Menulislah sesuai kemampuanmu

Kamis, 17 April 2014

Amtsal Al-Qur'an


AMTSAL AL-QUR’AN
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Studi Qur`an
By: Evi Muzaiyidah Bukhori (Mahasiswa Pascasarjana UIN Maliki Malang)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Al-qur`an adalah sebuah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diturunkan atas Nabi serta Rasul-Nya. Membicarakan kandungan isi al-qur`an tidak akan ada habisnya, keindahan bahasa dan sastranya, serta runtutan bahasa yang digunakan membuat siapapun takjub akan kemukjizatannya, yaitu orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Al-qur`an juga merupakan penyempurna agama islam, sebagai penuntun hidup manusia dalam menjalankan kehidupan. Sehingga untuk mempermudah menyampaikan ajaran al-Qur`an sebagai pedoman hidup umat manusia, berbagai cara digunakan. Salah satu cara yang dipakai untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan ajaran al-Qur`an adalah dengan menggunakan amtsal.
Karena pentingnya penyampaian ajaran-ajaran al-Qur`an melalui amtsal, para ulama telah menetapkan amtsal sebagai salah satu cabang ilmu al-Qur`an. adanya perumpamaan dalam al-Qur`an yang difirmankan oleh Allah SWT sesungguhnya menjadi penjelas atau pencerah dalam memahami firman-firman-Nya.
Ada beberapa macam amtsal dalam al-Qur`an yang akan kami bahas dalam makalah ini, diharapkan kita sebagai calon tenaga pendidik mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan isi al-Qur`an, dan diharapkan pula hal ini dijadikan suatu batu loncatan untuk menjadi pemikir yang professional.Amin.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian al-amtsalul al-Qur`an?
2.      Apa saja macam-macam al-amtsalul al-Qur`an?
3.      Faedah apa saja yang didapat dalam mengetahui al-mtsalul al-Qur`an?
1.3  Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian al-amtsalul al-Qur`an
2.      Untuk mengetahui macam-macam al-mtsalul al-Qur`an
3.      Untuk mengetahui faedah-faedah al-amtsalul al-Qur`an


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amtsalul al-Qur`an
Secara etimologis amtsal merupakan bentuk jamak dari kata matsal dan mitsal, artinya perumpamaan, sesuatu yang menyerupai atau menyamai, dan bandingan. Secara terminologis, matsal adalah ungkapan perkataan yang dihikayatkan dan sudah popular untuk menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan kedaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan. Matsal merupakan cara menyerupakan sesuatu (seseorang atau keadaan) dengan apa yang terkandung dalam perkataan itu.[1] Amtsal dimaknakan dengan : keadaan, kisah dan sifat yang menarik perhatian, menakjubkan. Seperti firman Allah SWT:
* ã@sW¨B Ïp¨Yyfø9$# ÓÉL©9$# yÏããr tbqà)­GßJø9$# ÇÌÎÈ  
“ yakni: kisah syurga dan sifatnya yang menakjubkan yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa”.(QS. Ar Ra`d:35)
Sedangkan amtsal menurut `ilmu adab atau sastra matsal diartikan dengan:
قَوْلٌ مَحْكِىٌّ سَائِرٌ يُقْصَدُ مِنْهُ تَشْبِيْهُ حَالِ الَّذِيْ حُكِيَ فِيْهِ بِحَالَ الَّذِيْ قِيْلَ لِأَجْلِيْهِ.
“ suatu perkataan yang dihikayatkan dan sudah berkembang yang dimaksudkan dari padanya, menserupakan keadaan orang yang dihikayatkan padanya dengan keadaan orang yang matsal itu dikatakan karenanya”.
Seperti:
رُبَّ رَمْيَةٍ مِنْ غَيْرِ رَامٍ.
Yakni: “ Berapa banyak bidikan yang tepat yang terjadi dari seseorang pelempar (lemparan yang tepat) yang biasanya tidak tepat lemparannya”.
Permulaan orang yang menyebut amtsal ini, ialah Al Hakam ibn Jaghus yang membuat suatu perumpamaan bagi orang yang biasanya tidak tepat lemparannya, yang sesekali tepat lemparannya. Menurut ini haruslah lebih dahulu sesuatu yang dengan dialah diserupakan yang lain. Tetapi amtsalul al-Qur`an tidak memerlukan yang demikian.[2] 
            Al-Qur`an adalah suatu kitab yang tidak akan habis untuk dipelajari, belajar atau mempelajari al-Qur`an bukan saja belajar membacanya dengan baiknya bacaan, tetapi harus mempelajari juga artinya. Seperti dalam surat Muhammad ayat 24, yang artinya:
“ Tidakkah mereka memikirkan al-Qur`an adakah atas hati-hati mereka ada kuncinya?” . Dalam surat as Shad ayat 29, yang artinya:
kitab inilah, kami(Allah) telah menurunkannya kepada engkau yang diberkahi, supaya mereka memikirkan ayat-ayatnya, dan orang-orang yang berfikiran supaya mengambil peringatan”.   Begitu juga dengan mempelajari amtsal dalam al-Qur`an, “al-Qur`an itu seperti orang yang mempunyai unta yang diikat, jika ia mengikat atasnya, tertahanlah ia, dan jika ia melepaskannya, pergilah ia.(HR. Imam Malik) begitulah perumpamaan orang yang memiliki al-Qur`an.[3] Ada beberapa amtsal dalam al-Qur`an dan berikut macam-macamnya.
2.2 Macam-macam Amtsal  dalam al-Qur’an
Amtsal di dalam Al-Qur’an ada tiga macam : Amtsal musarrahah, amtsal kaminah, dan amtsal mursalah
1.      Amtsal musarrahah, ialah yang mana di dalamnya di jelaskan dengan lafadz  matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih.
Amtsal banyak di temukan di dalam Al-Qur’an beberapa di antaranya Adalah:
·         Firman Allah mengenai orang munafik :
“17. perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26], Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
18. mereka tuli, bisu dan buta[27], Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),
19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati[28]. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir[29].
20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (al-Baqarah {2}: 17-20).[4]

2.      Amstal Kaminah, ialah yang mana di dalamnya tidak di sebutkan dengan jelas lafadz tamtsil (pemisalan) tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan redaksinya, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Amtsal Dalam Al-Qur’an, ada banyak bentuk yang Allah firmankan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan amtsal kaminah. Tamtsilan itu bisa berbicara tentang Nafkah, shalat, infaq, rasa penasaran Nabi Ibrahim a.s. terhadap kekuasa’an Allah, bentuk kejahatan, dan tentang kisah Nabi Ya’qub.

·         Firmanya tentang nafkah :
“67. dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”. (QS al-furqan, 25:67)



·         Firmanya tentang shalat :
“110. Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya[870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".(QS al-israa,17:110)

·         Firman tentang infaq :
“29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya. (QS al-Israa,17:29) [852] Maksudnya: jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah”.

·         Firman tentang Nabi Ibrahim :
“260. dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”.
(QS al-Baqarah,2:260).

·         Firman tentang kejahatan :
“123. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu”. (QS an-Nisa’. 4:123).

·         Firman tentang lisan Nabi Ya’qub :
“64. berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu”. (QS yusuf, 12:64).

3. Amtsal Mursalah, ialah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz tasbih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal.
·         Misalnya, dari keterangan Al-Qur’an
“81. Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, Sesungguhnya Kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu Pergilah dengan membawa keluarga dan Pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya Dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; Bukankah subuh itu sudah dekat?"..(QS al-Hud, 11:81)
“14. mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti”. (QS al-Hasyr; 59:14).[5]
·         Ciri-ciri amtsal
Pembahasan mengenai cirri-ciri amtsal secara khusus dan terperinci belum ditemukan dalam kitab ulumul Qur`an. Namun, dari beberapa keterangan yang ada, penulis dapat merumuskan beberapa ciri amtsal:
Pertama amtsal mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi jelas, konkrit, dan berkesan.
Kedua amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-kondisi perumpamaan yang dimaksud dan padanannya.
Ketiga ada keseimbangan (tawazun) antara perumpamaan dan keadaan yang dianalogikan.[6]

2.3 Faedah-faedah amtsal
            Diantara faedah-faedah amtsal, ialah:
1.      Melahirkan sesuatu yang dapat dipahami dengan akal, dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan dengan panca indra (seperti QS. al-Baqarah: 264)
2.      Mengungkap hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang jauh dari fikiran, sebagai pengungkap sesuatu yang dekat pada fikiran (seperti QS. al-Baqarah: 275)
3.      Mengumpulkan makna yang indah dalam suatu ibarat yang pendek.[7]
4.      Mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal,  seperti firman Allah yang menjanjikan pahala bagi orang yang menafkahkan harta di jalan Allah (seperti QS. al-Baqarah: 261)
5.      Menjauhkan orang yang diberi matsal untuk tidak berbuat sesuai dengan isi matsal, seperti firman Allah tentang larangan bergunjing (seperti QS. al-Hujurat: 12)
6.      Untuk memuji orang yang diberi matsal (seperti QS. Al-Fath: 29)
7.      Untuk menggambarkan (dengan matsal itu) sesuatu yang mempunyain sifat yang dipandang buruk oleh orang banyak, seperti matsal tentang keadaan orang yang dikaruniai Kitabullah tetapi ia tersesat hingga tidak mengamalknnya (seperti QS. Al-A`rof: 175-176)
8.      Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat dalam memberi peringatan, dan Allah banyak menyebut amtsal dalam al-Qur`an  untuk peringatan dan pelajaran (seperti QS. Az Zumar: 27 dan QS. Al-Ankabut: 43).[8]
BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa pemaparan di atas dapat disimpulkan, bahwa:
1.      Amtsal adalah ungkapan perkataan yang dihikayatkan dan sudah popular untuk menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan kedaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan.

2.      Amtsal al-Qur`an terdiri dari tiga macam, yakni: Amtsal musarrahah, amtsal kaminah, amtsal mursalah.


3.      Terdapat beberapa faedah-faedah amtsal, salah satunya adalah: Untuk memuji orang yang diberi matsal, yaitu tentang keadaan para sahabat, pada mulanya mereka hanya golongan minoritas, kemudian tumbuh berkembang hingga keadaannya semakin kuat dan mengagumkan hati karena kebesaran mereka, hal ini dapat dilihat dalam surat al-Fath ayat 29
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna’ Khalil. 2009.Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.
Chalil, Munawar,1952.Al-Qur’an dari masa ke masa, Semarang :C.V. “Ramadhani.
Ash Shiddieqy, Hasbi.1967. Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Djakarta : Bulan Bintang.
Izzan, Ahmad.2009.Ulumul Qur’an, Bandung : Tafakur



Tidak ada komentar:

Posting Komentar