CIRI-CIRI TES YANG BAIK
By: Evi Muzaiyidah Bukhori
(Mahasiswi PBA UIN Maliki
Malang)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Belakangan
ini kita ketahui bahwa seringkali rancangan pendidikan di berbagai yayasan atau lembaga sudah sangat
bagus,di lihat dari segi konsep yang ditawarkan.Karena sudah seharusnya
elastisitas dan inovasi pendidikan dimunculkan,dalam kondisi keterpurukan dan
krisis eksistensi seperti hari ini.Tetapi konsep yang di tawarkan terkadang
tidak berbanding lurus dengan realita,dan itu perlu di rubah dan di sempurnakan.Makanya
di butuhkan seperangkat alat untuk menyempurnakan kekurangan tersebut,dan salah
satunya adalah evaluasi,dan evaluasipun memiliki banyak komponen, diantaranya
adalah tes.Setelah ini akan kita bahas terkait tes serta hal-hal yang
berhubungan dengan tes secara detail.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
kriteria tes yang baik?
2. Apa
syarat agar tes bisa dikatakan baik?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
- Mengerti dan memahami
bagaimana pemilihan tes yang baik,serta hal-hal
di
sekitar pemilihan tes tersebut.
- Dapat memilah dan
memilih antara tes yang baik dan kurang baik.
- Semoga dapat di
aplikasikan dalam realita,karena mengingat urgensi dari
permasalahan
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KRITERIA
TEST YANG BAIK
Suharsini
Arikunto dalam buku Suwarno (2006) menyebutkan bahwa suatu tes dikatakan
sebagai alat pengukur yang baik harus memiliki validitas, reliabilitas,
objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis.
Sedangkan
menurut Amir Daien Indrakusuma (1993:27) ada berbagai macam ciri yang harus
dipenuhi oleh suatu test yang baik. Dari cirri ini yang dianggap ciri-ciri
pokok atau cirri-ciri utama ialah reliabilitas, validitas, dan objektivitas.
Berbeda pula pendapat yang
dikemukakan oleh Slameto (1988:19). Dia menyatakan bahwa syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu tes atau evaluasi ada delapan, yakni: sahih (valid),
terandalkan (reliable), obyektif, seimbang, membedakan, norma, fair (tidak
menjebak), dan praktis.
B. RELIABILITAS
Menurut
Suwarno (2006:119) reliabilitas berasal dari kata reliability, reliable
yang artinya dapat dipercaya, berketetapan. Sebuah tes dikatakan memiliki
reliabilitas apabila hasil- hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Artinya
jika peserta didik diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka
setiap siswa akan tetap berada pada urutan yang sama dalam setiap kelompoknya.
Amir
Daien Indrakusuma (1993:28) menyatakan bahwa suatu tes dapat pula memberikan
hasil yang tidak dapat dipercaya (unreliable). Hal ini disebabkan oleh
dua macam faktor, yaitu:
1.
Situasi pada waktu tes berlangsung.
Hal ini mencakup keadaan
jasmaniah dan rohaniah dari anak. Misalnya:
·
Kesehatannya tidak dalam kondisi yang baik.
·
Menghadapi tes dengan perasaan takut.
·
Mengerjakan tes dengan gugup dan terburu-buru.
·
Tidak mengerjakan tes dengan sepenuh hati.
2.
Keadaan tes itu sendiri.
Hal ini berhubungan dengan
kualitas dari soal-soalnya atau panjang tes tersebut. Mengenai kualitas dari
soal tes, misalnya:
·
Pertanyaan-pertanyaan yang tidak jelas maksudnya.
·
Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ambigu, yaitu
pertanyaan yang memungkinkan banyak tafsiran dan banyak jawaban.
·
Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab,
sebab kurang memberikan keterangan-keterangan yang lengkap.
Conny Semiawan Stamboel
(1979:65) mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi reliabilitas
suatu tes, antara lain:
1.
Hubungan panjang tes dengan reliabilitas.
Makin pendek sebuah tes,
makin rendah reliabilitasnya. Namun terkadang tes yang pendek dan kurang
reliabel berharga juga untuk tujuan lain tes tertentu, misalnya dalam mengambil
keputusan yang cepat. Tingkat reliabilitas yang dikehendaki berbeda, sesuai
dengan tujuan tes.
2.
Keobyektifan.
Keobyektifan tes merupakan
faktor yang penting di dalam menjaga reliabilitas tes.
3.
Manfaat tes.
Tes harus memenuhi syarat
kegunaan. Misalnya soal-soal tes yang mempersoalkan masalah-masalah khusus di
Jawa Barat, tidak dapat digunakan di Irian Jaya karena tes tersebut tidak
memenuhi syarat kegunaan.
Dalam
hal ini Dr. Oemar Hamalik (1989: 143) menjelaskan tentang kemungkinan cara
untuk menguji reliabilitas pengukuran (tes), antara lain:
1. Pengukuran
dengan Tes yang Sama (Tes-Retes).
Apabila
kita ingin mengetahui ketetapan yang diberikan suatu pengukuran tentang
karakteristik individu dari hari ke hari – bagaimana kita dapat meramalkan skor
/ nilai individu untuk minggu yang akan datang berdasarkan apa yang diperbuatnya
hari ini – hal ini berarti pengukuran harus dilakukan dalam dua waktu. Dengan
demikian kita akan melihat variasi individu dari waktu ke waktu maupun variasi
dalam mengerjakan kedua pengukuran tersebut.
2. Parallel Test Form.
Parallel
form ini terdiri atas dua tes yang disusun dalam bentuk yang berbeda tetapi
berdasarkan spesifikasi derajat kesukaran yang seimbang. Dengan demikian murid
akan dihadapkan kepada dua jenis (yang paralel) pada saat yang sama.
Reliabilitas pengukuran kedua bentuk ini diperoleh dengan jalan mengkorelasikan
skor-skor hasil kedua pengukuran tersebut.
3. Subdivided Test.
Prosedur
ini ditempuh dengan jalan membagi tes ke dalam dua bagian (split half test). Pembagian ini biasanya didasarkan atas item-item
bernomor ganjil dan genap. Korelasi antara dua perangkat skor ini akan
menghasilkan derajat ketetapan pengukuran.
C. PRAKTIKABILITAS
Menurut
Suwarno (2006:120), sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang
tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis. Artinya tes itu mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk yang jelas
sehingga dapat diberikan atau diawali oleh orang lain dan juga mudah dalam
membuat administrasinya.
Sedangkan
menurut Amir Daien Indrakusuma (1993:47) di dalam bukunya dia mengistilahkan
praktikabilitas dengan Ease of
administration (mudah dalam pelaksanaan). Dalam menyusun sebuah tes, kita
harus memikirkan pula bagaimana pelaksanaannya. Sebagai contoh di bawah ini
dilukiskan dua macam cara pelaksanaan tes.
1.
Tes A terdiri atas 5 bagian. Untuk tiap bagian
disediakan waktu untuk mengerjakan selama 10 menit. Bagian pertama harus
dikerjakan lebih dahulu. Setelah 10 menit, dibunyikan tanda, dan semua peserta
tes harus pindah mengerjakan bagian kedua, biarpun bagian pertama belum
selesai. Setelah 10 menit lagi, dibunyikan tanda, dan semua peserta tes harus
mengerjakan bagian ketiga, biarpun bagian kedua belum selesai. Demikian
seterusnya, hingga tes selesai.
2.
Tes B terdiri atas 5 bagian. Untuk mengerjakan
disediakan waktu 50 menit. Cara mengerjakan tidak dibagi-bagi; bagian pertama,
kedua dan seterusnya. Juga tidak ditentukan bagian-bagian mana yang harus
dikerjakan terlebih dahulu. Peserta tes bebas memilih mana yang akan
didahulukan dan yang dikerjakan kemudian.
Dari
kedua contoh di atas, maka tes B lebih mudah pelaksanaannya daripada tes A.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari
beberapa keterangan diatas dan diskusi cultural individu,kami dapat
menyimpulkan beberapa hal terkait Tes serta criteria kebaikan tes tersebut.Yang
menjadi stressing atau titik tekan adalah bagaimana kita bisa membuat formulasi baru untuk
membentuk bahan-bahan dan komponen-evaluasi untuk pendidikan kita.Maka dari itu
seyogyanya kita harus tahu bagaimana memilah dan memilih tes yang berkriteria
baik,sehingga kita akan bisa memberikan sebuah hal baru di bidang
pendidikan,terkhusus dalam evaluasi.Sebagai mahasiswa yang baik kita harus
memperbaiki kondisi sekitar kita dengan penuh kesungguhan,karena hanya itu yang
harus di lakukan.Tri Darma Perguruan Tinggi:pendidikan dan pengajaran, penelitian,
dan pengabdian masyarakat.Kesemuanya harus ada pada masinsg-masing individu
mahasiswa.
Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariq.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 1989. Teknik Pengukuran dan
Evaluasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Mandar Maju
Indrakusuma,
Amir Daien. 1993. Evaluasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Slameto.
1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Suwarno,
Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Stamboel, Conny Semiawan.
1979. Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian di Dalam Dunia Pendidikan.
Jakarta: Mutiara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar