan. 
Sedangkan untuk menetapkan
apakah  sebuah metode dapat disebut
baik  diperlukan  patokan 
yang  bersumber  dari 
beberapa  faktor  yang 
di antaranya  adalah  tujuan 
yang  akan  dicapai 
dan  yang  merupakan 
faktor utama. 
Adapun  yang 
dimaksud  metode  pengajaran 
menurut  Abu  Bakar Muhammad  adalah 
sebagai  suatu  aturan 
yang  dilalui  oleh 
guru  di  dalam menyampaikan  pelajarannya, 
agar  dapat  sampai 
pengetahuan  itu  kepada pikiran siswa dengan bentuk yang baik
untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode 
dalam  pembelajaran  banyak 
sekali  jenisnya,  karena 
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor : 
1)  Tujuan yang
beragam jenis dan fungsinya 
2)  Peserta didik yang
beragam tingkat kematangannya 
3)  Situasi yang
beragam keadaannya 
4)  Fasilitas yang
beragam kualitas dan kuantitasnya 
5)  Pribadi guru serta
kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda 
Metode Pengajaran merupakan bagian
dari strategi pengajaran. Metode Pengajaran dipilih berdasarkan dari atau
dengan pertimbangan jenis strategi pengajaran 
yang  telah  ditetapkan 
sebelumnya.  Begitu  pula 
metode merupakan  bagian  yang 
integral  dengan  sistem 
pengajaran  maka perwujudannya
tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran yang  lain. Hal 
ini berarti pula bahwa di dalam memilih metode yang akan
dioperasikan  dalam  interaksi 
belajar  mengajar,  senantiasa 
dengan mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.
Para pendidik  (guru) harus memilih metode pengajaran yang  setepat-tepatnya,  yang 
dipandang  lebih  efektif 
dari  pada metode-metode  lainnya, sehingga  kecakapan 
dan  pengetahuan  yang 
diberikan  oleh  guru 
itu  benar-benar menjadi milik
siswa. Jadi  jelaslah  bahwa 
metode  adalah  cara 
yang  dalam  fungsinya merupakan alat untuk mencapai  tujuan, makin 
tepat metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
tersebut. 
Demikian juga tingkat intelektual,
perbedaan kesanggupan dan kecepatan. Ada enam unsur dasar dari suatu metode,
antra lain:  
a)     
Authority,  yaitu 
adanya  semacam  ثقة dari 
seorang  guru,  membuat murid yakin dan percaya pada dirinya
sendiri. 
b)     
Infantilisasi,  murid 
seakan-akan  seperti  anak 
kecil  yang  menerima "authority"  dari 
guru.  Ilmu  masuk 
tanpa  disadari  seperti 
apa  yang dialami oleh seorang
anak kecil.  
c)     
Dual
komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa rangsangan  semangat 
dari  keadaan  ruangan 
dan  dari  kepribadian seorang guru.
d)    
Intonasi, guru
menyajikan materi pelajaran dengan 
tiga  intonasi yang berlainan.
e)     
Rhythm,  yaitu 
pelajaran membaca  dilakukan  dengan 
irama,  berhenti sejenak  di 
antara  kata-kata  dan 
rasa  yang  disesuaikan 
dengan  nafas irama dalam.
f)      
Keadaan  Pseudo-Passive,  keadaan 
murid  rileks  tetapi 
tidak  tidur sambil mendengar
irama musik.[3]
2.     
Tujuan
Menggunakan Metode Short Card
Tujuan  dari 
strategi  dan  metode 
belajar menggunakan  Short Card  ini adalah 
untuk  mengungkapkan  daya 
ingat  terhadap  materi 
pelajaran  yang telah dipelajari
siswa.[4]
3.     
Hal- Hal yang
Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Short Card
Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan
metode 
Short Card antara lain :  
a)   
Kartu-kartu
tersebut jangan diberi nomor urut 
b)  
Kartu-kartu
tersebut dibuat dalam ukuran yang sama  
c)   
Jangan memberi
“tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut 
d)  
Kartu-kartu  tersebut 
terdiri  dari  “beberapa 
bahasan”  dan  dibuat dalam jumlah yang banyak atau sesuai
dengan jumlahsiswa. 
e)   
Materi yang
ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah dipelajari  oleh 
siswa. Metode  ini dapat
mengaktifkan  siswa yang  kelelahan. 
Metode  dapat  digunakan 
untuk  mengaktifkan siswa dalam
mempelajari materi yang bersifat konsep, karakteristik. [5]
5.  Kelebihan Metode pengajaran
1.      Guru mudah
menguasai kelas
2.      Mudah dilaksanakan
3.      Mudah
mengorganisir kelas
4.      Dapat diikuti
jumlah siswa yang yang banyak
5.      Mudah
menyiapkannya
6.      Guru mudah
menerangkan dengan baik. (Roestiyah, 1994 : 64)
     6. 
kelemahan metode pengajaran
a.   
            Kemungkinan
terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban
yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang
diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula. 
B. MOTIVASI BELAJAR
1.      Pengertian Motivasi 
Motivasi adalah pendorongan ; suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut John P.
Campbeli dkk, menambahkan rincian dalam definisi motovasi dengan mengemukakan
bahwa motivasu=I mencakup didalamnya arah, tujuan, tingkah laku   [6]
.
2.      Tujuan Motivasi Dalam KBM
Dalam soal belajar motivasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat
mutlak untuk belajar. Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu
para siswa agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan dan
ditetapkan didalam kurikulum  [7]
.
C.    Pembelajaran Mufrodat dalam Bahasa Arab
1.      Pengertian Pembelajaran Mufrodat dalam Bahasa Arab  
Pelajaran 
bahasa Arab  yang  pertama 
kali  diberikan  adalah membaca sebab  tujuan 
utama  pengajaran  bahasa 
Arab  adalah  agar 
siswa  mampu membaca  atau 
berbicara  dalam  pembicaraan 
sehari-hari  dengan  berbahasa arab  dan 
membaca  Al-Qur'an  dalam 
sholat  dan  do'a-doa, 
yang  disebut berbahasa itu adalah
berbicara secara lisan. 
Berdasarkan 
kurikulum  Departemen  Agama 
Bahasa  Arab  mulai diajarkan di MI pada kelas IV akan
tetapi pada kenyataanya banyak sekali MI yang 
menyelenggarakan  pelajaran  Bahasa 
Arab  mulai  kelas 
I.  Dalam pengajaran suatu
bahasa,  tidak bisa terlepas dari
penguasaan kosakata bahasa tersebut demikian halnya dalam pengajaran bahasa arab.
Langkah awal dalam  memperkenalkan bahasa
arab adalah dengan pengenalan kosakata (mufrodat) terlebih dahulu. 
Harmer menyatakan bahwa dalam memperkenalkan
kosakata  kepada murid, ada empat hal
yang harus diperhatikan yaitu: 
1.  Makna kata 
2.  Penggunaan kata 
3.  Pembentukan kata 
4.  Struktur kata 
v 
Karakteristik anak bahasa
untuk anak usia MI/SD 
·        
Anak-anak belajar sambil
bekerja /bermain/ beraktivitas 
·        
Anak-anak  memperoleh 
pemahaman  melalui  gerakan 
(isyarat tangan),mata, dan lain-lain. 
·        
Mereka suka bermain dan
mempelajari sesuatu yang mereka senangi  
·        
Anak-anak sudah dapat
beragumentasi (membantah) 
·        
Kosakata anak-anak tidak
sama dengan kosakata orang dewasa. Artinya anak-anak belum memahami ungkapan
yang biasa digunakan oleh orang dewasa.
v
Karakteristik Guru bahasa
Arab untuk anak antara lain: 
·        
Menguasai konsep  tentang prinsip-prinsip dasar pembelajaran
bahasa arab untuk anak.
·        
Memahami karakter anak di
setiap masa perkembangannya.
·        
Terampil, kreatif, penuh
semangat, dan menyenagkan.
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata
pelajaran yang isinya  mencakup  mata  pelajaran 
membaca,  menyimak,  berbicara 
dan menulis. 
Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus
dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran
berkomunikasi dengan  bahasa  tersebut.[8]Jadi  pembelajaran 
mufrodat  adalah  cara 
yang digunakan  oleh  guru 
untuk menyampaikan  pelajaran  kepada 
peserta  didik baik itu makna kata
maupun suku kata.  
2.      Teknik-teknik Pengajaran Mufrodat   
Adapun  tahapan  dan 
teknik  pengajaran mufrodat  atau 
pengalaman belajar siswa dalam mengenal dan memperoleh makan mufrodat
dipaparkan sebagai berikut.[9]
a.  Mendengarkan kata 
Ini  adalah  tahap 
yang  pertama.  Berikan 
kesempatan  kepada  siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan
guru, baik berdiri sendiri maupun  di
dalam  kalimat. Apabila  unsur bunyi dari kata  itu 
sudah dikuasai  oleh  siswa, 
maka  dalam  dua 
atau  tiga  kali 
pengulangan, siswa telah mampu mendengarkan secara benar.  
b.  Mengucapkan kata 
Tahap  berikutnya  adalah mmeberi  kesempatan 
kepada  siswa  untuk mengucapkan kata yang  telah didengarnya. Mengucapkan kata baru
membantu siswa mengingatnya dalam waktu yang lebih lama. 
c.  Mendapatkan makna kata 
Berikan arti kata kepada siswa dengan sedapat mungkin menghindari
terjemahan,  kecuali  kalau 
tidak  ada  jalan 
lain.  Saran  ini dikemukakan,  karena 
kalau  guru  setiap 
kali  selalu  menggunakan bahasa  ibu 
siswa,  maka  tidak 
akan  terjadi  komunikasi 
langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara itu makna kata
akan cepat dilupakan oleh siswa.  
d.  Membaca kata 
Setelah siswa mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata  baru, 
guru  menulisnya  dipapan 
tulis.  Setelah  itu 
siswa  diberi kesempatan untuk
membacanya dengan suara yang keras. 
e.  Menulis kata  
Akan  sangat membantu  penguasaan 
kosakata,  kalau  siswa 
diminta menulis kata-kata yang baru dipelajarinya pada saat makna kata-kata
itu  masih  segar 
dalam  ingatan  siswa. 
Siswa  menulis  dibukunya masing-masing  dengan 
mencontoh  apa  yang 
ditulis  guru  di 
papan tulis.  Dalam  hal 
menulis  kata  di 
papan  tulis  ini, 
guru  sebaiknya memnbiasakan diri
untuk menulis setiap isim mufrad didikuti dengan bentuk  jamaknya, 
dan  setiap  fi'il 
madhi  diikuti  dengan 
bentuk mudharinya  ini  berlaku 
tentu  saja  apabila 
pelajaran  telah  sampai pada pengenalan jamak dan perubahan
fi'il.  
f.  Membuat kalimat 
Tahap  terakhir  dari 
kegiatan  pengajaran  kosakata 
adalah menggunakan  kata-kata  baru 
itu  dalam  sebuah 
kalimat  yang sempurna,  secara 
lisan  maupun  tertulis. 
Guru  memberikan  contoh kalimat kemudian meminta siswa membuat
kalimat serupa. Latihan ini sangat membantu memantapkan pengertian siswa
terhadap makna kata.  Sudah  barang 
tentu  tidak  semua 
kata-kata  baru  harus 
dikenalkan  dengan  semua 
prosedur  atau  langkah 
di  muka.  Faktor waktu 
harus  juga  diperhitungkan. Untuk  itu 
perlu  dipilih  kata-kata 
yang  memang  sulit, 
atau  kata-kata  yang 
memang  hanya  difahami maknanya secara utuh apabila
dihubungkan dengan konteks.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Penelitian 
ini  menggunakan  pendekatan 
kualitatif.  pendekatan  ini bermaksud untuk memahami fenomena  tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu  konteks  khusus 
yang  alamiah  dan 
dengan  memanfaatkan  berbagai metode alamiah.[10]
1.     
Setting
Penelitian
a.        
Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di MI Baitul Muttaqin Kedungadem
Bojonegoro untuk mata pelajaran Bahasa Arab dalam
pembelajaran Mufrodat kelas V. 
b.     
Waktu
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru
2012/2013, yaitu bulan Juli sampai dengan September. Penentuan waktu penelitian
mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus
yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
c.      
Siklus
penelitian tindakan kelas (PTK)
PTK dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat
peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran
bahasa Arab dalam pembelajaran Mufrodat.
2.     
Persiapan
PTK
Dalam pelaksanaan PTK, peneliti akan menjelaskan tentang
perincian yang akan dilaksanakan, yaitu (a) rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), (b) silabus, (c) mengumpulkan referensi untuk pembuatan materi PTK, (d)
pembuatan media gambar, (e) menyiapkan strategi yang tepat untuk diterapkan.
Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) lembar
kerja siswa (LKS) (2) lembar pengamatan diskusi, dan (3) lembar evaluasi. Dalam
persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara
heterogen.[11]
3.     
Subjek
Penelitian
Dalam PTK ini yang
menjadi subjek penelitian adalah semua siswa kelas
V
yang berjumlah  30 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.Waktu
penelitian selama 2 bulan. 
4.     
Sumber Data 
(1)  
Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan motivasi
siswa  dalam proses belajar mengajar.
(2)  
Guru 
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
dengan media Short Card menggunakan pendekatan kualitatif dan hasil
belajar serta motivasi siswa dalam proses pembelajaran. 
(3)  
Teman sejawat
dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber
data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari siswa maupun
guru.
5.     
Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.      
Teknik
pengumpulan data PTK
1.     
Observasi:
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi siswa dalam PBM dan metode
Short Cart  pembelajaran Mufrodat
dengan pendekatan kualitatif.
2.     
Wawancara:
digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan siswa
implementasi metode Short Card dalam pembelajaran Mufrodat dengan
pendekatan kualitatif.
3.     
Diskusi antar
guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
b.     
Alat
pengumpulan data PTK
1.     
Tes:
menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes yang diberikan kepada
siswa pada setiap awal dan akhir pembelajaran pada masing-masing siklus yaitu,
siklus I dan siklus II. 
2.     
Observasi:
menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat keaktifan  siswa dalam proses belajar mengajar mata
pelajaran bahasa Arab dalam pembelajaran Mufrodat dengan pendekatan kualitatif.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara langsung yaitu,
peneliti berperan sebagai pengamat untuk melihat dan mengamati perilaku siswa
yang berkaitan dengan tindakan yang diberikan. 
3.     
Wawancara:
menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan
teman sejawat tentang pembelajaran Mufrodat dengan pendekatan Kualitatif. Wawancara
dengan Guru bidang study digunakan untuk mengetahui permasalahan pembelajaran
yang dihadapi, baik metode pembelajaran yang digunakan, perilaku siswa maupun
hasil belajar siswa. Sedangkan wawancara dengan siswa digunakan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Arab pada
pembelajaran Mufrodat dan media pembelajaran yang diterapkan oleh Guru bidang
study.
4.  
Rekaman Data atau Catatan Lapangan: untuk merekam
semua kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.
6.     
Analisis
data 
Analisis dilakukan peneliti sejak
awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan
lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di
kelas, peneliti langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana
kelas, cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, interaksi siswa dengan
siswa dan lain-lain. 
Dalam pelaksanaan penelitian ini,
peneliti menggunakan data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan
tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau
sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktifitas siswa
mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,
motivasi belajar, dan sejenisnya.
Data yang dikumpulkan pada setiap
kegiatan observasi dari pelaksaaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar: dengan menganalisis rata-rata
ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan
rendah.  Aktifitas siswa dalam PBM dengan
menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan
dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan
menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi
berhasil, kurang berhasil, tidak berhasil.
I.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja harus realistis
dan dapat di ukur, bagian-bagian dari indikator kinerja dalam penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
- Siswa
 
a.      
Tes: rata-rata
nilai ulangan harian. Sekurang-kurangnya 80% siswa dapat mengerjakan dengan
benar soal-soal Mufrodat tentang profesi.
b.     
Observasi:
keaktifan siswa dalam proses berlajar mengajar.
- Guru
 
1)     
Dokumentasi:
kehadiran siswa
2)     
Observasi:
hasil observasi.
K.
Rencana Kerja
Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam Penelitian
Tindakan Kelas, adalah berikut rinciannya :
| 
   
No. 
 | 
  
   
Jenis
  kegiatan 
 | 
  
   
Minggu
  ke 
 | 
 |||||||
| 
   | 
  
   | 
  
   
1 
 | 
  
   
2 
 | 
  
   
3 
 | 
  
   
4 
 | 
  
   
5 
 | 
  
   
6 
 | 
  
   
7 
 | 
  
   
8 
 | 
 
| 
   
1. 
 | 
  
   
Penyusunan
  proposal 
 | 
  
   
√ 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
 
| 
   
2. 
 | 
  
   
Pelaksanaan
  siklus 1 
 | 
  
   | 
  
   
√ 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
 
| 
   
3. 
 | 
  
   
Analisis
  data 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   
√ 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
 
| 
   
4. 
 | 
  
   
Pelaksanaan
  siklus 2 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   
√ 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
 
| 
   
5. 
 | 
  
   
Analisis
  data 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   
√ 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
 
| 
   
6. 
 | 
  
   
Penyusunan
  laporan 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   
√ 
 | 
  
   | 
  
   | 
 
| 
   
7. 
 | 
  
   
Seminar
  hasil PTK 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   
√ 
 | 
  
   | 
 
| 
   
8. 
 | 
  
   
Perbaikan
  dan penggandaan laporan PTK 
 | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   | 
  
   
√ 
 | 
 
DAFTAR PUSTAKA
1.     
Arsyad,  Azhar,  April 
2002,  "Bahasa  Arab 
dan  Metode  Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran)",
Makasar: Pustaka Pelajar.
2.      Fuad,
Effendy Ahmad. 2005, "Metodologi Pengajaran Bahasa Arab"
Malang: PT. Misykat.
3.      J.
Moleong  lexy.  2007, 
"Metodologi Penelitian Kualitatif", Bandung: Remaja Rosdakarya.
4.       
Kunandar, 2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta Utara :PT. Raja Grafindo. 
5.      Ngalim Purwanto,
1990, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
6.     
Rosyidi, Abdul
wahab, 2008, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN Press.
7.      Suja'i.  2008, 
"Inovasi 
Pembelajaran  Bahasa  Arab",  Semarang: 
Walisongo Press. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar