AMTSAL
AL-QUR’AN
Makalah ini Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Matakuliah Studi Qur`an
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Malang)
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Malang)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Al-qur`an adalah sebuah kitab yang
berisi firman-firman Allah SWT yang diturunkan atas Nabi serta Rasul-Nya.
Membicarakan kandungan isi al-qur`an tidak akan ada habisnya, keindahan bahasa
dan sastranya, serta runtutan bahasa yang digunakan membuat siapapun takjub
akan kemukjizatannya, yaitu orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Al-qur`an
juga merupakan penyempurna agama islam, sebagai penuntun hidup manusia dalam
menjalankan kehidupan. Sehingga untuk mempermudah menyampaikan ajaran al-Qur`an
sebagai pedoman hidup umat manusia, berbagai cara digunakan. Salah satu cara
yang dipakai untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan ajaran al-Qur`an adalah
dengan menggunakan amtsal.
Karena pentingnya penyampaian
ajaran-ajaran al-Qur`an melalui amtsal, para ulama telah menetapkan
amtsal sebagai salah satu cabang ilmu al-Qur`an. adanya perumpamaan dalam
al-Qur`an yang difirmankan oleh Allah SWT sesungguhnya menjadi penjelas atau
pencerah dalam memahami firman-firman-Nya.
Ada beberapa macam amtsal
dalam al-Qur`an yang akan kami bahas dalam makalah ini, diharapkan kita sebagai
calon tenaga pendidik mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan isi al-Qur`an,
dan diharapkan pula hal ini dijadikan suatu batu loncatan untuk menjadi pemikir
yang professional.Amin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian al-amtsalul al-Qur`an?
2. Apa
saja macam-macam al-amtsalul al-Qur`an?
3. Faedah
apa saja yang didapat dalam mengetahui al-mtsalul al-Qur`an?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk
mengetahui pengertian al-amtsalul al-Qur`an
2. Untuk
mengetahui macam-macam al-mtsalul al-Qur`an
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Amtsalul al-Qur`an
Secara etimologis amtsal
merupakan bentuk jamak dari kata matsal dan mitsal, artinya
perumpamaan, sesuatu yang menyerupai atau menyamai, dan bandingan. Secara
terminologis, matsal adalah ungkapan perkataan yang dihikayatkan dan sudah
popular untuk menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan
kedaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan. Matsal merupakan cara
menyerupakan sesuatu (seseorang atau keadaan) dengan apa yang terkandung dalam
perkataan itu.[1]
Amtsal dimaknakan dengan : keadaan, kisah dan sifat yang menarik perhatian,
menakjubkan. Seperti firman Allah SWT:
* ã@sW¨B Ïp¨Yyfø9$# ÓÉL©9$# yÏããr tbqà)GßJø9$# ÇÌÎÈ
“ yakni: kisah syurga dan sifatnya yang menakjubkan
yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa”.(QS.
Ar Ra`d:35)
Sedangkan amtsal menurut `ilmu adab atau sastra
matsal diartikan dengan:
قَوْلٌ مَحْكِىٌّ
سَائِرٌ يُقْصَدُ مِنْهُ تَشْبِيْهُ حَالِ الَّذِيْ حُكِيَ فِيْهِ بِحَالَ الَّذِيْ
قِيْلَ لِأَجْلِيْهِ.
“
suatu perkataan yang dihikayatkan dan sudah berkembang yang dimaksudkan dari
padanya, menserupakan keadaan orang yang dihikayatkan padanya dengan keadaan
orang yang matsal itu dikatakan karenanya”.
Seperti:
رُبَّ
رَمْيَةٍ مِنْ غَيْرِ رَامٍ.
Yakni: “ Berapa banyak bidikan yang tepat yang
terjadi dari seseorang pelempar (lemparan yang tepat) yang biasanya tidak tepat
lemparannya”.
Permulaan orang yang menyebut amtsal ini, ialah Al
Hakam ibn Jaghus yang membuat suatu perumpamaan bagi orang yang biasanya tidak
tepat lemparannya, yang sesekali tepat lemparannya. Menurut ini haruslah lebih
dahulu sesuatu yang dengan dialah diserupakan yang lain. Tetapi amtsalul
al-Qur`an tidak memerlukan yang demikian.[2]
Al-Qur`an
adalah suatu kitab yang tidak akan habis untuk dipelajari, belajar atau mempelajari
al-Qur`an bukan saja belajar membacanya dengan baiknya bacaan, tetapi harus
mempelajari juga artinya. Seperti dalam surat Muhammad ayat 24, yang artinya:
“ Tidakkah mereka
memikirkan al-Qur`an adakah atas hati-hati mereka ada kuncinya?”
. Dalam surat as Shad ayat 29, yang artinya:
“ kitab inilah, kami(Allah)
telah menurunkannya kepada engkau yang diberkahi, supaya mereka memikirkan
ayat-ayatnya, dan orang-orang yang berfikiran supaya mengambil peringatan”. Begitu juga dengan mempelajari amtsal dalam al-Qur`an,
“al-Qur`an itu seperti orang yang mempunyai unta yang diikat, jika ia mengikat
atasnya, tertahanlah ia, dan jika ia melepaskannya, pergilah ia.(HR. Imam
Malik) begitulah perumpamaan orang yang memiliki al-Qur`an.[3]
Ada beberapa amtsal dalam al-Qur`an dan berikut macam-macamnya.
2.2 Macam-macam Amtsal dalam al-Qur’an
Amtsal di dalam Al-Qur’an ada tiga macam : Amtsal
musarrahah, amtsal kaminah, dan amtsal mursalah
1. Amtsal musarrahah,
ialah yang mana di dalamnya di jelaskan dengan lafadz matsal atau sesuatu yang menunjukkan
tasybih.
Amtsal banyak di temukan di dalam
Al-Qur’an beberapa di antaranya Adalah:
·
Firman Allah
mengenai orang munafik :
“17.
perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26], Maka setelah
api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka,
dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
18.
mereka tuli, bisu dan buta[27], Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan
yang benar),
19.
atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap
gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya,
karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati[28]. dan Allah meliputi
orang-orang yang kafir[29].
20.
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.” (al-Baqarah {2}: 17-20).[4]
2. Amstal Kaminah, ialah yang
mana di dalamnya tidak di sebutkan dengan jelas lafadz tamtsil (pemisalan)
tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan
redaksinya, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang
serupa dengannya.
Amtsal Dalam Al-Qur’an, ada banyak
bentuk yang Allah firmankan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan amtsal
kaminah. Tamtsilan itu bisa berbicara tentang Nafkah, shalat, infaq, rasa
penasaran Nabi Ibrahim a.s. terhadap kekuasa’an Allah, bentuk kejahatan, dan
tentang kisah Nabi Ya’qub.
·
Firmanya tentang
nafkah :
“67.
dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara
yang demikian”. (QS al-furqan, 25:67)
·
Firmanya tentang
shalat :
“110.
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana
saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan
janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula
merendahkannya[870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".(QS
al-israa,17:110)
·
Firman tentang
infaq :
“29.
dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya. (QS al-Israa,17:29) [852]
Maksudnya: jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah”.
·
Firman tentang
Nabi Ibrahim :
“260.
dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah
kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman:
"Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”.
(QS
al-Baqarah,2:260).
·
Firman tentang
kejahatan :
“123.
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan
tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu”.
(QS an-Nisa’. 4:123).
·
Firman tentang
lisan Nabi Ya’qub :
“64.
berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu,
kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu”.
(QS yusuf, 12:64).
3.
Amtsal Mursalah, ialah kalimat-kalimat bebas yang
tidak menggunakan lafadz tasbih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu
berlaku sebagai matsal.
·
Misalnya, dari
keterangan Al-Qur’an
“81.
Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, Sesungguhnya Kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu,
sebab itu Pergilah dengan membawa keluarga dan Pengikut-pengikut kamu di akhir
malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali
isterimu. Sesungguhnya Dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena
Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; Bukankah
subuh itu sudah dekat?"..(QS al-Hud, 11:81)
“14.
mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali dalam
kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama
mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka
berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum
yang tidak mengerti”. (QS al-Hasyr; 59:14).[5]
·
Ciri-ciri amtsal
Pembahasan mengenai cirri-ciri amtsal secara khusus
dan terperinci belum ditemukan dalam kitab ulumul Qur`an. Namun, dari beberapa
keterangan yang ada, penulis dapat merumuskan beberapa ciri amtsal:
Pertama amtsal mengandung
penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi jelas, konkrit,
dan berkesan.
Kedua amtsal memiliki
kesejajaran antara situasi-kondisi perumpamaan yang dimaksud dan padanannya.
Ketiga ada keseimbangan (tawazun)
antara perumpamaan dan keadaan yang dianalogikan.[6]
2.3 Faedah-faedah amtsal
Diantara
faedah-faedah amtsal, ialah:
1. Melahirkan
sesuatu yang dapat dipahami dengan akal, dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan
dengan panca indra (seperti QS. al-Baqarah: 264)
2. Mengungkap
hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang jauh dari fikiran, sebagai
pengungkap sesuatu yang dekat pada fikiran (seperti QS. al-Baqarah: 275)
3. Mengumpulkan
makna yang indah dalam suatu ibarat yang pendek.[7]
4. Mendorong
orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal, seperti firman Allah yang menjanjikan pahala
bagi orang yang menafkahkan harta di jalan Allah (seperti QS. al-Baqarah: 261)
5. Menjauhkan
orang yang diberi matsal untuk tidak berbuat sesuai dengan isi matsal, seperti
firman Allah tentang larangan bergunjing (seperti QS. al-Hujurat: 12)
6. Untuk
memuji orang yang diberi matsal (seperti QS. Al-Fath: 29)
7. Untuk
menggambarkan (dengan matsal itu) sesuatu yang mempunyain sifat yang dipandang
buruk oleh orang banyak, seperti matsal tentang keadaan orang yang dikaruniai
Kitabullah tetapi ia tersesat hingga tidak mengamalknnya (seperti QS. Al-A`rof:
175-176)
8. Amtsal
lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat
dalam memberi peringatan, dan Allah banyak menyebut amtsal dalam al-Qur`an untuk peringatan dan pelajaran (seperti QS.
Az Zumar: 27 dan QS. Al-Ankabut: 43).[8]
BAB
III
KESIMPULAN
Dari beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan,
bahwa:
1. Amtsal
adalah ungkapan perkataan yang dihikayatkan dan sudah popular untuk
menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan kedaan sesuatu
yang karenanya perkataan itu diucapkan.
2. Amtsal
al-Qur`an terdiri dari tiga macam, yakni: Amtsal musarrahah, amtsal kaminah,
amtsal mursalah.
3. Terdapat
beberapa faedah-faedah amtsal, salah satunya adalah: Untuk memuji orang yang
diberi matsal, yaitu tentang keadaan para sahabat, pada mulanya mereka hanya
golongan minoritas, kemudian tumbuh berkembang hingga keadaannya semakin kuat
dan mengagumkan hati karena kebesaran mereka, hal ini dapat dilihat dalam surat
al-Fath ayat 29
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qattan, Manna’
Khalil. 2009.Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa.
Chalil, Munawar,1952.Al-Qur’an
dari masa ke masa, Semarang :C.V. “Ramadhani.
Ash Shiddieqy,
Hasbi.1967. Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Djakarta : Bulan Bintang.
Izzan, Ahmad.2009.Ulumul Qur’an, Bandung :
Tafakur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar