Menulislah sesuai kemampuanmu

Senin, 23 Maret 2015

GENERATIF TRANSFORMASI

                                         

                                                 GENERATIF TRANSFORMASI

                                                    By: Evi Muzaiyidah Bukhori
                                   (Mahasiswi Pascasarjana UIN Maliki Malang)
BAB 1
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
            Bismillahirrahmanirrahim segala puji milik Allah SWT Tuhan semesta alam yang menciptakan makhluk hidup (manusia) dari berbagai etnis dan suku, dengan aneka ragam bahasa dan dialek. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pimpinan kita nabi Muhammad SAW. Amin...
 Di dunia pendidikan lebih-lebih dalam  pembelajaran bahasa asing sekurang-kurangnya pasti kita sebagai pendidik melibatkan tiga hal disiplin ilmu yang tidak lepas satu sama lain, yaitu:
1.      Linguistik
2.      Psikologi
3.      Ilmu Pendidikan
            Linguistik memberikan informasi kepada kita mengenai bahasa secara umum dan mengenai corak serta model bahasa-bahasa tertentu. Psikologi menguraikan bagaimana orang belajar sesuatu, sedangkan ilmu pendidikan atau pedagogi memungkinkan kita untuk mengolah dan meramu semua keterangan dari Linguistik dan Psikologi menjadi sebuah pendekatan, metode, cara, dan teknik yang sesuai untuk dipakai didalam proses belajar mengajar terutama dalam pembelajaran bahasa asing.
            Selanjutnya sebagaimana pertemuan diskusi yang sebelumnya, Dr. Langgeng (Singosari-Malang) telah memberikan sketsa kepada kita bahwa dalam psikologi pembelajaran bahasa ada empat pelopor pakar psikologi dalam pembelajaran bahasa diantaranya Teori Behaviorisme dengan tokohnya Skinner dan Kognitivisme dengan tokohnya dan Teori Mentalis dengan tokohnya Noam Chomsky.
            Selanjutnya kajian pembahasan kali ini adalah mengenai aliran transformatif generatif. Aliran ini merupakan aliran yang dipelopori oleh Noam Chomsky yaitu tokoh dari teori mentalis. Mungkin dari sini pembaca sudah memulai respon alias connect dengan dua istilah (mentalis dan transformatif generatif). Di makalah ini, penulis mencoba mendeskripsikan dan mencoba untuk mengulas aliran transformatif generatif pengertian dan munculnya hingga bagaimana aplikasinya dalam pembelajaran bahasa asing (Arab).
  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah dari aliran generatif transformasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan teori generatif transformasi?
3.      Bagaimana struktur dalam dan struktur luar dalam teori generatif transformasi?
4.      Bagaimana aplikasi teori generatif transformasi dalam pembelajaran bahasa arab?
  1. Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui dan memahami sejarah aliran  generatif transformasi
2.      Mengetahui dan memahami teori generatif transformasi
3.      Mengetahui dan memahami struktur dalam dan struktur luar dalam teori generatif transformasi
4.      Mengetahui dan memahami aplikasi teori generatif transformasi dalam pembelajaran bahasa arab




BAB II
PEMBAHASAN
  1. Sejarah Aliran Transformasi Generatif
            Sebelum kita melangkah lebih dalam mengenai pengertian “Transformasi Generatif” dan apa saja aspek-aspek yang ditawarkan oleh aliran ini. Maka penulis disini mencoba untuk memberikan paparan dan sekelumit sejarah munculnya aliran ini dalam perkembangan pembelajaran bahasa.
            Teori transformasi tentang bahasa bersumber ajaran tokohnya yaitu Avram Noam Chomsky yang lahir tahun 1928 di pennsylvania, Amerika Serikat. Ada banyak sebutan untuk transformasi. Sebutan itu adalah tata bahasa transformasi (transformational grammar) atau linguistik transformasi (transformational linguistics), tata bahasa generatif transformasi (transformational generative grammar) atau linguistik generatif transformasi (generative transformational linguistics), dan tata bahasa generatif (generative grammar) atau linguistik generatif (generative linguistics).[1]
            Asal muasal munculnya aliran ini karena pada tahun 1959 Noam Chomsky dengan teori mentalisnya, menyerang dengan sangat tajam setajam silet terhadap teori yang dimotori oleh Skinner yaitu Behaviorisme. Chomsky sangat tidak setuju apabila manusia disamakan dengan binatang. Menurut dia, tingkah laku manusia jauh lebih rumit dari pada tingkah laku binatang seperti tikus, anjing, kelinci dan hewan-hewan percobaan yang lain.
            Menurut Chomsky kerumitan itu adalah stimulus eksternal dan respon yang mampu menentukan tingkah laku bahasa manusia. Yang mampu memikul tanggung jawab tingkah laku bahasa hanyalah kemampuan bawaan. Sedangkan  spekulasi Skinner menurut Chomsky masih bersifat prematur yaitu tahap paling awal sebelum seseorang atau anak memperoleh pengertian yang lebih baik dari tata bahasa yang dipelajari pada fase selanjutnya.
            Sebelum Chomsky muncul ke permukaan pada tahun 1960-an terjadi kejutan besar yaitu lahirnya pendekatan yang mencurahkan perhatiannya pada faktor linguistik eksternal. Setelah tahun 1960-an perhatian beralih pada kejutan baru yang dipelopori oleh Chomsky dengan topik baru “Tatabahasa Tranformasi Generatif”. Di dalam teori ini Chomsky mengunggulkan Language Acquisition Device (LAD) yang berfungsi sangat menentukan.[2]
            Alat pemerolehan bahasa ini menyebabkan anak memiliki kemampuan untuk membuat hipotesis tentang sruktur bahasa umum, dan tentang struktur bahasa yang sedang dipelajari secara khusus. Era baru yang diperkenalkan Noam Chomsky pada tahun 1960-an itu dicatat sebagai masa paradigmatik dalam dunia linguistik.[3]
  1.  Asumsi  Teori Kebahasaan Transformasi Generatif
            Sebuah teori merupakan hasil pengujian hipotesis yang telah diuji kebenarannya secara empiris. Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya tentu bersumber pada beberapa asumsi tertentu. Untuk memahami teori-teori kebahasaan transformasi generatif tentu mula pertama kita harus mengetahui apa asumsi dan hipotesis pelopor teori-teori kebahasaan transformasi.[4]
            Noam Chomsky disebut sebagai tokoh utama pelopor teori-teori kebahasaan transformasi generatif. Dengan bukunya Syntactic Stucture (1957), dan Aspect of The Teory of Syntax (1965) telah memperkenalkan gagasan ke arah teori-teori kebahasaan transformasi. Tentu saja teori dan gagasan ini berdasarkan pada asumsi dan hipotesanya tentang bahasa sebagai satu gejala alamiah dan manusiawi. Beberapa asumsi Noam Chomsky yang mendasari pendekatan bahasa secara transformasional adalah sebagai berikut[5];
1.      Bahasa merupakan produk kebudayaan yang kreatif dan manusiawi.
2.      Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat didengar seperti yang dikemukakan oleh Skinner (Behaviorisme).
3.       Bahasa merupakan satu proses produktif.
4.      Formulasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem produktif bahasa.
5.      Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan makna.
            Dengan asumsi dan hipotesis tersebut diatas lahirlah teori-teori kebahasaan transformasi, metode, teknik dan operasionalisasi dari teori kebahasaan transformasi generatif.
            Teori ini oleh Chomsky sesungguhnya diformulasikan dari pemikiran para filosof dalam hal metode penelitian dan teori bahasa. Teori ini juga berusaha menjelaskan bagaimana anak kecil dapat menguasai bahasa dalam waktu yang relatif singkat, meskipun belum menguasai kaidah bahasa secara mendalam.[6]
            Noam Chomsky menyatakan bahwa setiap manusia memiliki kesiapan fitrah (alamiah) untuk belajar bahasa. Manusia lahir dibekali oleh sang pencipta dengan piranti pemerolehan bahasa (Language Acquisition Device/ جهاز اكتساب اللغة ). Piranti ini menyerupai layar radar yang hanya menangkap gelombang-gelombang yang ketika kemudian ditata dan dihubung-hubungkan satu sama lainnya maka akan menjadi sebuah sistem kemudian dikirimkan ke pusat pengolahan kemampuan berbahasa (language competence/ الكفاءة اللغوية  ).[7]
            Lebih lanjut chomsky berpendapat, dalam proses pemerolehan bahasa terdapat konsep universal sehimgga anak secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal tersebut. Chomsky telah mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol dan kabel listrik: tombol manapun yang dipencet maka itulah yang menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi menurut chomsky belajar bahasa asing itu seperti belajar bahasa ibu.[8]
            Noam Chomsky dalam bukunya “Language Structures” mngemukakan bahwa Tata bahasa generatif-transformasi membedakan dua struktur bahasa, yaitu struktur luar (surface structure/ البناء الظاهري ) dan sruktur dalam (deep structure/ البناء الأساسي ).[9] Dalam linguistik generatif transformasi, “struktur” itu sama dengan “tata bahasa”. Sedangkan “tata bahasa” itu merupakan “pengetahuan” penutur suatu bahasa mengenai bahasanya yang dikenal dengan istilah kompetensi. Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi) yaitu bertutur atau pemahaman akan tuturan.




  1. Struktur Dalam dan Struktur Luar
Teori transformasional telah memisahkan sebuah bahasa menjadi dua bagian yaitu struktur dalam dan struktur luar. Struktur dalam adalah tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik sedangkan struktur luar adalah wujud lahiriah yang ditranformasikan dari struktur dalam.[10] Jadi seperti kalimat “Aku rindu kamu, I miss you, Engko’ kerrong be’na, Wo xiang ni” merupakan struktur luar yang ditransformasikan dari satu struktur dalam yang sama.
Hubungan antara struktur dalam dan struktur luar menentukan makna suatu kalimat. Hubungan yang teratur dengan perantaraan kaidah-kaidah transformasi itu, baik sengaja atau tidak sengaja akan berpengaruh hingga ke struktur luar bahasa. Hubungan kedua struktur ini dinamakan transformasi.[11]
Agar lebih dipahami perhatikanlah bagan dibawah ini:[12]
Struktur Luar
Representasi fonetik kalimat
M
                        U
                        L
                        U
                        T
                                                            Rumus- Rumus Transformasi
O
T
A
K



STRUKTUR DALAM
(Representasi dalam : Abstrak)

Menurut Chomsky, masalah yang sangat penting dikritisi dari metode kaum struktural ketika mereka menganalisis bahasa adalah perhatiannya terhadap struktur luar bahasa, tanpa memperhatikan struktur dalamnya. Menurut pandangannya, hal seperti itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa karena langkah yang paling penting adalah sampainya seseorang pada struktur dalam. Dengan memperhatikan struktur dalam bahasa itu, kita sebagai pengkaji bahasa akan sampai pada sistem  karakteristik manusia.

D.    Kompetensi (competence) dan Performansi  (performance)
Menurut Chomsky, setiap orang di dunia ini mempunyai satu sistem terwaris yang sesuai untuk bahasa dan untuk semua bahasa yang mungkin ditangkap olehnya. Kemungkinan yang terwaris dan tersimpan didalam otak manusia itu memberikan kemungkinan untuk melaksanakan proses berbahasa. Chomsky menyebutnya competent dan lebih singkatnya dia mengatakan “the speaker hearer’s knowledge of his language ”. Selain itu, ada yang dinamakan performance ialah the actual use of language in concrete situation.[13] Performance merupakan pencerminan competent, yang juga dipengaruhi oleh pelbagai situasi mental dan lingkungan real.
 Sebagaimana yang telah kita sebutkan diatas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur kompetensi (competence) dan performansi (performance). Kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya sedangkan performansi yaitu keterampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.[14]
Chomsky menjelaskan bahwa kajian bahasa seharusnya dijadikan untuk meenyingkap sebuah kompetensi dan tidak hanya melihat perbuatan bahasa, seperti yang dilakukan oleh kaum behavioris.[15] Kemampuan berbahasa merupakan esensi akal yang tersembunyi dibalik perbuatan bahasa, sedangkan perbuatan bahasa itu hakekatnya cerminan dari kemampuan berbahasa. Tetapi adakalanya perbuatan bahasa itu kurang atau tidak sesuai dengan kemampuan berbahasa karena faktor-faktor yang muncul, seperti sakit, kelelahan, salah berucap atau salah tulis.
E.     Transformasi Generatif Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
            Teori gramatika transformasi generatif (النحو التحويلي التوليدي) pada tahap pertama mempunyai tiga sendi utama yaitu:[16]
Pertama, kaidah struktur ungkapan, yaitu kaidah yang menjelaskan bahwa kalimat ungkapan itu terstruktur dari ungkapan-ungkapan, sedangkan ungkapan-ungkapan itu terbentuk dari kata-kata.
            Kedua, kaidah transformasi, yaitu sejumlah aturan yang harus diterapkan secara ketat. Sebagian kaidah itu bersifat keharusan (اجباري/obligatori) dan sebagian lagi bersifat pemilihan (اختياري/optional).
            Ketiga, kaidah-kaidah morfologi bunyi, yaitu kaidah yang menetapkan bentuk akhir suatu kata yang diucapkan atau ditulis.
            Pada tahap berikutnya, menurut Chomsky gramatika itu mempunyai tiga komponen utama yaitu: sintaksis, semantik dan fonologi, dengan tetap mengacu pada dua kaidah transformasi kalimat itu dapat dikembangkan melalui:[17]
1.      Penghilangan/ pembuangan (Idelation/ الحذف)  seperti:
كتب أحمد درسا
Menjadi 
كتب أحمد درسا جديدا
2.      Penempatan (الإحلال)  penggantian predikat dengan kata lain dan  subjek yang sama seperti:
الله غفور رحيم
Menjadi 
الله سميع عليم
3.      Perluasan (الاتساع)  seperti perluasan dengan صفة atau إضافة:
الجامعة الكبيرة مشهورة
Menjadi 
الجامعة مشهورة
باب الفصل مفتوح
Menjadi 
الباب مفتوح
4.      Penyingkatan (reduction/ الاختصار) seperti:
رئس جديد
Menjadi 
رئس القرية جديد
5.      Penambahan (additional/الزيادة) yakni penambahan unsur baru dalam kalimat dengan struktur عطف seperti:
الطالب والمدرس نشيطان
Menjadi 
الطالب نشيط
6.      Pengulangan urutan (permutation/ إعادة الترتيب) misalnya dengan merubah jumlah ismiyyah menjadi jumlah fi’liyyah atau sebaliknya, seperti:
يحضر الطلاب
Menjadi 
الطلاب يحضرون






