OBJEK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) bukanlah sesuatu yang tabu untuk diperbincangkan. Bahkan
saat ini untuk kenaikan pangkat guru PNS harus melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) terlebih dahulu. Penelitian yang seharusnya menjadi kewajiban
seorang pengajar terkadang menjadi hal yang menakutkan. Banyak para pendidik
yang menganggap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang sangat
rumit, yang harus dilakukan dengan beberapa siklus, begitu juga harus melakukan
tindakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada proses belajar mengajar.
Bahwasanya dengan adanya penelitian
tindakan kelas dapat mengetahui semua masalah yang ada pada ruang belajar,
dimana ruang belajar tersebut tidak harus berupa ruangan kelas akan tetapi adanya
kegiatan proses belajar antara guru dan siswa, dengan adanya penelitian
tindakan kelas diperlukan untuk kajian tentang objek penelitian tindakan kelas,
yang mana merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktifitas, bukan objek
yang sedang diam dan tanpa gerak.
Dengan demikian objek pengamatan
dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu ketika proses pembelajaran
sedang berlangsung, akan tetapi bisa dilakukan ketika mereka sedang di luar
kelas. Karena kelas bukan ruang melainkan sekelompok siswa, jadi bisa dilakukan
penelitian tindakan kelas kapanpun.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari objek penelitian tindakan kelas ?
2.
Apa
sajakah yang ada dari objek penelitian tindakan kelas ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari objek penelitian tindakan kelas
2.
Dan
untuk mengetahui apa yang ada pada objek dari penelitian tindakan kelas itu
sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Objek Penelitian Tindakan Kelas
Secara bahasa objek bisa diartikan
sebagai hal, perkara, ataiu orang yang menjadi pokok pembicaraan atau hal yang
dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan.[1]
menurut kamus besar ilmiah adalah benda, sasaran, tujuan, hal yang menjadi
pokok masalah[2].
Sedangkan menurut kamus besar Indonesia[3]
Sedangkan kajian adalah hasil
mengkaji. Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom
Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas
untuk mengetahui hasil tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di
kelas tersebut.
B.
Objek Tindakan Kelas
Kegiatan belajar mengajar tidak mungkin
terjadi hanya semata-mata karena ada Unsur siswa dan guru. Kegiatan yang mereka
lakuikan tentu didasarkan padab tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan untuk
mencapai tujuan itu diperlukan sejumlah komponen pembelajaran lainnya. Guru dan
siapapun yang terlibat dalam proses pembelajaran harus memandang sesuatu selalu
dalam keseluruhan dan dalam kaitan dengan Unsur lain. Komponen-komponen dari
sebuah kelas adalah 1) siswa, 2) guru, 3) materi pelajaran, 4) media
pembelajaran, 5) lingkungan pembelajaran 6) managemen sekolah, 7) hasil
belajar. Dengan demikian objek pengamatan dalam penelitian tindakan kelas tidak
harus selalu ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Karena kelas bukan
ruang melainkan sekelompok siswa.[4]
Sesuai dengan prinsip, bahwa tindakana
dirancang sebelumnya, objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu
yang aktif dan dapat dikenai aktifitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa
gerak. Menurut suharsimi arikunto (2006) objek penelitian tindakan kelas
meliputi hal berikut:
1)
Unsur
siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang mengikuti
proses pembelajaran dikelas atau nlapangan atau laboratorium atau bengkel,
maupun sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah dengan serius, atau ketika
mereka sedang mengikuti kerja bakti diluar sekolah.
2)
Unsur
guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar dikelas,
khususnya cara guru member bantuan kepada siswa, ketika sedang membimbing siswa
yang sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan kerumah siswa.
3)
Unsur
materi pelajaran, dapat dicermati dalam GBPP dan yang sudah dikembangkan dalam
rencana tahunan, rencana semesteran, dan analisis materi pelajaran. lebih
lanjut dapat dilihat dari materi yang tertulis dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan khususnya materi yang disajikan kepada siswa meliputi
pengorganisasian, urutan, cara penyajian, atau pengaturannya.
4)
Unsur
peralatan atau sarana pendidikan meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh
siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, maupun yang
disediakan dan digunakan dikelas dan dilaboratorium. Pada umumnya, guru
menganggap bahwa siswa sudah melakukan praktikum dengan baik asal sudah
menyerahkan laporan dengan lengkap.
5)
Unsur
hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan
yang harus dicapai siswa melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian.
Oleh karena itu hasil belajar merupakan produk yang harius ditingkatkan yang
berkaitan dengan tindakan unsurlain.
6)
Unsur
lingkungan, baik lingkungan siswa dikelas, sekolah, maupun dirumah. Informasi
tentang lingkungan ini dikaji bukan untuk campur tangan melainkan digunakan
sebagai pertimbangan dan bahan untuk pembahasan.
7)
Unsur
pengelolaan, merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa
dalam bentuk tindakan. Contoh, cara dan waktu pengelompokan siswa ketika guru
memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk, penempatan papan
tulis, penataan peralatan siswa, pengontrolan peralatan secara rutin dan
sebagainya.
Dalam referensi lain, dikemukakan bahwa Objek PTK harus merupakan sesuatu
yang aktif, dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa
gerak, antara lain[5]:
a.
Metode Mengajar
b. Strategi Mengajar
c.
Model Pembelajaran
d. Prosedur Evaluasi
e.
Perubahan Sikap Dan Nilai
f.
Media Pembelajaran
g. Lingkungan Belajar (Setting)
h. Materi Pembelajaran
i.
Kurikulum.
C. Contoh
Judul Penelitian Tindakan Kelas
1.
Peningkatan
Prestasi Belajar Maharoh Qira’ah Melalui Metode Sam’iyah Bashoriyah Siswa Kelas IV MI Shirotol Mustaqim
Bojonegoro.
2.
Penggunaan Metode Phonetic dalam Pengajaran Kosakata Bahasa Arab
untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara terhadap Siswa Kelas VIII Mts At-Tanwir
Sumberrejo Bojonegoro.
3.
Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Kaidah Nahwu Melalui
tadribaat pada Siswa Kelas X MA Al-Falah Kanorrejo Tuban.
4.
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Kosakata Bahasa Arab
Melalui Penggunaan Media Lagu (VCD) di Kelas III SD IT Uswatun Hasanah Lamongan.
5.
Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Mengarang Karangan Berbahasa
Arab Melalui Metode Mind Mapping terhadap Siswa kelas II Mualimin/Aliyah di Pesantren
Nurul huda gresik .
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Al Barry, Dahlan. 1994. Kamus
Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola
Budiono. 2005. Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung
Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka
www.artikata.com
[1]www.artikata.com
[2]M. Dahlan Al
Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya, Arkola, 1994) hal.531
[3] Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya, Karya Agung, 2005) hal. 351
[4]Sarwiji
Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah,
(Surakarta, Yuma Pustaka, 2011) hal. 23-25
[5]40962723-ptk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar