PERKEMBANGAN
PSYCHO FISIK SISWA
By: Evi Muzaiyidah Bukhori
(Mahasiswi PBA UIN Maliki Malang)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
psycho-fisik manusia melalui beberapa tahapan, mulai dari masa bayi hingga masa
dewasa dan tua, sebagai pendidik hendaknya mengetahui perkembangan peserta
didik.
Banyaknya
keaneragaman dalam ciri seorang siswa mengharuskan seorang guru memahami dari
segi kondisi fisik, sosial dan ciri kepribadian yang lain pada seorang siswa,
hal ini dimaksudkan untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efesien
dan dapat menghasilkan yang optimal.
Ada
beberapa perkembangan yang berkenaan dengan manusia, dalam makalah ini mengupas
tentang pengertian perkembangan psikologi siswa, serta perkembangan lainnya,
hal ini dimaksudkan untuk memudahkan kita sebagai calon-calon pendidik untuk
mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkenaan dengan siswa/pebelajar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan
motorik (fisik) siswa?
2. Apakah yang dimaksud perkembangan
kognitif sisiwa?
3. Apakah perkembangan bahasa itu?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian perkembangan motorik
(fisik) sisiwa.
2. Mengetahui penjelasan tentang
perkembangan kognitif siswa.
3. Mengetahui perkembangan bahasa siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perkembangan motorik (fisik) siswa
Sebelum membicarakan perkembangan
motorik sisiwa, mengulas sedikit tentang pengertian perkembangan. Perkembangan menurut
B. Hurlock (9:2009) adalah “ Serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman”.
Sedangkan
pengertian perkembangan motorik dalam psikologi diartikan sebagai istilah yang
menunjuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga
gerakan-gerakannya, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang
meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan
organ-organ fisik. Muhibbin Syah (61:2008)
o
Perkembangan
fisik pada siswa Sifat khas pada masa ini antara lain:
-
Adanya
korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
-
Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
-
Ada
kecenderungan memuji diri sendiri.
Sumadi Suryabrata (204:2008)
Ketika
seorang anak memasuki sekolah dasar atau ibtidaiyah pada umur enam atau tujuh
tahun sampai dua belas atau tiga belas tahun, perkembangan fisiknya mulai
tampak benar-benar seimbang. Artinya, organ-organ jasmani tumbuh serasi dan
tidak lebih panjang atau lebih besar dari yang semestinya. Misalnya, ukuran
tangan kanan tidak lebih panjang daripada tangan kiri atau ukuran leher tidak
lebih besar dari ukuran kepala yang disangganya. Dan selain itu pada usia ini
gerakan-gerakan tubuhnya menjadi lincah dan terarah seiring dengan munculnya
keberanian mentalnya. Muhibbin Syah (62:2008)
Ciri khas pada
masa remaja adalah:
-
Ditunjukkan
untuk berkuasa dan ekstravers (penampakan sifat).
-
Ambisius,
menganggap sebagai si kuat, si juara, si menang dan sebagainya. Sumadi
Suryabrata (207:2008)
Gerakan-gerakan
motor siswa akan terus meningkat keaneragaman, keseimbangan, dan
kekuatannya ketika menduduki bangku SLTP
dan SLTA. Namun, peningkatan dan kualitas
bawaan siswa ini justru membawa konsekuensi sendiri, yakni perlunya pengadaan
guru yang lebih piawai dan trampil, melainkan juga seorang guru harus memiliki
kepiawaian yang berhubungan dengan penyampaian ilmu tentang mengapa dan
bagaimana ketrampilan tersebut dilakukan.
Belajar
keterampilan fisik (motor learning) dianggap telah terjadi dalam diri
seseorang apabila ia telah memperoleh kemampuan dan keterampilan yang
melibatkan penggunaan lengan (seperti menggambar) dan tungkai (seperti
berlari) secara baik dan benar. Untuk belajar memperoleh kemampuan
keterampilan jasmani ini, ia tidak hanya cukup dengan latihan dan praktik,
tetapi juga memerlukan kegiatan perceptual learning (belajar berdasarkan
pengamatan) atau kegiatan sensory motor-learning (belajar keterampilan
inderawi-jasmani).
Besarnya
ketergantungan kinerja keterampilan jasmani tersebut pada keterlibatan ranah
cipta terbukti dengan sering munculnya kekeliruan siswa malas berpikir dalam
hal menulis, menggambar, dan memperagakan keterampilan fisik tertentu. Dengan
demikian dapat dipastikan apabila sebuah aktivitas keterampilan jasmani
seseorang (siswa), seperti menyalin pelajaran, dilakukan secara otomatis tanpa
perhatian fungsi ranah cipta yang memadai, walaupun ia sudah biasa karena sering
melakukannya, kesalahan mungkin akan terjadi.
o
Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan keterampilan fisik anak
1. Pertumbuhan dan perkembangan sistem
syaraf: pertumbuhan syaraf dan perkembangan dan kemampuannya membuat
intelegensi,(intelgensi menurut Ngalim Purwanto (52:2007): kemampuan yang
dibawa sejak lahir, yang memungkinkan orang berbuat sesuatu dengan cara yang
tertentu (kecerdasan)) anak meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola
tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan kemampuansistem syaraf seorang
anakakan semakin baik dan beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang
dimilikinya.
2. Pertumbuhan otot-otot: peningkatan tonus
(tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam
kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak jelas pada anak yang
sehat dari tahun ketahun.
3. Perkembangan dan perubahan fungsi
kelenjar-kelenjar endoktrin(memproduksi hormon): perubahan fungsi kelenjar
endoktrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku anak ketika
menginjak remaja terhadap lawan jenisnya.
4. Perubahan struktur jasmani. Semakin
meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta
proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada umumnya. Muhibbin Syah (64:2008)
2.2
Perkembangan kognitif siswa
Istilah “ cognitive” berasal
dari kata cognition yang padananya knowing, berarti mengetahui.
Dalam ranah psikologi manusia istilah ini diartikan sebagai setip prilaku
mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan.
Ahli psikologi berkeyakinan bahwa
perkembangan kognitif manusia dimulai sejak lahir, terbukti dengan kemampuan
bayi menyimpan informasi-informasi yang berasal dari pengelihatan, pendengaran
dan informasi-informasi lain yang diserap dengan indera-indera lainnya. Jean
Piaget (dibaca Jin Piasye) mengklasifikasikan perkembangan kogniyif anak
menjadi empat tahapan:
1. Tahap sensori motor (0-2 tahun).
Anak pada periode ini belajar bagaimana
mengikuti dunia kebendaan secara praktis. Intelgensi yang dimiliki adalah dasar
dan bersifat terkesan tidak penting.
2. Tahap pra-operasional (2-7 tahun).
-
Anak
memiliki kesadaran akan `tetap eksisnya` suatu benda.
-
Lalu
munculnya mental representation (gambaran mental).
-
Mengembangkan
defarred-imitation peniruan yang tertunda, seperti menirukan
prilaku-prilaku orang lain yang pernah ia lihat.
-
Kemampuan
bahasa.
3. Tahap konkret-operasional (7-11 tahun).
-
Berkemampuan
dalam berpikir system of operation (satuan langkah berfikir).
-
Conservation
(konservasi/pengekalan): kemampuan anak dalam
memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume dan jumlah.
-
Addition
of classes (penambahan golongan benda):
kemampuan anak dalam memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda.
-
Multiplication
of classes (pelipatgandaan suatu benda):
kemampuan yang melibatkan pengetahuan mengenai cara mempertahankan
dimensi-dimensi benda.
4. Tahap formal –operasional (11-15 tahun).
-
Dalam
perkembangan kognitif tahap akhir ini seorang remaja telah memiliki kemampuan
mengkoordinasi secara serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif,
yakni: 1) kapasitas menggunakan hipotesis; 2) kapasitas menggunakan
prinsip-prinsip abstrak.
Muhibbin Syah (69:2008)
2.3
Perkembangan bahasa
Deskripsi perkembangan bahasa pada manusia:
a). bulan pertama pada bayi,
beinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannnya secara spontan dan
instinktif secara positif (menerima, meraih benda yang menyenangkan,
misalnya botol susu hangat, belaian suara ibu. Bahasa mimik (senyuman
dan tawa), bahasa emosional ekspresif (menangis kalau lapar, kedinginan
dan lain-lain.
b).
bulan ke enam pada masa bayi,
semakin terarah bahasa merabanya yang
berbentuk dengan dapatnya meniru kata-kata tertentu yang diucapkan oleh orang
yang ada di sekitarnya.
c).
pada masa kanak-kanak, banyaknya
perbendaharaan kata-kata (vocabulary) usia 3-4 tahun perbendaharaan
katanya mencapai 300 dan pada usia 6-7 tahun
mencapai 2.500 kata bahkan lebih. Abin Syamsudin (100:2007)
Pada
masa ini menguasai hampir semua struktur kalimat, panjang kalimat akan
bertambah, kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong.
B.
Hurlock (152:2009)
d).
pada masa anak sekolah, keterampilan
membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, pada periode 6-8 tahun ia dengan
senang hati membaca atau mendengar dongeng fantasi; usia 10-12 gemar cerita
yang bersifat kritis (tentang perjalanan, riwayat para pahlawan dan sebagainya.
e).
pada masa remaja awal, mereka senang
menggunakan bahasa sandi, atau bahasa rahasia yang berlaku pada gengnya
sehingga banyak menimbulkan kepenasaran. Perhatiannnya kearah mempelajari
bahasa asing mulai berkembang.
Abin
Syamsudin 100:2007)
B. Hurlock
mengklasifikasikan kosa kata khusus pada akhir masa kanak-kanak (153:2009):
Kosa
kata etiket: pada akhir kelas satu, anak
dilatih di rumah menggunakan kata-kata seperti “minta tolong” dan “terimakasih”
anak memiliki kosa kata etiket pada orang-orang dewasa dalam lingkungan
keluarganya.
Kosa
kata warna: anak belajar semua warna yang umum
maupun warna yang tidak umum dipelajari.
Kosa
kata bilangan: dari pelajaran
berhitung di sekolah anak belajar nama dan arti bilangan.
Kosa
kata uang: baik di rumah maupun di sekolah,
anak belajar uang logam maupun uang kertas.
Kosa
kata waktu: kosa kata waktu dari anak yang
lebih besar sama dengan kosa kata waktu dari orang dewasa dengan siapa ia
berhubungan, walaupun pengertiannya tentang kosa kata waktu kadang-kadang tidak
tepat.
Kata-kata
popular dan kata-kata makian: anak belajar
kosa kata popular dari anak yang lebih besar dari lingkungan tetangga. Dengan
menggunakan kata-kata tersebut anak merasa “dewasa” dan mereka segera
mengetahui bahwa penggunaan kata-kata tersebut mempunyai nilai perhatian yang
lebih besar.
Kosa
kata rahasia: anak menggunakan kosa
kata rahasia dengan sahabatnya. Dapat berbentuk tulisan, lambing-lambang
sebagai pengganti huruf dan lain sebagainya.
BAB
III
KESIMPULAN
Perkembangan
yang berhubungan pada manusia di antaranya adalah perkembangan motorik (fisik) yaitu
berhubungan dengan sistem organ dan otot pada tubuh manusia. Bahwa terjadinya
perubahan fisik yang sangat menonjol mulai dari usia nol hingga usia sekolah
dan remaja berdasarkn faktor-faktornya.
Sedangkan
perkembangan kognitif ada kaitanya dengan perkembngan bahasa pada manusia. Perkembngan
bahasa yang di pelajari manusia memang berbeda pada fase-fase tertentu, namun
hal tersebut justru merupakan urutan proses yang obyektif, mulai dari bahasa
meraba, bahasa mimik, bahasa ekspresif (pada bayi) hingga bahasa rahasia (pada
remaja).
DAFTAR
PUSTAKA
Suryabrata,
Sumardi. 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta: rajawali Pers.
Makmun, Abin
Syamsudin. 2007. Psikologo Kependidikan, Bandung: Rosda.
Syah, Muhibbin.
2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda.
Purwanto,
Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda.
Hurlock B,
Elizabeth. 2009. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.
weeehhh rajin banget siiihhhh ^^
BalasHapus