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Noam Chomsky disebut sebagai tokoh utama pelopor teori-teori kebahasaan (mentalisme) dengan alirannya transformasi generatif. Dengan bukunya Syntactic Stucture (1957), dan Aspect of The Teory of Syntax (1965) telah memperkenalkan gagasan ke arah teori-teori kebahasaan transformasi.
Dalam linguistik generatif transformasi, “struktur” itu sama dengan “tata bahasa”. Sedangkan “tata bahasa” itu merupakan “pengetahuan” penutur suatu bahasa mengenai bahasanya yang dikenal dengan istilah kompetensi. Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi) yaitu bertutur atau pemahaman akan tuturan. Kemudian, didalam pelaksanaan bahasa itu, linguistik generative transformasi menyodorkan adanya konsep struktur dalam (deep structure) dan struktur luar (surface structure).
Teori gramatika transformasi generatif (النحو التحويلي التوليدي) pada tahap pertama mempunyai tiga sendi utama yaitu:
1.      kaidah struktur ungkapan, yaitu kaidah yang menjelaskan bahwa kalimat ungkapan itu terstruktur dari ungkapan-ungkapan, sedangkan ungkapan-ungkapan itu terbentuk dari kata-kata.
2.      kaidah transformasi, yaitu sejumlah aturan yang harus diterapkan secara ketat. Sebagian kaidah itu bersifat keharusan (اجباري/obligatori) dan sebagian lagi bersifat pemilihan (اختياري/optional).
3.      kaidah-kaidah morfologi bunyi, yaitu kaidah yang menetapkan bentuk akhir suatu kata yang diucapkan atau ditulis.
Dan pada tahap berikutnya, menurut Chomsky gramatika itu mempunyai tiga komponen utama yaitu: sintaksis, semantik dan fonologi.


B.     Saran
Sangat diakui masih banyak kekurangan dalam penulisan ini kami mengharap saran dan masukan untuk memperbaiki makalah ini menuju kesempurnaan.



DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (Rineka Cipta:Jakarta, 2009).
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Rosdakarya: Bandung, 2011)
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Misykat:Malang, 2009)
Aziz Fachrurrozi, Pembelajaran Bahasa Asing; Metode Tradisional dan Kontemporer, (Bania Publishing: Jakarta, 2011)
Jailani Musni, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:Humanoira, 2009)
Jos Daniel Parena, Kajian Linguistik Umum, (Erlangga: Jakarta, 1991)
Praptomo Baryadi, Teori Ikon Bahasa, (Universitas Sanata Darma:Yogyakarta, 2007)
Soeparno, Dasar-Dasar Linguistik Umum, (PT. Tiara Wacana Yogya:Yogyakarta, 2002)





[1]  Praptomo Baryadi, Teori Ikon Bahasa, (Universitas Sanata Darma:Yogyakarta, 2007), hlm. 65
[2]  Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Rosdakarya: Bandung, 2011), hlm.52
[3]  Ibid, hlm.52
[4]  Jos Daniel Parena, Kajian Linguistik Umum, (Erlangga: Jakarta, 1991)hlm. 13
[5]  Ibid, hlm.13-14
[6] Aziz Fachrurrozi, Pembelajaran Bahasa Asing; Metode Tradisional dan Kontemporer, (Bania Publishing: Jakarta, 2011), hlm. 24
[7] Ibid, hlm.24
[8] Ibid, hlm.25
[9] Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Misykat:Malang, 2009), hlm.19
[10] Soeparno, Dasar-Dasar Linguistik Umum, (PT. Tiara Wacana Yogya:Yogyakarta, 2002), hlm. 54.
[11] Jailani Musni, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:Humanoira, 2009), hlm. 76.
[12] Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (Rineka Cipta:Jakarta, 2009), hlm. 35.
[13] Op. Cit. Kajian Linguistik Umum, hlm. 83.
[14] Op.Cit, Dasar-Dasar Linguistik Umum, hlm. 54-55.
[15] Op.Cit, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 79.
[16] Op.Cit, Pembelajaran Bahasa Asing; Metode Tradisional dan Kontemporer,hlm.26-27
[17] Ibid, hlm. 27

2 komentar: