Menulislah sesuai kemampuanmu

Selasa, 24 Maret 2015

PERKEMBANGAN PSYCHO FISIK SISWA

PERKEMBANGAN PSYCHO FISIK SISWA

By: Evi Muzaiyidah Bukhori
(Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan psycho-fisik manusia melalui beberapa tahapan, mulai dari masa bayi hingga masa dewasa dan tua, sebagai pendidik hendaknya mengetahui perkembangan peserta didik.
Banyaknya keaneragaman dalam ciri seorang siswa mengharuskan seorang guru memahami dari segi kondisi fisik, sosial dan ciri kepribadian yang lain pada seorang siswa, hal ini dimaksudkan untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efesien dan dapat menghasilkan yang optimal.
Ada beberapa perkembangan yang berkenaan dengan manusia, dalam makalah ini mengupas tentang pengertian perkembangan psikologi siswa, serta perkembangan lainnya, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan kita sebagai calon-calon pendidik untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkenaan dengan siswa/pebelajar.


1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan perkembangan motorik (fisik) siswa?
2.      Apakah yang dimaksud perkembangan kognitif sisiwa?
3.      Apakah perkembangan bahasa itu?

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian perkembangan motorik (fisik) sisiwa.
2.      Mengetahui penjelasan tentang perkembangan kognitif siswa.
3.      Mengetahui perkembangan bahasa siswa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan motorik (fisik) siswa
            Sebelum membicarakan perkembangan motorik sisiwa, mengulas sedikit tentang pengertian perkembangan. Perkembangan menurut B. Hurlock (9:2009) adalah  “ Serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman”.
Sedangkan pengertian perkembangan motorik dalam psikologi diartikan sebagai istilah yang menunjuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik. Muhibbin Syah (61:2008)
o   Perkembangan fisik pada siswa Sifat khas pada masa ini antara lain:
-          Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
-          Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
-          Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
Sumadi Suryabrata (204:2008)
Ketika seorang anak memasuki sekolah dasar atau ibtidaiyah pada umur enam atau tujuh tahun sampai dua belas atau tiga belas tahun, perkembangan fisiknya mulai tampak benar-benar seimbang. Artinya, organ-organ jasmani tumbuh serasi dan tidak lebih panjang atau lebih besar dari yang semestinya. Misalnya, ukuran tangan kanan tidak lebih panjang daripada tangan kiri atau ukuran leher tidak lebih besar dari ukuran kepala yang disangganya. Dan selain itu pada usia ini gerakan-gerakan tubuhnya menjadi lincah dan terarah seiring dengan munculnya keberanian mentalnya. Muhibbin Syah (62:2008)
 Ciri khas pada masa remaja adalah:
-          Ditunjukkan untuk berkuasa dan ekstravers (penampakan sifat).
-          Ambisius, menganggap sebagai si kuat, si juara, si menang dan sebagainya. Sumadi Suryabrata (207:2008)
Gerakan-gerakan motor siswa akan terus meningkat keaneragaman, keseimbangan, dan kekuatannya  ketika menduduki bangku SLTP dan SLTA. Namun, peningkatan  dan kualitas bawaan siswa ini justru membawa konsekuensi sendiri, yakni perlunya pengadaan guru yang lebih piawai dan trampil, melainkan juga seorang guru harus memiliki kepiawaian yang berhubungan dengan penyampaian ilmu tentang mengapa dan bagaimana ketrampilan tersebut dilakukan.
Belajar keterampilan fisik (motor learning) dianggap telah terjadi dalam diri seseorang apabila ia telah memperoleh kemampuan dan keterampilan yang melibatkan penggunaan lengan (seperti menggambar) dan tungkai (seperti berlari) secara baik dan benar. Untuk belajar memperoleh kemampuan keterampilan jasmani ini, ia tidak hanya cukup dengan latihan dan praktik, tetapi juga memerlukan kegiatan perceptual learning (belajar berdasarkan pengamatan) atau kegiatan sensory motor-learning (belajar keterampilan inderawi-jasmani).
Besarnya ketergantungan kinerja keterampilan jasmani tersebut pada keterlibatan ranah cipta terbukti dengan sering munculnya kekeliruan siswa malas berpikir dalam hal menulis, menggambar, dan memperagakan keterampilan fisik tertentu. Dengan demikian dapat dipastikan apabila sebuah aktivitas keterampilan jasmani seseorang (siswa), seperti menyalin pelajaran, dilakukan secara otomatis tanpa perhatian fungsi ranah cipta yang memadai, walaupun ia sudah biasa karena sering melakukannya, kesalahan mungkin akan terjadi.
o   Faktor-faktor yang mendorong perkembangan keterampilan fisik anak
1.      Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf: pertumbuhan syaraf dan perkembangan dan kemampuannya membuat intelegensi,(intelgensi menurut Ngalim Purwanto (52:2007): kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan orang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu (kecerdasan)) anak meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan kemampuansistem syaraf seorang anakakan semakin baik dan beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya.
2.      Pertumbuhan otot-otot: peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak jelas pada anak yang sehat dari tahun ketahun.
3.      Perkembangan dan perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endoktrin(memproduksi hormon): perubahan fungsi kelenjar endoktrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku anak ketika menginjak remaja terhadap lawan jenisnya.
4.      Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada umumnya. Muhibbin Syah (64:2008)
2.2 Perkembangan kognitif siswa
            Istilah “ cognitive” berasal dari kata cognition yang padananya knowing, berarti mengetahui. Dalam ranah psikologi manusia istilah ini diartikan sebagai setip prilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan.
            Ahli psikologi berkeyakinan bahwa perkembangan kognitif manusia dimulai sejak lahir, terbukti dengan kemampuan bayi menyimpan informasi-informasi yang berasal dari pengelihatan, pendengaran dan informasi-informasi lain yang diserap dengan indera-indera lainnya. Jean Piaget (dibaca Jin Piasye) mengklasifikasikan perkembangan kogniyif anak menjadi empat tahapan:
1.      Tahap sensori motor (0-2 tahun).
 Anak pada periode ini belajar bagaimana mengikuti dunia kebendaan secara praktis. Intelgensi yang dimiliki adalah dasar dan bersifat terkesan tidak penting.
2.      Tahap pra-operasional (2-7 tahun).
-          Anak memiliki kesadaran akan `tetap eksisnya` suatu benda.
-          Lalu munculnya mental representation (gambaran mental).
-          Mengembangkan defarred-imitation peniruan yang tertunda, seperti menirukan prilaku-prilaku orang lain yang pernah ia lihat.
-          Kemampuan bahasa.
3.      Tahap konkret-operasional (7-11 tahun).
-          Berkemampuan dalam berpikir system of operation (satuan langkah berfikir).
-          Conservation  (konservasi/pengekalan): kemampuan anak dalam memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah.
-          Addition of classes (penambahan golongan benda): kemampuan anak dalam memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda.
-          Multiplication of classes (pelipatgandaan suatu benda): kemampuan yang melibatkan pengetahuan mengenai cara mempertahankan dimensi-dimensi benda.

4.      Tahap formal –operasional (11-15 tahun).
-          Dalam perkembangan kognitif tahap akhir ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasi secara serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: 1) kapasitas menggunakan hipotesis; 2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Muhibbin Syah (69:2008)

2.3 Perkembangan bahasa
 Deskripsi perkembangan bahasa pada manusia:
a).  bulan pertama pada bayi, beinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannnya secara spontan dan instinktif secara positif (menerima, meraih benda yang menyenangkan, misalnya botol susu hangat, belaian suara ibu. Bahasa mimik (senyuman dan tawa), bahasa emosional ekspresif (menangis kalau lapar, kedinginan dan lain-lain.
b). bulan ke enam pada masa bayi, semakin terarah bahasa merabanya yang berbentuk dengan dapatnya meniru kata-kata tertentu yang diucapkan oleh orang yang ada di sekitarnya.
c). pada masa kanak-kanak, banyaknya perbendaharaan kata-kata (vocabulary) usia 3-4 tahun perbendaharaan katanya mencapai 300 dan pada usia 6-7 tahun  mencapai 2.500 kata bahkan lebih. Abin Syamsudin (100:2007)
Pada masa ini menguasai hampir semua struktur kalimat, panjang kalimat akan bertambah, kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong.
B. Hurlock (152:2009)

d). pada masa anak sekolah, keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, pada periode 6-8 tahun ia dengan senang hati membaca atau mendengar dongeng fantasi; usia 10-12 gemar cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan, riwayat para pahlawan dan sebagainya.
e). pada masa remaja awal, mereka senang menggunakan bahasa sandi, atau bahasa rahasia yang berlaku pada gengnya sehingga banyak menimbulkan kepenasaran. Perhatiannnya kearah mempelajari bahasa asing mulai berkembang.
Abin Syamsudin 100:2007)
B. Hurlock mengklasifikasikan kosa kata khusus pada akhir masa kanak-kanak (153:2009):
Kosa kata etiket: pada akhir kelas satu, anak dilatih di rumah menggunakan kata-kata seperti “minta tolong” dan “terimakasih” anak memiliki kosa kata etiket pada orang-orang dewasa dalam lingkungan keluarganya.
Kosa kata warna: anak belajar semua warna yang umum maupun warna yang tidak umum dipelajari.
Kosa kata bilangan: dari pelajaran berhitung di sekolah anak belajar nama dan arti bilangan.
Kosa kata uang: baik di rumah maupun di sekolah, anak belajar uang logam maupun uang kertas.
Kosa kata waktu: kosa kata waktu dari anak yang lebih besar sama dengan kosa kata waktu dari orang dewasa dengan siapa ia berhubungan, walaupun pengertiannya tentang kosa kata waktu kadang-kadang tidak tepat.
Kata-kata popular dan kata-kata makian: anak belajar kosa kata popular dari anak yang lebih besar dari lingkungan tetangga. Dengan menggunakan kata-kata tersebut anak merasa “dewasa” dan mereka segera mengetahui bahwa penggunaan kata-kata tersebut mempunyai nilai perhatian yang lebih besar.
Kosa kata rahasia: anak menggunakan kosa kata rahasia dengan sahabatnya. Dapat berbentuk tulisan, lambing-lambang sebagai pengganti huruf dan lain sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan yang berhubungan pada manusia di antaranya adalah perkembangan motorik (fisik) yaitu berhubungan dengan sistem organ dan otot pada tubuh manusia. Bahwa terjadinya perubahan fisik yang sangat menonjol mulai dari usia nol hingga usia sekolah dan remaja berdasarkn faktor-faktornya.
Sedangkan perkembangan kognitif ada kaitanya dengan perkembngan bahasa pada manusia. Perkembngan bahasa yang di pelajari manusia memang berbeda pada fase-fase tertentu, namun hal tersebut justru merupakan urutan proses yang obyektif, mulai dari bahasa meraba, bahasa mimik, bahasa ekspresif (pada bayi) hingga bahasa rahasia (pada remaja).

DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumardi. 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta: rajawali Pers.
Makmun, Abin Syamsudin. 2007. Psikologo Kependidikan, Bandung: Rosda.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda.
Hurlock B, Elizabeth. 2009. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.

1 komentar: