CARA DAN INSTRUMENT EVALUASI
(Observasi, wawancara, dan angket)
By : Evi Muzaiyidah
Bukhori
(Mahasiswi PBA UIN
Maliki Malang)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Evaluasi
pendidikan merupakan tahap sesudah suatu proses pembelajaran dilaksanakan,
tentu dalam proses tersebut terdapat gejala-gejala yang timbul baik itu
bersifat positif maupun negative.
Ketentuan
penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang
dievaluasi. Mengevaluasi dapat diumpamakan sebagai pekerjaan memotret. Gambar
potret/ foto dikatakan baik apabila sesuai dengan hasilnya (bukan lebih baik
dari aslinya). Sedangkan gambar pemotretan hasil evaluasi tersebut dalam
kegiatan evaluasi dikenal dengan data evaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai
dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data yang valid,maka
alat dan instrumennya juga harus valid. Dan jika pernyataan tersebut dibalik, instrument
evaluasi dituntut untuk valid karna diinginkan dapat diperoleh data yang valid,
dengan kata lain instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi valid.
Untuk
itu, dalam makalah ini kami menjelaskan tentang cara dan instrument evaluasi
dintaranya observasi, wawancara, angket dan lain-lain.
1.2
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian observasi, wawancara, dan angket sebagai instrument evaluasi?
2.
Apa kelemahan dan kelabihan instrument evaluasi tersebut?
1.3
Tujuan pembahasan
1.
Mengetahuai pengertian instrument evaluasi dalam pendidikan.
2.
mengetahui kelemahan dan kelebihan instrument evaluasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Observasi
Observasi adalah tehnik evaluasi program pendidikan luar sekolah yang di gunakan
dengan mengkaji suatu gejala atau peristiwa melalui upaya mengamati, mencatat
data secara sistematik yang pengumpulanya tidak menggunakan perkataan (lisan).
Dilihat
dari jenisnya observasi terdiri :
1.
Observasi partisipatif (Participant
observation)
yang melibatkan dirinya dalam kegiatan yang sedang dilakukan.
2.
Observasi non partisipatif (participant
non observation)
Evaluator tidak melibatkan dirinya dalam kegiatan yang tengah
dilakukan.
Terdapat
beberapa kelebihan Observasi dibandingkan dengan tehnik-tehnik lainnya.
1.
Tehnik observasi dilakukan tanpa
harus berbicara.
2.
Objek yang di observasi berada dalam
lingkungan alamiah.
3.
Analisis data dapat dilakukan secara
berkelanjutan dalam rentang waktu tertentu (longitudinal analysis).
Adapun
kelemahannya Observasi
1.
Kelemahan dalam pengontrolan
terhadap variabel luar (extraneous variable) yang mungkin mempengaruhi
data yang terhimpun melalui observasi.
2.
Kesulitan membuat kuantifikasi data
karena pengukuran dalam observasi pada umumnya terjadi melalui persepsi evaluator
terhadap data yang bukan kuantitatif.
3.
Tidak mudah untuk memperoleh izin
mengobservasi.
4.
Kesulitan dalam mengobservasi
peristiwa yang mengandung isu yang sensitif dan dalam menjaga kerahasiaan nama
orang-orang yang diobservasi.
Langkah-langkah
dalam menggunakan tehnik observasi
1.
Menetapkan tujuan observasi.
2.
Menentukan subjek atau kelompok
subjek yang akan di observasi.
3.
Mendapat izin atau persetujuan dalam
untuk melakukan observasi.
4.
Memperoleh penerimaan baik dari
subjek.
5.
Melakukan observasi terhadap subjek
dan merekam catatan-catatan lapangan dalam kurun waktu tertentu.
6.
Menyelasaikan peristiwa kritis
seperti meluruskan kekeliruan subjek yang memandang evaluator sebagai
mata-mata.
7.
Mengakhiri kegiatan observasi.
8.
Menganalisis data.
9.
Melakukan pelaporan yang mencakup
penyusunan laporan dan penyerahannya kepada pihak-pihak terkait.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam observasi
1.
Mengadakan pencatatan dengan check
list.
2.
Menggunakan alat perekam (kamera
foto, tape recorder, videotape).
3.
Menggunakan lebih banyak observer.
4.
Memusatkan perhatian pada data-data
yang relevan.
5.
Mengklarifikasi gejala dalam
golongan-golongan yang tepat.
2.2 Wawancara
Wawancara adalah tekhnik
pengumpulan data melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak penanya
dengan pihak yang ditanya, baik secara langsung atau tidak langsung. Yang
dimaksud secara langsung disini adalah wawancara yang dilakukan langsung dengan
sumbernya. Sedang yang tidak langsung adalah pewawancara menanyakan sesuatu
melalui perantara orang lain tidak langsung kepada sumbernya.
Secara umum kunci keberhasilan wawancara
terletak pada suasana yang netral, rileks, akrab, dan bersahabat yang ditampilkan
oleh penanya kepada responden. Penanya juga perlu memakai istilah / bahasa yang
mudah dipahami oleh responden.
Penanya perlu juga mengenal pribadi
responden dari biodatanya seperti nama, alamat, dan status social ekonominya.
Singkatnya , penanya perlu memiliki kesiapan mental dan mempersiapkan teknis
administratif yang diperlukan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan wawancara.
Wawancara mempunyai tujuan-tujan yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1.
Untuk memperoleh
informasi guna menjelaskan suatu situasi dan kondisi tertentu.
2.
Untuk melengkapi
suatu penyelidikan ilmiah.
3.
Untuk memperoleh
data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.
Terdapat tujuh macam kelebihan teknik
wawancara bila dibandingkan dengan teknik lainnya, yaitu:
1.
Dapat dilaksanakan
secara langsung kepada orang yang akan diwawancarai sehingga data informasi
yang diperoleh dapat diketahui objektivitasnya.
2.
Dapat
memperbaiki hasil riset yang dilakukan melalui observasi atau angket.
3.
Pelaksanaan
wawancara lebih fleksibel dan dinamis.
4.
Memungkinkan
penanya dapat memperoleh jawaban secara menyeluruh untuk setiap pertanyaan.
5.
Penanya dapat
mengatur waktu yang tepat dan menggunakan tepat yang cocok untuk melakukan
wawancara.
6.
Intensitas
respon terhadap pertanyaan yang diperoleh melalui wawancara lebih tinggi
dibandingkan dengan respon melalui kuesioner.
7.
Penanya dapat
menyusun urutan pertanyaan sesuai dengan arah pembicaraan antara penanya dengan
responden.
Disamping terdapat kelebihan pada teknik
wawancara ini terdapat pula kelemahannya, yaitu:
1.
Jika anggota
sampel cukup besar, maka banyak menggunakan waktu, tenaga, dan biaya.
2.
Adakalanya
terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah sehingga data kurang dapat
memenuhi apa yang diharapkan.
3.
Sering timbul
sikap yang kurang baik dari yang diwawancarai dan sikap overaction dari
pewawancara, karena itu perlu adanya adaptasi diri antara pewawancara dengan
yang diwawancarai.
4.
Responden tidak
memiliki kesempatan untuk mencari informasi dari sumber lain sebelum atau
sewaktu menjawab pertanyaan.
5.
Kalimat dan
istilah yang digunakan penanya kadang-kadang tidak seragam untuk seluru
responden sehingga sering menyulitkan untuk membandingkan kesamaan atau
perbedaan jawaban dari setiap responden.
6.
Wawancara tidak
dapat menjangkau responden dalam jumlah besar dan dalam wilayah yang luas.
7.
Kerahasiaan
responden kurang terjamin.
Dalam teknik wawancara terdapat
prosedur-prosedur agar wawancara dapat berjalan dengan baik, yaitu:
1.
Membuat
kisi-kisi atau layout pedoman wawancara.
2.
Menyusun
pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang
diinginkan.
3.
Melaksanakan uji
coba untuk melihat kelemahan-kelemahan pertanyaan yang disusun sehingga dapat
diperbaiki lagi untuk selanjutnya baru dilaksanakan kembali.
4.
Membuat pedoman
wawancara.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
wawancara, yaitu:
1.
Hubungan baik
antara penanya dan responden perlu dipupuk dan dibina sehingga akan tampak
hubungan yang sehat dan harmonis.
2.
Dalam wawancara
jangan terlalu kaku, tunjukkan sikap yang bebas, ramah, terbuka, dan
adaptasikan diri dengannya.
3.
Perlakukan
responden itu sebagai sesame manusia secara jujur.
4.
Hilangkan
prasangka-prasangka yang kurang baik sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan bersifat netral.
5.
Pertanyaan
hendaknya jelas, tepat, dan sederhana.
2.3 Angket
Angket
termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan
paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai
kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam inplementasinya. Angket dilaksanakan
secara tertulis, sedang wawancara dilaksanakan secara lisan.
Terdapat beberapa macam kelebihan angket
bila dibandingkan dengan teknik lainnya, yaitu:
1.
Responden dapat
menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan antara peneliti atau
penilai, dan waktu relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin.
2.
Informasi atau
data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogeny.
3.
Dapat digunakan
untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan sampel.
4.
Menghemat waktu
karena kuesioner dapat disebarkan kepada orang banyak secara serempak.
5.
Kata dan istilah
yang digunakan adalah seragam untuk semua responden.
6.
Kerahasiaan
jawaban responden dapat terjaga dengan baik.
Adapun kelemahan dari angket, yaitu:
1.
Cara
mengumpulkan data tidak fleksibel.
2.
Respon terhadap
kuesioner rata-rata rendah.
3.
Ada kemungkinan
angket diisi oleh orang lain.
4.
Responden hanya
menjawab berdasarkan jawaban yang ada.
5.
Banyak
pertanyaan yang mungkin tidak dijawab.
6.
Tidak dapat
menghimpun jawaban spontan dari responden
7.
Tidak dapat
mengontrol ketepatan waktu pengembalian kuesioner dari responden.
Beberapa bentuk angket:
1.
Bentuk angket
berstruktur, yaitu angket yang menyediakan kemunkinan jawaban. Bentuk angket
berstruktur dibagi lagi sebagai berikut:
a.
Bentuk jawaban
tertutup, yaitu angket pada setiap pertanyaannya sudah tersedia sebagai alternatif
jawaban.
b.
Bentuk jawaban
tertutup, tetapi pada alternatif jawaban terakhir diberikan secara terbuka. Hal
ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab
secara bebas.
c.
Bentuk jawaban
bergambar, yaitu angket yang memberikan jawaban dalam bentuk gambar.
2.
Bentuk angket
tak berstruktur ialah bentuk angket yang memberikan jawaban secara terbuka yang
respondennya secara bebas menjawab oertanyaan tersebut. Hal ini memang
memberikan paham yang lebih mendalam tentang situasi, tetapi kurang dapat
dinilai secara objektif. Jawabannya tidak dapat dianalisis secara statistik
sehingga kesimpulannya pun hanya merupakan pandangan yang bersifat umum.
Langkah-langkah penyusunan angket:
1.
Menyusun
kisi-kisi atau layout angket.
2.
Menyusun
pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan, berstruktur atau
tidak berstruktur. Setiap pertanyaan dan jawaban harus menggambarkan atau
mencerminkan data yang diperlukan. Pertanyaan harus diurutkan, sehingga antara
pertanyaan yang satu dengan yang lainnya ada kesinambungan.
3.
Membuat pedoman
atau petunjuk cara menjawab pertanyaan sehingga memudahkan responden untuk
menjawabnya.
4.
Jika angket
sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji coba dilapangan sehingga
dapat diketahui kelemahan-kelemahannya.
5.
Revisi. Angket
yang sudah diujicobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi, baik dilihat
dari pertanyaannya maupun dari jawabannya.
6.
Menggandakan
angket sesuai dengan banyaknya anggota sampel.
Hal-hal yang harus diperhatikan dal
membuat dan penyebaran angket:
1.
Setiap
pertanyaan harus jelas, singkat, dan mudah dimengerti oleh responden.
2.
Jika terdapat
angket yang tidak diisi, kita harus membagikan lagi angket itu kepada anggota
sampel yang lain sebanyak responden yang tidak menjawab (tidak mengembalikan).
3.
Dalam
menyebarkan angket, hendaknya dilampirkan surat-surat penelitian dan pengantar
angket.
4.
Hendaknya
jawaban tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu sedikit.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ø
Observasi adalah tehnik evaluasi program pendidikan luar sekolah yang di gunakan
dengan mengkaji suatu gejala atau peristiwa melalui upaya mengamati, mencatat
data secara sistematik yang pengumpulanya tidak menggunakan perkataan (lisan).
Ø Wawancara
adalah tekhnik pengumpulan data melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara
pihak penanya dengan pihak yang ditanya, baik secara langsung atau tidak
langsung. Yang dimaksud secara langsung disini adalah wawancara yang dilakukan
langsung dengan sumbernya. Sedang yang tidak langsung adalah pewawancara
menanyakan sesuatu melalui perantara orang lain tidak langsung kepada
sumbernya.
Ø Angket
adalah termasuk alat
untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan paham dalam
hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara,
kecuali dalam inplementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedang
wawancara dilaksanakan secara lisan.
Ø Kelebihan
dan kelemahan dari observasi adalah
1.
Tehnik observasi dilakukan tanpa
harus berbicara.
2.
Objek yang di observasi berada dalam
lingkungan alamiah.
3.
Analisis data dapat dilakukan secara
berkelanjutan dalam rentang waktu tertentu (longitudinal analysis).
Ø Kekurangannya
:
1.
Kelemahan dalam pengontrolan
terhadap variabel luar.
2.
Kesulitan membuat kuantifikasi data.
3.
Kesulitan dalam mengobservasi
peristiwa yang mengandung isu yang sensitif
Ø Kelebihan
dan kelemahan wawancara adalah
-
Dapat
dilaksanakan secara langsung kepada orang yang akan diwawancarai sehingga data
informasi yang diperoleh dapat diketahui objektivitasnya.
-
Dapat
memperbaiki hasil riset yang dilakukan melalui observasi atau angket.
-
Pelaksanaan
wawancara lebih fleksibel dan dinamis.
-
Memungkinkan
penanya dapat memperoleh jawaban secara menyeluruh untuk setiap pertanyaan.
-
Penanya dapat
mengatur waktu yang tepat dan menggunakan tepat yang cocok untuk melakukan
wawancara.
-
Intensitas
respon terhadap pertanyaan yang diperoleh melalui wawancara lebih tinggi
dibandingkan dengan respon melalui kuesioner.
-
Penanya dapat
menyusun urutan pertanyaan sesuai dengan arah pembicaraan antara penanya dengan
responden.
Ø Kekurangannya
:
-
Jika anggota
sampel cukup besar, maka banyak menggunakan waktu, tenaga, dan biaya.
-
Adakalanya
terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah sehingga data kurang dapat
memenuhi apa yang diharapkan.
-
Sering timbul
sikap yang kurang baik dari yang diwawancarai dan sikap overaction dari
pewawancara, karena itu perlu adanya adaptasi diri antara pewawancara dengan
yang diwawancarai.
-
Responden tidak
memiliki kesempatan untuk mencari informasi dari sumber lain sebelum atau
sewaktu menjawab pertanyaan.
-
Kalimat dan
istilah yang digunakan penanya kadang-kadang tidak seragam untuk seluru
responden sehingga sering menyulitkan untuk membandingkan kesamaan atau
perbedaan jawaban dari setiap responden.
-
Wawancara tidak
dapat menjangkau responden dalam jumlah besar dan dalam wilayah yang luas.
-
Kerahasiaan
responden kurang terjamin.
Ø Kelebihan
dan kelemahan angket adalah
1. Responden
dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan antara peneliti
atau penilai, dan waktu relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin.
2. Informasi
atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogeny.
3. Dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang
dijadikan sampel.
4. Menghemat
waktu karena kuesioner dapat disebarkan kepada orang banyak secara
serempak.
5. Kata
dan istilah yang digunakan adalah seragam untuk semua responden.
6. Kerahasiaan
jawaban responden dapat terjaga dengan baik.
Ø Kekurangannya
:
1. Cara
mengumpulkan data tidak fleksibel.
2. Respon
terhadap kuesioner rata-rata rendah.
3. Ada
kemungkinan angket diisi oleh orang lain.
4. Responden
hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.
5. Banyak
pertanyaan yang mungkin tidak dijawab.
6. Tidak
dapat menghimpun jawaban spontan dari responden
7.
Tidak dapat
mengontrol ketepatan waktu pengembalian kuesioner dari responden.
DAFTAR PUSTAKA
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi
Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2004. Evalusi
Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Margono, S. 1997. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi
Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar