GENERATIF TRANSFORMASI
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Bismillahirrahmanirrahim segala puji milik Allah SWT Tuhan semesta alam
yang menciptakan makhluk hidup (manusia) dari berbagai etnis dan suku, dengan
aneka ragam bahasa dan dialek. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada pimpinan kita nabi Muhammad SAW. Amin...
Di dunia pendidikan lebih-lebih dalam pembelajaran
bahasa asing sekurang-kurangnya pasti kita sebagai pendidik melibatkan tiga hal disiplin ilmu yang tidak lepas satu sama lain, yaitu:
1.
Linguistik
2.
Psikologi
3.
Ilmu Pendidikan
Linguistik memberikan informasi
kepada kita mengenai bahasa secara umum dan mengenai corak serta model
bahasa-bahasa tertentu. Psikologi menguraikan bagaimana orang belajar sesuatu,
sedangkan ilmu pendidikan atau pedagogi memungkinkan kita untuk mengolah dan
meramu semua keterangan dari Linguistik dan Psikologi menjadi sebuah
pendekatan, metode, cara, dan teknik yang sesuai untuk dipakai didalam proses
belajar mengajar terutama dalam pembelajaran bahasa asing.
Selanjutnya sebagaimana pertemuan
diskusi yang sebelumnya, Dr. Langgeng (Singosari-Malang) telah memberikan
sketsa kepada kita bahwa dalam psikologi pembelajaran bahasa ada empat pelopor
pakar psikologi dalam pembelajaran bahasa diantaranya Teori Behaviorisme dengan
tokohnya Skinner dan Kognitivisme dengan tokohnya dan Teori Mentalis dengan
tokohnya Noam Chomsky.
Selanjutnya kajian pembahasan kali
ini adalah mengenai aliran transformatif generatif. Aliran ini merupakan aliran
yang dipelopori oleh Noam Chomsky yaitu tokoh dari teori mentalis. Mungkin dari
sini pembaca sudah memulai respon alias connect dengan dua istilah (mentalis
dan transformatif generatif). Di makalah ini, penulis mencoba mendeskripsikan
dan mencoba untuk mengulas aliran transformatif generatif pengertian dan
munculnya hingga bagaimana aplikasinya
dalam pembelajaran bahasa asing (Arab).
- Rumusan
Masalah
1. Bagaimana sejarah dari
aliran generatif transformasi?
2. Apa yang dimaksud dengan
teori generatif transformasi?
3. Bagaimana struktur
dalam dan struktur luar dalam teori
generatif transformasi?
4. Bagaimana aplikasi
teori generatif
transformasi dalam pembelajaran bahasa arab?
- Tujuan
Pembahasan
1. Mengetahui dan
memahami sejarah aliran generatif
transformasi
2. Mengetahui dan memahami
teori generatif transformasi
3. Mengetahui dan
memahami struktur dalam dan struktur
luar dalam teori
generatif transformasi
4. Mengetahui dan
memahami aplikasi teori generatif transformasi dalam pembelajaran
bahasa arab
BAB II
PEMBAHASAN
- Sejarah Aliran Transformasi Generatif
Sebelum kita melangkah lebih dalam
mengenai pengertian “Transformasi Generatif” dan apa saja aspek-aspek yang
ditawarkan oleh aliran ini. Maka penulis disini mencoba untuk memberikan
paparan dan sekelumit sejarah munculnya aliran ini dalam perkembangan pembelajaran
bahasa.
Teori transformasi tentang bahasa
bersumber ajaran tokohnya yaitu Avram Noam Chomsky yang lahir tahun 1928 di
pennsylvania, Amerika Serikat. Ada banyak
sebutan untuk transformasi. Sebutan itu adalah tata bahasa transformasi
(transformational grammar) atau linguistik transformasi (transformational
linguistics), tata bahasa generatif transformasi (transformational generative
grammar) atau linguistik generatif transformasi (generative transformational
linguistics), dan tata bahasa generatif (generative grammar) atau linguistik
generatif (generative linguistics).[1]
Asal muasal munculnya aliran ini
karena pada tahun 1959 Noam Chomsky dengan teori mentalisnya, menyerang dengan
sangat tajam setajam silet
terhadap teori yang dimotori oleh Skinner yaitu Behaviorisme. Chomsky sangat
tidak setuju apabila manusia disamakan dengan binatang. Menurut dia, tingkah
laku manusia jauh lebih rumit dari pada tingkah
laku binatang seperti tikus, anjing, kelinci dan hewan-hewan percobaan yang
lain.
Menurut Chomsky kerumitan itu adalah
stimulus eksternal dan respon yang mampu menentukan tingkah laku bahasa
manusia. Yang mampu memikul tanggung jawab tingkah laku bahasa hanyalah
kemampuan bawaan. Sedangkan spekulasi
Skinner menurut Chomsky masih bersifat prematur yaitu tahap paling awal sebelum
seseorang atau anak memperoleh pengertian yang lebih baik dari tata bahasa yang
dipelajari pada fase selanjutnya.
Sebelum Chomsky muncul ke permukaan
pada tahun 1960-an terjadi kejutan besar yaitu lahirnya pendekatan yang
mencurahkan perhatiannya pada faktor linguistik eksternal. Setelah tahun
1960-an perhatian beralih pada kejutan baru yang dipelopori oleh Chomsky dengan
topik baru “Tatabahasa Tranformasi Generatif”. Di dalam teori ini Chomsky
mengunggulkan Language Acquisition Device (LAD) yang berfungsi sangat
menentukan.[2]
Alat pemerolehan bahasa ini
menyebabkan anak memiliki kemampuan untuk
membuat hipotesis tentang sruktur bahasa umum, dan tentang struktur bahasa yang
sedang dipelajari secara khusus. Era baru yang diperkenalkan Noam Chomsky pada
tahun 1960-an itu dicatat sebagai masa paradigmatik dalam dunia linguistik.[3]
- Asumsi Teori Kebahasaan Transformasi
Generatif
Sebuah teori merupakan hasil
pengujian hipotesis yang telah diuji kebenarannya secara empiris. Sebuah
hipotesis atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya tentu bersumber
pada beberapa asumsi tertentu. Untuk memahami teori-teori kebahasaan transformasi
generatif tentu mula pertama kita harus mengetahui apa asumsi dan hipotesis
pelopor teori-teori kebahasaan transformasi.[4]
Noam Chomsky disebut sebagai tokoh
utama pelopor teori-teori kebahasaan transformasi generatif. Dengan bukunya Syntactic
Stucture (1957), dan Aspect of The Teory of Syntax (1965) telah
memperkenalkan gagasan ke arah teori-teori kebahasaan transformasi. Tentu saja
teori dan gagasan ini berdasarkan pada asumsi dan hipotesanya tentang bahasa
sebagai satu gejala alamiah dan manusiawi. Beberapa asumsi Noam Chomsky yang
mendasari pendekatan bahasa secara transformasional adalah sebagai berikut[5];
1.
Bahasa merupakan produk kebudayaan
yang kreatif dan manusiawi.
2.
Bahasa bukan merupakan rekaman
tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar seperti yang
dikemukakan oleh Skinner (Behaviorisme).
3.
Bahasa merupakan satu proses produktif.
4.
Formulasi matematis dapat juga
dikenakan pada formalisasi sistem produktif bahasa.
5.
Analisis bahasa tidak dapat
dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna.
Dengan asumsi dan hipotesis tersebut
diatas lahirlah teori-teori kebahasaan transformasi, metode, teknik dan
operasionalisasi dari teori kebahasaan transformasi generatif.
Teori ini oleh Chomsky sesungguhnya
diformulasikan dari pemikiran para filosof dalam hal metode penelitian dan
teori bahasa. Teori ini juga berusaha menjelaskan bagaimana anak kecil dapat
menguasai bahasa dalam waktu yang relatif singkat, meskipun belum menguasai
kaidah bahasa secara mendalam.[6]
Noam Chomsky menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki kesiapan fitrah (alamiah) untuk belajar bahasa. Manusia lahir
dibekali oleh sang pencipta dengan piranti pemerolehan bahasa (Language
Acquisition Device/ جهاز اكتساب
اللغة ). Piranti ini menyerupai layar radar yang hanya
menangkap gelombang-gelombang yang ketika kemudian ditata dan
dihubung-hubungkan satu sama lainnya maka akan menjadi sebuah sistem kemudian
dikirimkan ke pusat pengolahan kemampuan berbahasa (language competence/ الكفاءة
اللغوية ).[7]
Lebih lanjut chomsky berpendapat,
dalam proses pemerolehan bahasa terdapat konsep universal sehimgga anak secara
mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal tersebut. Chomsky telah
mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol
dan kabel listrik: tombol manapun yang dipencet maka itulah yang menyebabkan
bola lampu tertentu menyala. Jadi menurut chomsky belajar bahasa asing itu
seperti belajar bahasa ibu.[8]
Noam Chomsky dalam bukunya “Language
Structures” mngemukakan bahwa Tata bahasa generatif-transformasi membedakan dua
struktur bahasa, yaitu struktur luar (surface structure/ البناء
الظاهري ) dan sruktur dalam (deep structure/
البناء الأساسي
).[9] Dalam linguistik generatif transformasi, “struktur” itu sama dengan
“tata bahasa”. Sedangkan “tata bahasa” itu merupakan “pengetahuan” penutur suatu
bahasa mengenai bahasanya yang dikenal dengan istilah kompetensi.
Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi)
yaitu bertutur atau pemahaman akan tuturan.
- Struktur
Dalam dan Struktur Luar
Teori transformasional telah
memisahkan sebuah bahasa menjadi dua bagian yaitu struktur dalam dan struktur
luar. Struktur dalam adalah tempat terjadinya proses berbahasa yang
sesungguhnya/ secara mentalistik sedangkan struktur luar adalah wujud lahiriah
yang ditranformasikan dari struktur dalam.[10]
Jadi seperti kalimat “Aku rindu kamu, I miss you, Engko’ kerrong be’na,
Wo xiang ni” merupakan struktur luar yang ditransformasikan dari satu
struktur dalam yang sama.
Hubungan
antara struktur dalam dan struktur luar menentukan makna suatu kalimat. Hubungan
yang teratur dengan perantaraan kaidah-kaidah transformasi itu, baik sengaja
atau tidak sengaja akan berpengaruh hingga ke struktur luar bahasa. Hubungan
kedua struktur ini dinamakan transformasi.[11]
Agar lebih dipahami perhatikanlah bagan dibawah ini:[12]
Struktur Luar
Representasi fonetik kalimat
M
U
L
U
T
Rumus-
Rumus Transformasi
O
T
A
K
STRUKTUR DALAM
(Representasi dalam : Abstrak)
Menurut Chomsky,
masalah yang sangat penting dikritisi dari metode kaum struktural ketika mereka menganalisis bahasa adalah perhatiannya
terhadap struktur luar bahasa, tanpa memperhatikan struktur dalamnya. Menurut
pandangannya, hal seperti itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa karena
langkah yang paling penting adalah sampainya seseorang pada struktur dalam.
Dengan memperhatikan struktur dalam bahasa itu, kita sebagai pengkaji bahasa
akan sampai pada sistem karakteristik
manusia.
D. Kompetensi (competence) dan Performansi (performance)
Menurut
Chomsky, setiap orang di dunia ini mempunyai satu sistem terwaris yang sesuai
untuk bahasa dan untuk semua bahasa yang mungkin ditangkap olehnya. Kemungkinan
yang terwaris dan tersimpan didalam otak manusia itu memberikan kemungkinan
untuk melaksanakan proses berbahasa. Chomsky menyebutnya competent dan
lebih singkatnya dia mengatakan “the speaker hearer’s knowledge of his
language ”. Selain itu, ada yang dinamakan performance ialah the
actual use of language in concrete situation.[13] Performance
merupakan pencerminan competent, yang juga dipengaruhi oleh pelbagai situasi
mental dan lingkungan real.
Sebagaimana yang telah kita sebutkan diatas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur kompetensi (competence) dan performansi
(performance). Kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya sedangkan performansi yaitu keterampilan seseorang dalam menggunakan
bahasa tersebut.[14]
Chomsky
menjelaskan bahwa kajian bahasa seharusnya dijadikan untuk meenyingkap sebuah
kompetensi dan tidak hanya melihat perbuatan bahasa, seperti yang dilakukan
oleh kaum behavioris.[15] Kemampuan berbahasa
merupakan esensi akal yang tersembunyi dibalik perbuatan bahasa, sedangkan
perbuatan bahasa itu hakekatnya cerminan dari kemampuan berbahasa. Tetapi
adakalanya perbuatan bahasa itu kurang atau tidak sesuai dengan kemampuan
berbahasa karena faktor-faktor yang muncul, seperti sakit, kelelahan, salah
berucap atau salah tulis.
E. Transformasi Generatif Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab
Teori gramatika transformasi
generatif (النحو
التحويلي التوليدي) pada tahap pertama mempunyai tiga sendi utama yaitu:[16]
Pertama, kaidah
struktur ungkapan, yaitu kaidah yang menjelaskan bahwa kalimat ungkapan itu
terstruktur dari ungkapan-ungkapan, sedangkan ungkapan-ungkapan itu terbentuk
dari kata-kata.
Kedua, kaidah transformasi,
yaitu sejumlah aturan yang harus diterapkan secara ketat. Sebagian kaidah itu
bersifat keharusan (اجباري/obligatori) dan sebagian lagi bersifat
pemilihan (اختياري/optional).
Ketiga, kaidah-kaidah
morfologi bunyi, yaitu kaidah yang menetapkan bentuk akhir suatu kata yang
diucapkan atau ditulis.
Pada tahap berikutnya, menurut
Chomsky gramatika itu mempunyai tiga komponen utama yaitu: sintaksis, semantik
dan fonologi, dengan tetap mengacu pada dua kaidah transformasi kalimat itu
dapat dikembangkan melalui:[17]
1.
Penghilangan/ pembuangan (Idelation/
الحذف) seperti:
كتب
أحمد درسا
|
Menjadi ←
|
كتب
أحمد درسا جديدا
|
2.
Penempatan (الإحلال) penggantian predikat dengan kata
lain dan subjek yang sama seperti:
الله
غفور رحيم
|
Menjadi ←
|
الله
سميع عليم
|
3.
Perluasan (الاتساع) seperti perluasan dengan صفة atau إضافة:
الجامعة
الكبيرة مشهورة
|
Menjadi ←
|
الجامعة
مشهورة
|
باب
الفصل مفتوح
|
Menjadi ←
|
الباب
مفتوح
|
4.
Penyingkatan (reduction/ الاختصار) seperti:
رئس
جديد
|
Menjadi ←
|
رئس
القرية جديد
|
5.
Penambahan (additional/الزيادة) yakni penambahan unsur baru dalam kalimat
dengan struktur عطف
seperti:
الطالب
والمدرس نشيطان
|
Menjadi ←
|
الطالب
نشيط
|
6.
Pengulangan urutan (permutation/ إعادة الترتيب) misalnya dengan merubah jumlah ismiyyah
menjadi jumlah fi’liyyah atau sebaliknya, seperti:
يحضر
الطلاب
|
Menjadi ←
|
الطلاب
يحضرون
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Noam Chomsky
disebut sebagai tokoh utama pelopor teori-teori kebahasaan (mentalisme) dengan alirannya transformasi
generatif. Dengan bukunya Syntactic Stucture (1957), dan Aspect of
The Teory of Syntax (1965) telah memperkenalkan gagasan ke arah teori-teori
kebahasaan transformasi.
Dalam linguistik generatif transformasi, “struktur” itu sama dengan
“tata bahasa”. Sedangkan “tata bahasa” itu merupakan “pengetahuan” penutur
suatu bahasa mengenai bahasanya yang dikenal dengan istilah kompetensi.
Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi)
yaitu bertutur atau pemahaman akan tuturan. Kemudian, didalam pelaksanaan
bahasa itu, linguistik generative transformasi menyodorkan adanya konsep
struktur dalam (deep structure) dan struktur luar (surface structure).
Teori
gramatika transformasi generatif (النحو التحويلي التوليدي) pada tahap pertama mempunyai tiga sendi utama yaitu:
1. kaidah
struktur ungkapan, yaitu kaidah yang menjelaskan bahwa kalimat ungkapan itu
terstruktur dari ungkapan-ungkapan, sedangkan ungkapan-ungkapan itu terbentuk
dari kata-kata.
2.
kaidah transformasi, yaitu sejumlah
aturan yang harus diterapkan secara ketat. Sebagian kaidah itu bersifat
keharusan (اجباري/obligatori) dan sebagian lagi bersifat
pemilihan (اختياري/optional).
3.
kaidah-kaidah morfologi bunyi,
yaitu kaidah yang menetapkan bentuk akhir suatu kata yang diucapkan atau
ditulis.
Dan pada tahap berikutnya, menurut Chomsky gramatika itu mempunyai tiga
komponen utama yaitu: sintaksis, semantik dan fonologi.
B. Saran
Sangat diakui masih banyak
kekurangan dalam penulisan ini kami mengharap saran dan masukan untuk
memperbaiki makalah ini menuju kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer, Psikolinguistik
Kajian Teoritik, (Rineka Cipta:Jakarta, 2009).
Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Rosdakarya: Bandung, 2011)
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab, (Misykat:Malang, 2009)
Aziz Fachrurrozi, Pembelajaran
Bahasa Asing; Metode Tradisional dan Kontemporer, (Bania Publishing:
Jakarta, 2011)
Jailani Musni, Psikolinguistik
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:Humanoira, 2009)
Jos Daniel Parena, Kajian Linguistik Umum, (Erlangga:
Jakarta, 1991)
Praptomo Baryadi, Teori Ikon
Bahasa, (Universitas Sanata Darma:Yogyakarta, 2007)
Soeparno, Dasar-Dasar
Linguistik Umum, (PT. Tiara Wacana Yogya:Yogyakarta, 2002)
[1] Praptomo Baryadi, Teori Ikon Bahasa, (Universitas
Sanata Darma:Yogyakarta, 2007), hlm. 65
[2] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, (Rosdakarya: Bandung, 2011), hlm.52
[3] Ibid, hlm.52
[4] Jos Daniel Parena, Kajian Linguistik Umum,
(Erlangga: Jakarta, 1991)hlm. 13
[5] Ibid, hlm.13-14
[6] Aziz Fachrurrozi, Pembelajaran
Bahasa Asing; Metode Tradisional dan Kontemporer, (Bania Publishing:
Jakarta, 2011), hlm. 24
[7]
Ibid, hlm.24
[8]
Ibid, hlm.25
[16]
Op.Cit, Pembelajaran Bahasa Asing; Metode Tradisional dan
Kontemporer,hlm.26-27
[17]
Ibid, hlm. 27
salam kenal buat anda...
BalasHapusArtikel ini sangat membantu
BalasHapus