PENILAIAN ACUAN NORMA
By: Evi Muzaiyidah Bukhori
(Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seringkali
pengembang intruksional termasuk pengajar menyusun tes setelah proses
instruksional berakhir. Ia menyusunnya dalam waktu yang singkat berdasarkan isi
pelajaran yang telah diajarkan dan masih segar dalam ingatannya. Keadaan yang
seperti itu sangat memungkinkan tidak berfungsinya tujuan intruksional yang
telah dirumuskannya. Tes yang disusunnya mungkin konsisten dengan isi
pelajaran, tetapi tidak konsisten dengan perilaku yang seharusnya diukur.
Tes yang
seharusnya disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian mahasiswa
terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan intruksional. Tes tersebut mungkin
tidak dapat mengukur penguasaan mahasiswa terhadap seluruh uraian pengajar
dalam proses intruksional, sebab apa yang diberikan pengajar selama proses
tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan tujuan intruksional. Isi
pelajaran bukanlah kriteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan
intruksional.
Sebagaimana
ditunjukkan sebelumnya suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk menyatakan :
- Deretan kedudukan mahasiswa yang relatif,
atau
- Memberikan suatu gambaran tentang
tugas-tugas yang dapat atau belum dapat dilakukan oleh mahasiswa.
Hasil tes jenis
pertama secara relatif menunjukkan deretan kedudukan setiap mahasiswadi antara
mahasiswa lain. Metode menafsirkan hasil tes seperti ini disebut tafsiran yang
mengacu kepada sebuah norma. Hasil tes jenis kedua dinyatakan dengan
jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diperlihatkan oleh setiap
mahasiswa. Metode penafsiran seperti ini disebut mengacu kepada sebuah patokan.
Untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan menggunakan tes-tes dengan standar-standar tertentu
sesuai dengan perkembangannya. Maka dari itu bagi seorang pendidik harus
mengetahui bagaimana cara atu teknik-teknik yang baik untuk mengevaluasi anak
didiknya, sejauhmana pencapaian siswa dalam menguasai materi yang disampaikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dan penilaian Acuan Norma?
2.
Bagaimana langkah-langkah PAN?
3.
Kekurangan dan
kelebihan PAN ?
1.3 Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian dari penilaian Acuan Norma
2.
Untuk mengetahui langkah-langkah PAN
3.
Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan PAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengukuran dalam sekolah berkaitan hanya dengan pencandraan
(deskripsi) kuantitatif mengenai tingkah lauku siswa, pengukuran tidak
melibatkan pertimbangan mengenai baiknya
atau nilai tingkah laku yang di ukur itu. Seperti halnya tes, pengukuran pun
tidak menentukan siapa yang lulus dan siapa yang tidak lulus.pengukuran hanya
membuahkan data kuantitatif mengenai hal yang di ukur(Daryanto:199:100)
B.
pengertian penilaian Acuan Norma
ada
beberapa pendapat tentang pengertian penilaian Acuan Norma, yaitu:
1.
acuan norma merupakan elemen pilihan yang memberikan daftar dokumen
normative yang diacu dalam standar sehingga acuan tersebut tidak terpisahkan
dalam penerapan standar. Data dokume normative yang diacu dalam standar yang
sangat diperlukan dalam penerapan standar.
2.
Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan
dengan mengacu pada noram atau kelompok. Cara ini dikenal sebagai peniliaian
acuan norma (PAN).
3.
PAN adalah nilai sekelompok peserta didik (siswa)dalam suatu proses
pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya
pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
4.
Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai
seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi, dalam hal ini prestasi seluruh
siswa dalam kelas/ kelompok di pakai sebagai dasar penilaian.
Dari
beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma adalah
penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok; nilai-nilai yang
diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang
termasuk itu.
Penilaian
Acuan Norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil
belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang
mengikuti tes yang sama. Pengukuran ini digunakan sebagai metode pengukuran
yang menggunakan prinsip belajar kompetitif. Menurut prinsip pengukuran norma,
tes baku pencapaian di administrasi dan penampilan buku normative dikalkulasi
untuk kelompok-kelompok pengambil tes yang bervariasi. Skor yang dihasilkan
siswa dalam tes yang sama dibandingkan dengan hasil populasi atau hasil keseluruhan
yang telah di bakukan. Guru kelas kemudian mengikuti asas yang sama,mengukur
pencapaian hasil belajar, dengan tepat membandingkan terhadap siswa lain dalam
tes yang sama. Seperi evaluasi empiris. Guru melakukan pengukuran,
mengadministrasi tes, menghitu ng skor, merangking skor, dari tes yang
tertinggi sampai yang terendah,menentukan skor rerata menentukan simpang baku
dan variaanya.
Berikut
ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif:
1.
Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap
peserta didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian
Acuan Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta
didik di dalam komunitasnya seperti di
kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
2.
Penilaian Acuan Normatif menggunakan criteria yang bersifat
“relative”. Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi atau
kebutuhan pada waktu tersebut.
3.
Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi
hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya
(kelompoknya).
4.
Penilaian Acuan
Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat penguasaan
seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai dengan
yang mengalami kesulitan yang serius.
5.
Penilaian Acuan
Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok
Sejalan
dengan uraian di atas, Glaser (1963) yang dikutip oleh W. James Popham
menyatakan bahwa terdapat dua strategi pengukuran yang mengarah pada dua
perbedaan tujuan substansial, yaitu pengukuran acuan norma (NRM) yang berusaha
menetapkan status relatif, dan pengukuran acuan kriteria (CRM) yang berusaha
menetapkan status absolut. Sejalan dengan pendapat Glaser, Wiersma menyatakan
norm-referenced interpretation is a relative interpretation based on an
individual’s position with respect to some group. Glaser menggunakan konsep
pengukuran acuan norma (Norm Reference Measurement / NRM) untuk menggambarkan
tes prestasi siswa dengan menekankan pada tingkat ketajaman suatu pemahaman
relatif siswa. Sedangkan untuk mengukur tes yang mengidentifikasi ketuntasan /
ketidaktuntasan absolut siswa atas perilaku spesifik, menggunakan konsep
pengukuran
acuan kriteria (Criterion Reference Measurement).
C.
Penilaian
Acuan Norma (PAN), Norm Reference Test (NRT)
Tujuan
penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif dan meliputi
suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma dimaksudkan
untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan performans
kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes. Tes acuan kriteria
Perbedaan lain yang mendasar antara pendekatan acuan norma dan pendekatan acuan
patokan adalah pada standar performan yang digunakan.
Pada
pendekatan acuan norma standar performan yang digunakan bersifat relatif.
Artinya tingkat performan seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi
relatif dalam kelompoknya; Tinggi rendahnya performan seorang siswa sangat
bergantung pada kondisi performan kelompoknya. Dengan kata lain standar
pengukuran yang digunakan ialah norma kelompok. Salah satu keuntungan dari
standar relatif ini adalah penempatan sekor (performan) siswa dilakukan tanpa
memandang kesulitan suatu tes secara teliti. Kekurangan dari penggunaan standar
relatif diantaranya adalah (1) dianggap tidak adil, karena bagi mereka yang
berada di kelas yang memiliki sekor yang tinggi, harus berusaha mendapatkan
sekor yang lebih tinggi untuk mendapatkan nilai A atau B. Situasi seperti ini
menjadi baik bagi motivasi beberapa siswa. (2) standar relatif membuat
terjadinya persaingan yang kurang sehat diantara para siswa, karena pada saat
seorang atau sekelompok siswa mendapat nilai A akan mengurangi kesempatan pada
yang lain untuk mendapatkannya.
Contoh:
7. Satu
kelompok peserta tes terdiri dari 9 orang mendapat skor mentah:
50, 45,
45, 40, 40, 40, 35, 35, 30
Dengan
menggunakan pendekatan PAN, maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50)
akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10, sedangkan mereka yang mendapat skor
di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7,
6
Penentuan
nilai dengan skor di atas dapat juga dihitung terlebih dahulu persentase
jawaban benar. Kemudian kepada persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi.
8.
Sekelompok mahasiswa terdiri dari 40 orang dalam satu ujian mendapat nilai
mentah sebagai berikut:
55 43 39
38 37 35 34 32
52 43 40
37 36 35 34 30
49 43 40
37 36 35 34 28
48 42 40
37 35 34 33 22
46 39 38
37 36 34 32 21
Jika
skor mentah yang paling tinggi (55) diberi nilai 10 maka nilai untuk :
52
adalah (52/55) x 10 = 9,5
49
adalah (49/55) x 10 = 9,0 dan seterusnya.
Untuk
mengukur seseorang menurut batasan tersebut di atas, perlu:
1.
Mengidentifikasi
orang yang hendak di ukur itu
2.
Mengidentifikasi
karakteristik (sifat-sifat khas)orang yang hendak di ukur itu;dan
3.
Menetapkan
prosedur yang hendak di pakai untuk dapat memberikan angka-angka pada
karakteristik tersebut
خطوات
اختبارات مرجعى المعيار في النقاط التالية:
1.
تحديد محتوى المادة الدراسية و الأهداف التي يقيسها الإختبار وصياغتها صياغة
سلوكية
2.إعداد
جدول المواصفات للإختبار بحيث يشمل طوله و نمط الأسئلة و طريقة التصحيح
3.تحديد
المهارات التي ستعطيها الاختبار بناء على استجابة الدرسين بما يحقق المزيد من
الجودة
4.تجريب
الاختبار مرة أخرى على عينة أخرى للتأكيد من صلاحية التعديلات بصفة عامة.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penilaian Acuan
Norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil
belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang
mengikuti tes yang sama. Persamaan penilaian acuan norma dan acuan patokan
antara lain adalah keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku
yang diukur, disusun dari sampel butir-butir tes yang relevan dan
representatif, keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan
reliabilitas dan digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang
berbeda.
Penilaian acuan norma biasanya mengukur
sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku
Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di
antara peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif.
Penilaian acuan norma lebih mementingkan
butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang
tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit
Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk
survey.
خطوات
اختبارات مرجعى المعيار في النقاط التالية:
1.
تحديد محتوى المادة الدراسية و الأهداف التي يقيسها الإختبار وصياغتها صياغة سلوكية
2.إعداد
جدول المواصفات للإختبار بحيث يشمل طوله و نمط الأسئلة و طريقة التصحيح
3.تحديد
المهارات التي ستعطيها الاختبار بناء على استجابة الدرسين بما يحقق المزيد من
الجودة
4.تجريب
الاختبار مرة أخرى على عينة أخرى للتأكيد من صلاحية التعديلات بصفة عامة.
Daftar pustaka
·
daryanto.1997. Evaluasi Pendidikan,Jakarta:penerbit Rineka
Cipta
·
arikunto,1986,dasar-dasar Evaluasi pendidikan,Jakarta,Bina Alsara
·
www.google.com, setiadi wira
buana,penilaian acuan norma dan penilaian acuan patokan,9 desember 2011
·
www.google.com,( حياة علي عبدالله عبده),9 desember 2011
·
www.google.com Andri
Wicaksono,ujian,pengukuran,penilaian,dan evaluasi dalam pendidikan,9 desember
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar