Menulislah sesuai kemampuanmu

Selasa, 22 April 2014

PENERAPAN METODE SHORT CARD DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MUFRODAT DI MI BAITUL MUTTAQIN KEDUNGADEM-BOJONEGORO



Proposal Penelitian Penelitian Tindakan Kelas



PENERAPAN METODE SHORT CARD DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MUFRODAT DI MI BAITUL MUTTAQIN KEDUNGADEM-BOJONEGORO

By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang) 




PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Belajar bahasa asing merupakan usaha yang berat dan menjenuhkan yang kadang kala membuat orang frustasi. Hal itu di sebabkan karena belajar bahasa asing merupakan upaya untuk membangun situasi dan kondisi baru dalam diri seseorang, untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa asing tersebut. Kondisi baru tersebut adakalanya berbeda sama sekali dengan kondisi bahasa ibu baik dalam tataran system fonologi, marfolagi, maupun sintaksisnya, dan adakalanya memiliki kemiripan dengan kondisi bahasa ibunya. Oleh karena itu berbagai kiat perlu dilakukan terus-menerus di tengah-tengah upaya mempelajari bahasa asing. Salah satu kiat yang dapat dilakukan untuk  menghindari kejenuhan belajar pembelajaran baik itu visual, audio, dan audio visual.[1] Dalam sekolah ini masih terdapat beberapa guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode tradisional, yang mana guru mendominasi proses pembelajaran dan siswa hanya disuruh mencatat materi pelajaran yang sudah dicatatkan oleh guru di papan tulis (dekte). Siswa akan cenderung pasif,
Mata pelajaran bahasa arab dewasa ini mutunya masih sangat rendah karena belum mencapai target yang diinginkan secara memadai. Banyak metode yang ada dalam dunia pendidikan, salah satu alternative adalah Metode (Short card) yang mana suatu cara teknik mengajar yang diterapkan untuk kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau interview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam metode ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan. Metode ini juga sangat efektif untuk melatih keterampilan menulis dan berbicara sesuai dengan proses berbahasa yang diyakini merupakan proses rangsangan, tanggapan (stimulus respon). Adapun
efektifitas  penggunaan  dari  metode  ini  tergantung  pada  kreatifitas  guru
tersebut, dan kartu yang bervariasi ini hanya sebagai hiasan dinding belaka.
Dengan  pendekatan  disiplin  belajar  “Learning  Vocabs  by  cards        Everyday”    yaitu mempelajari  kosakata melalui  kartu-kartu  yang  dilakukan setiap hari akan meningkatkan proses pemahaman siswa. Proses ini akan lebih berhasil  apabila ditunjang  dengan  sistem yang  rekreatif. Tujuan  dari metode ini  merupakan  sebuah  pemenuhan  dari  penggunaan  target  bahasa  secara komunikatif. Dengan menggunakan metode  ini, para murid dibiasakan untuk membentuk  kebiasaan  baru  dalam  penggunaan  bahasa  arab  tanpa  adanya pengaruh-pengaruh dari bahasa asli mereka.
Berdasarkan pemikiran  di  atas, maka  pengembangan metode  (Short card) ini berfungsi untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap mufrodat bahasa arab  untuk  mengetahui  tingkat  keberhasilan  pembelajaran.  Hasil pengembangan  ini  diharapkan  bisa  bermanfaat  untuk  menguji  efektifitas penerapan metode (Short card) terhadap peningkatan kemampuan berbahasa arab serta  mengetahui  motivasi  siswa  melalui  metode  alternatif  dan  variatif  ini. Maka penulis mencoba untuk mengkaji dan meneliti pendidikan Bahasa Arab khususnya  berkenaan  dengan  motivasi  belajar  siswa,  untuk  itu  penulis mengangkat judul: "Penerapan metode (Short card) dalam meningkatan motivasi  belajar siswa pada pembelajaran mufrodat di MI Baitul Muttaqin Kedungadem-Bojonegoro".

B.     RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, saya dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode (Short card) dalam pembelajaran mufrodat di kelas V MI Baitul Muttaqin Kedungadem-Bojonegoro? 
2.  Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran mufrodat setelah diterapkannya metode (Short card) di kelas V MI Baitul Muttaqin Kedungadem-Bojonegoro?


C.    TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian bertujuan untuk :
    1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode (Short Card) dalam pembelajaran mufrodat di kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
    2.  Untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran mufrodat setelah diterapkannya metode (Short Card) di kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.

D.    HIPOTESIS TINDAKAN
    1. Dengan Pengunaan Metode (Short Card) dalam pembelajaran mufrodat sebagai motivasi belajar siswa kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
    2. Dengan menerapkan metode (Short Card) dapat meningkatkan kwalitas hasil pembelajaran Mufrodat pada pelajaran Bahasa Arab kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.
E.     MANFAAT PENELITIAN
Bagi Sekolah  
Ø  Penggunaan media ini merupakan hal yang sangat penting bagi sekolah guna mencapai tujuan pengajaran Bahasa Arab yang lebih baik.
 Bagi Guru
Ø  Untuk memperluas dan menambahkan wawasan serta kreativitas berfikir dalam mengembangkan potensinya sebagai pendidik.
Ø  Diharapkan akan dapat membantu dan mempermudah para guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Arab.
Bagi Siswa
Ø  Agar anak didik dapat melafadzkan mufrodat dan kalimat bahasa arab dengan fasih dan benar.
Ø   Melatih pengucapan anak didik untuk terampil berbahasa arab.
Bagi Peneliti
Ø  Peneliti dapat mengetahui keberhasilan yang dicapai dalam penggunaan media pembelajaran ini pada pembelajaran Bahasa Arab yang lebih baik, khususnya di kelas V MI Baitul Muttaqin Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Media Pembelajaran (Short Card)

1.      Pengertian Metode Short Card
Dalam Bahasa Arab  istilah yang  sering dipakai untuk menunjuk kata metode  adalah  thariqah.  Metode  adalah  rencana  menyeluruh  penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan[2].
Menurut Winarno  Surahmad menegaskan  bahwa metode  pengajaran adalah  cara,  yang  di  dalam  fungsinya  merupakan  alat  untuk  mencapai tujuan. Makin baik metode yang diterapkan, maka makin efektif pencapaian tujuan.
Sedangkan untuk menetapkan apakah  sebuah metode dapat disebut baik  diperlukan  patokan  yang  bersumber  dari  beberapa  faktor  yang  di antaranya  adalah  tujuan  yang  akan  dicapai  dan  yang  merupakan  faktor utama.
Adapun  yang  dimaksud  metode  pengajaran  menurut  Abu  Bakar Muhammad  adalah  sebagai  suatu  aturan  yang  dilalui  oleh  guru  di  dalam menyampaikan  pelajarannya,  agar  dapat  sampai  pengetahuan  itu  kepada pikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode  dalam  pembelajaran  banyak  sekali  jenisnya,  karena  metode dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1)  Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya
2)  Peserta didik yang beragam tingkat kematangannya
3)  Situasi yang beragam keadaannya
4)  Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya
5)  Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
Metode Pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran. Metode Pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan jenis strategi pengajaran  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya.  Begitu  pula  metode merupakan  bagian  yang  integral  dengan  sistem  pengajaran  maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran yang  lain. Hal  ini berarti pula bahwa di dalam memilih metode yang akan dioperasikan  dalam  interaksi  belajar  mengajar,  senantiasa  dengan mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.
Para pendidik  (guru) harus memilih metode pengajaran yang  setepat-tepatnya,  yang  dipandang  lebih  efektif  dari  pada metode-metode  lainnya, sehingga  kecakapan  dan  pengetahuan  yang  diberikan  oleh  guru  itu  benar-benar menjadi milik siswa. Jadi  jelaslah  bahwa  metode  adalah  cara  yang  dalam  fungsinya merupakan alat untuk mencapai  tujuan, makin  tepat metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.
Demikian juga tingkat intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan. Ada enam unsur dasar dari suatu metode, antra lain: 
a)      Authority,  yaitu  adanya  semacam  ثقة dari  seorang  guru,  membuat murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri.
b)      Infantilisasi,  murid  seakan-akan  seperti  anak  kecil  yang  menerima "authority"  dari  guru.  Ilmu  masuk  tanpa  disadari  seperti  apa  yang dialami oleh seorang anak kecil. 
c)      Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa rangsangan  semangat  dari  keadaan  ruangan  dan  dari  kepribadian seorang guru.
d)     Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan  tiga  intonasi yang berlainan.
e)      Rhythm,  yaitu  pelajaran membaca  dilakukan  dengan  irama,  berhenti sejenak  di  antara  kata-kata  dan  rasa  yang  disesuaikan  dengan  nafas irama dalam.
f)       Keadaan  Pseudo-Passive,  keadaan  murid  rileks  tetapi  tidak  tidur sambil mendengar irama musik.[3]
2.      Tujuan Menggunakan Metode Short Card
Tujuan  dari  strategi  dan  metode  belajar menggunakan  Short Card  ini adalah  untuk  mengungkapkan  daya  ingat  terhadap  materi  pelajaran  yang telah dipelajari siswa.[4]
3.      Hal- Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Short Card
Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode
Short Card antara lain : 
a)    Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut
b)   Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama 
c)    Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut
d)   Kartu-kartu  tersebut  terdiri  dari  “beberapa  bahasan”  dan  dibuat dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlahsiswa.
e)    Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah dipelajari  oleh  siswa. Metode  ini dapat mengaktifkan  siswa yang  kelelahan.  Metode  dapat  digunakan  untuk  mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat konsep, karakteristik. [5]
5.  Kelebihan Metode pengajaran
1.      Guru mudah menguasai kelas
2.      Mudah dilaksanakan
3.      Mudah mengorganisir kelas
4.      Dapat diikuti jumlah siswa yang yang banyak
5.      Mudah menyiapkannya
6.      Guru mudah menerangkan dengan baik. (Roestiyah, 1994 : 64)
     6.  kelemahan metode pengajaran
a.                Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula.

B.     MOTIVASI BELAJAR

1.      Pengertian Motivasi
Motivasi adalah pendorongan ; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut John P. Campbeli dkk, menambahkan rincian dalam definisi motovasi dengan mengemukakan bahwa motivasu=I mencakup didalamnya arah, tujuan, tingkah laku   [6] .
2.      Tujuan Motivasi Dalam KBM
Dalam soal belajar motivasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswa agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum  [7] .
C.    Pembelajaran Mufrodat dalam Bahasa Arab
1.      Pengertian Pembelajaran Mufrodat dalam Bahasa Arab 
Pelajaran  bahasa Arab  yang  pertama  kali  diberikan  adalah membaca sebab  tujuan  utama  pengajaran  bahasa  Arab  adalah  agar  siswa  mampu membaca  atau  berbicara  dalam  pembicaraan  sehari-hari  dengan  berbahasa arab  dan  membaca  Al-Qur'an  dalam  sholat  dan  do'a-doa,  yang  disebut berbahasa itu adalah berbicara secara lisan.
Berdasarkan  kurikulum  Departemen  Agama  Bahasa  Arab  mulai diajarkan di MI pada kelas IV akan tetapi pada kenyataanya banyak sekali MI yang  menyelenggarakan  pelajaran  Bahasa  Arab  mulai  kelas  I.  Dalam pengajaran suatu bahasa,  tidak bisa terlepas dari penguasaan kosakata bahasa tersebut demikian halnya dalam pengajaran bahasa arab. Langkah awal dalam  memperkenalkan bahasa arab adalah dengan pengenalan kosakata (mufrodat) terlebih dahulu.
Harmer menyatakan bahwa dalam memperkenalkan kosakata  kepada murid, ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu:
1.  Makna kata
2.  Penggunaan kata
3.  Pembentukan kata
4.  Struktur kata
v  Karakteristik anak bahasa untuk anak usia MI/SD
·         Anak-anak belajar sambil bekerja /bermain/ beraktivitas
·         Anak-anak  memperoleh  pemahaman  melalui  gerakan  (isyarat tangan),mata, dan lain-lain.
·         Mereka suka bermain dan mempelajari sesuatu yang mereka senangi 
·         Anak-anak sudah dapat beragumentasi (membantah)
·         Kosakata anak-anak tidak sama dengan kosakata orang dewasa. Artinya anak-anak belum memahami ungkapan yang biasa digunakan oleh orang dewasa.
v Karakteristik Guru bahasa Arab untuk anak antara lain:
·         Menguasai konsep  tentang prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa arab untuk anak.
·         Memahami karakter anak di setiap masa perkembangannya.
·         Terampil, kreatif, penuh semangat, dan menyenagkan.
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang isinya  mencakup  mata  pelajaran  membaca,  menyimak,  berbicara  dan menulis.
Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan  bahasa  tersebut.[8]Jadi  pembelajaran  mufrodat  adalah  cara  yang digunakan  oleh  guru  untuk menyampaikan  pelajaran  kepada  peserta  didik baik itu makna kata maupun suku kata. 
2.      Teknik-teknik Pengajaran Mufrodat  
Adapun  tahapan  dan  teknik  pengajaran mufrodat  atau  pengalaman belajar siswa dalam mengenal dan memperoleh makan mufrodat dipaparkan sebagai berikut.[9]
a.  Mendengarkan kata
Ini  adalah  tahap  yang  pertama.  Berikan  kesempatan  kepada  siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru, baik berdiri sendiri maupun  di dalam  kalimat. Apabila  unsur bunyi dari kata  itu  sudah dikuasai  oleh  siswa,  maka  dalam  dua  atau  tiga  kali  pengulangan, siswa telah mampu mendengarkan secara benar. 
b.  Mengucapkan kata
Tahap  berikutnya  adalah mmeberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk mengucapkan kata yang  telah didengarnya. Mengucapkan kata baru membantu siswa mengingatnya dalam waktu yang lebih lama.
c.  Mendapatkan makna kata
Berikan arti kata kepada siswa dengan sedapat mungkin menghindari terjemahan,  kecuali  kalau  tidak  ada  jalan  lain.  Saran  ini dikemukakan,  karena  kalau  guru  setiap  kali  selalu  menggunakan bahasa  ibu  siswa,  maka  tidak  akan  terjadi  komunikasi  langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara itu makna kata akan cepat dilupakan oleh siswa. 
d.  Membaca kata
Setelah siswa mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata  baru,  guru  menulisnya  dipapan  tulis.  Setelah  itu  siswa  diberi kesempatan untuk membacanya dengan suara yang keras.
e.  Menulis kata 
Akan  sangat membantu  penguasaan  kosakata,  kalau  siswa  diminta menulis kata-kata yang baru dipelajarinya pada saat makna kata-kata itu  masih  segar  dalam  ingatan  siswa.  Siswa  menulis  dibukunya masing-masing  dengan  mencontoh  apa  yang  ditulis  guru  di  papan tulis.  Dalam  hal  menulis  kata  di  papan  tulis  ini,  guru  sebaiknya memnbiasakan diri untuk menulis setiap isim mufrad didikuti dengan bentuk  jamaknya,  dan  setiap  fi'il  madhi  diikuti  dengan  bentuk mudharinya  ini  berlaku  tentu  saja  apabila  pelajaran  telah  sampai pada pengenalan jamak dan perubahan fi'il. 
f.  Membuat kalimat
Tahap  terakhir  dari  kegiatan  pengajaran  kosakata  adalah menggunakan  kata-kata  baru  itu  dalam  sebuah  kalimat  yang sempurna,  secara  lisan  maupun  tertulis.  Guru  memberikan  contoh kalimat kemudian meminta siswa membuat kalimat serupa. Latihan ini sangat membantu memantapkan pengertian siswa terhadap makna kata.  Sudah  barang  tentu  tidak  semua  kata-kata  baru  harus
dikenalkan  dengan  semua  prosedur  atau  langkah  di  muka.  Faktor waktu  harus  juga  diperhitungkan. Untuk  itu  perlu  dipilih  kata-kata  yang  memang  sulit,  atau  kata-kata  yang  memang  hanya  difahami maknanya secara utuh apabila dihubungkan dengan konteks.
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif.  pendekatan  ini bermaksud untuk memahami fenomena  tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu  konteks  khusus  yang  alamiah  dan  dengan  memanfaatkan  berbagai metode alamiah.[10]
1.      Setting Penelitian
a.         Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di MI Baitul Muttaqin Kedungadem Bojonegoro untuk mata pelajaran Bahasa Arab dalam pembelajaran Mufrodat kelas V.
b.      Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2012/2013, yaitu bulan Juli sampai dengan September. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

c.       Siklus penelitian tindakan kelas (PTK)
PTK dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran bahasa Arab dalam pembelajaran Mufrodat.

2.      Persiapan PTK
Dalam pelaksanaan PTK, peneliti akan menjelaskan tentang perincian yang akan dilaksanakan, yaitu (a) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (b) silabus, (c) mengumpulkan referensi untuk pembuatan materi PTK, (d) pembuatan media gambar, (e) menyiapkan strategi yang tepat untuk diterapkan. Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) lembar kerja siswa (LKS) (2) lembar pengamatan diskusi, dan (3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.[11]
3.      Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa kelas V yang berjumlah  30 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.Waktu penelitian selama 2 bulan.
4.      Sumber Data
(1)   Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan motivasi siswa  dalam proses belajar mengajar.
(2)   Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan media Short Card menggunakan pendekatan kualitatif dan hasil belajar serta motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
(3)   Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari siswa maupun guru.
5.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.       Teknik pengumpulan data PTK
1.      Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi siswa dalam PBM dan metode Short Cart  pembelajaran Mufrodat dengan pendekatan kualitatif.
2.      Wawancara: digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan siswa implementasi metode Short Card dalam pembelajaran Mufrodat dengan pendekatan kualitatif.
3.      Diskusi antar guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
b.      Alat pengumpulan data PTK
1.      Tes: menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes yang diberikan kepada siswa pada setiap awal dan akhir pembelajaran pada masing-masing siklus yaitu, siklus I dan siklus II.
2.      Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat keaktifan  siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Arab dalam pembelajaran Mufrodat dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara langsung yaitu, peneliti berperan sebagai pengamat untuk melihat dan mengamati perilaku siswa yang berkaitan dengan tindakan yang diberikan.
3.      Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran Mufrodat dengan pendekatan Kualitatif. Wawancara dengan Guru bidang study digunakan untuk mengetahui permasalahan pembelajaran yang dihadapi, baik metode pembelajaran yang digunakan, perilaku siswa maupun hasil belajar siswa. Sedangkan wawancara dengan siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Arab pada pembelajaran Mufrodat dan media pembelajaran yang diterapkan oleh Guru bidang study.
4.   Rekaman Data atau Catatan Lapangan: untuk merekam semua kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.
6.      Analisis data
Analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksaaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar: dengan menganalisis rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.  Aktifitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, tidak berhasil.
I. Indikator Kinerja
Indikator kinerja harus realistis dan dapat di ukur, bagian-bagian dari indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
  1. Siswa
a.       Tes: rata-rata nilai ulangan harian. Sekurang-kurangnya 80% siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-soal Mufrodat tentang profesi.
b.      Observasi: keaktifan siswa dalam proses berlajar mengajar.
  1. Guru
1)      Dokumentasi: kehadiran siswa
2)      Observasi: hasil observasi.
K. Rencana Kerja
Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas, adalah berikut rinciannya :
No.
Jenis kegiatan
Minggu ke


1
2
3
4
5
6
7
8
1.
Penyusunan proposal







2.
Pelaksanaan siklus 1







3.
Analisis data







4.
Pelaksanaan siklus 2







5.
Analisis data







6.
Penyusunan laporan







7.
Seminar hasil PTK







8.
Perbaikan dan penggandaan laporan PTK








 
DAFTAR PUSTAKA

1.      Arsyad,  Azhar,  April  2002,  "Bahasa  Arab  dan  Metode  Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran)", Makasar: Pustaka Pelajar.
2.      Fuad, Effendy Ahmad. 2005, "Metodologi Pengajaran Bahasa Arab" Malang: PT. Misykat.
3.      J. Moleong  lexy.  2007,  "Metodologi Penelitian Kualitatif", Bandung: Remaja Rosdakarya.
4.        Kunandar, 2008, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta Utara :PT. Raja Grafindo.
5.      Ngalim Purwanto, 1990, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
6.      Rosyidi, Abdul wahab, 2008, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN Press.
7.      Suja'i.  2008,  "Inovasi  Pembelajaran  Bahasa  Arab",  Semarang:  Walisongo Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar